JETIS,REDAKSI17.COM — Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Kolaborasi Riset Pemerintah Kota Yogyakarta dengan Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran dan kemahasiswaan.

Acara tersebut diikuti puluhan perguruan tinggi dan lembaga penelitian untuk memperkuat kerja sama riset dan inovasi di Kota Yogyakarta yang berlangsung pada hari, Senin (17/11) di Aula Universitas Janabadra Yogyakarta.

Dalam paparannya, Hasto menjelaskan Pemerintah Kota Yogyakarta sejauh ini telah menjalin kerja sama dengan 48 perguruan tinggi se-DIY dalam mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi, pengembangan Kampung Tematik, dan penyusunan Racana Tepat Jogja sebagai acuan pembangunan inklusif dan berkelanjutan. Kolaborasi ini diyakini mampu menghasilkan ratusan riset yang relevan bagi kemajuan kota.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo didampingi Kepala Bappeda Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono, dan Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof. Dr. Setyabudi Indartono.

“Dengan membangun SDM yang berdaya, sejahtera, dan berbasis potensi lokal kampung, Jogja bisa menjadi Center of Excellence and Center of Referral di Indonesia,” ujarnya.

Ia menambahkan, posisi Yogyakarta sebagai kota pendidikan menjadikan kolaborasi akademik semakin strategis untuk menjawab tantangan pembangunan.
“Pemkot telah menganggarkan beasiswa bagi 250 mahasiswa tidak mampu, dan jumlah tersebut dapat ditingkatkan menjadi 500 apabila penyalurannya berjalan optimal. Kami mohon kampus membantu mencarikan mahasiswanya. Uangnya sudah tersedia, tapi penerimanya belum terpenuhi,” tegasnya.

Tambahnya, dengan Program One Village, One Sister University, One Sister Corporate diharapkan memperkokoh integrasi antara riset akademik dan pembangunan kampung tematik di 45 kelurahan di Kota Yogyakarta.

“Jogja punya modal SDM yang luar biasa. Jika kita kelola dengan serius melalui riset dan inovasi, kota ini akan menjadi benchmark bagi daerah lain dalam pembangunan, pelayanan publik, teknologi, ekonomi, sosial, dan budaya,” jelasnya.

 

Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono, mengungkapkan, dengan memiliki SDM yang berkualitas, Yogyakarta dapat menjadi rujukan pembangunan bagi kota-kota lain melalui kerja sama akademik yang kredibel.

 

Suasana FGD Kolaborasi Riset Pemkot Yogyakarta dengan Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V LLDIKTI dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran dan kemahasiswaan. 

Agus mengingatkan bahwa arah pembangunan kota telah memiliki pedoman kuat melalui RPJMD 2025–2029 yang berfokus pada pembangunan manusia, penguatan infrastruktur, kemandirian ekonomi, tata pemerintahan, hingga pemajuan nilai keistimewaan.

Ia turut memaparkan capaian pembangunan Kota Yogyakarta tahun 2024, antara lain IPM 89,1, tertinggi secara nasional, Pertumbuhan ekonomi 5,05%, Kemiskinan 6,26%, di bawah rata-rata nasional, TPT 5,8%, masih lebih tinggi dibanding angka nasional, Gini Ratio 0,449, menunjukkan ketimpangan yang perlu ditekan. “Data tersebut menjadi dasar penting bagi kampus untuk menentukan fokus riset agar sejalan dengan kebutuhan kota,” ungkapnya.

 

Selanjutnya, Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof. Dr. Setyabudi Indartono mengatakan, riset dan publikasi merupakan bagian penting dari kontribusi kampus kepada masyarakat.

Ia menyoroti tantangan dosen dalam pemenuhan Tri Dharma secara utuh, termasuk peningkatan jabatan fungsional.
Menurutnya, dari 3.200 dosen tenaga pengajar dan asisten ahli di wilayah LLDIKTI V, baru sepertiga yang memenuhi proses peningkatan jabatan.

LLDIKTI juga membuka peluang skema pendanaan riset prioritas dan riset strategis yang dapat mencapai hingga Rp 2 miliar per tahun, dengan syarat kolaborasi bersama pemerintah daerah.
“Kami berharap forum ini menjadi titik awal yang berkelanjutan. Dosen dan kampus perlu memahami arah pembangunan jangka menengah daerah agar riset bisa benar-benar down to earth,” ujarnya.