Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta terus mendorong tumbuhnya wirausaha muda melalui kegiatan Sosialisasi Program Wirausaha Muda Kota Yogyakarta 2025. Kegiatan ini iikuti sekitar 300 mahasiswa Fakultas Ekonomi UST dan 33 UMKM Mahasiswa di Auditorium Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), Kamis (20/11). Kegiatan diawali show product yang menghadirkan beragam inovasi mahasiswa mulai dari kuliner, kerajinan, minuman kekinian, hingga fashion ramah lingkungan.
Dalam sesi tersebut, salah satu peserta, Aida Filza, turut memperkenalkan produk fashion rintisannya bernama Zhaafirah.wear, sebuah brand berkonsep berkelanjutan.
“Zhaafirah.wear adalah sustainable brand fashion dengan pewarnaan alami dan pola Zero Waste untuk mengurangi limbah tekstil. Jadi bukan hanya menghasilkan karya, tapi juga peduli lingkungan,” ungkapnya.
Meski baru berdiri sejak Juli 2025, ia berharap dapat berkontribusi lebih besar di Kota Yogyakarta sebagai brand fashion ramah lingkungan.

Zhaafirah.wear brand fashion
Aida mengaku senang dengan kegiatan ini karena dapat menambah pengetahuan dan membuka peluang pembinaan khusus untuk pengembangan usaha. Ia juga mengungkapkan inspirasi kreatifnya.
“Ide Zhaafirah.wear muncul ketika saya melihat tanaman. Saya berpikir, kenapa tidak mengambil motif dari tanaman? Ternyata eco-print bisa menggunakan tanaman merambat. Jadi saya mencoba membuat desain yang trendy namun tetap ramah lingkungan,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, yang hadir sebagai narasumber utama materi kewirausahaan memberikan apresiasi semangat mahasiswa UST yang dinilai memiliki kreativitas tinggi dalam menghasilkan berbagai produk. Ia menilai karya-karya mahasiswa yang ditampilkan dalam sesi show product menunjukkan kualitas dan inovasi yang patut diapresiasi.
“Saya apresiasi UST yang punya program entrepreneur. Semangat dari mahasiswa juga sangat tinggi dan produk-produknya saya pikir sangat bagus-bagus, layak diapresiasi,” ujar Wawan.

Wakil Wali Kota Yogya, Wawan Harmawan berkeliling di umkm milik para mahasiswa
Menurut Wawan, hal paling penting bagi calon wirausaha bukan hanya kemampuan membuat produk, tetapi memahami alasan dan pertimbangan mengapa produk itu dibuat. Ia menilai kreativitas perlu diimbangi dengan pemahaman pasar dan strategi produk yang tepat.
“Pertanyaannya adalah kenapa harus bikin produk itu? Dasarnya apa? Ini harus detail. Ada yang bikin makanan, soft drink, fashion, sampai otomotif semuanya harus punya pertimbangan,” jelasnya.
Wawan menekankan bahwa inkubasi usaha tidak boleh berhenti pada kemampuan membuat produk. Tahap penting berikutnya adalah menciptakan pasar.
“Yang paling penting sekarang adalah bagaimana men-create pasar. Bukan hanya jago bikin produk. Pasar yang paling gampang dimasuki adalah pasar yang lagi tren, tapi kita harus siap bersaing,” ujarnya.
Wawan menyebut Kota Yogya memiliki karakter ekonomi yang khas, yaitu ekonomi keroyokan atau usaha berbasis komunitas. Ia mendorong mahasiswa UST meniru pola ini dengan membangun ekosistem usaha mereka sendiri.
“UST ini sudah lengkap ada yang jadi CEO, ada yang ahli video, ada yang produksi. Tinggal bikin ekosistem baru, bikin komunitas wirausaha muda yang saling isi dan saling kuatkan,” katanya
Wawan membuka kesempatan bagi mahasiswa yang serius mengembangkan usaha untuk mendapatkan pendampingan langsung darinya. Ia menegaskan pendampingan ini bertujuan agar mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi mampu menjalankan usaha yang nyata dan berkelanjutan.
“Nanti boleh bikin kelompok kecil, maksimal tiga atau empat orang. Jangan banyak-banyak, supaya fokus. Saya akan dampingi per produk, setelah jam kerja, sekitar jam empat sampai sebelum Maghrib,” tuturnya.


