Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta terus menunjukkan kepedulian terhadap warga lanjut usia dengan memperkuat program Jogja Sapa Lansia. Program ini hadir sebagai upaya nyata untuk mengurangi kasus keterlantaran, khususnya bagi lansia tirah baring yang membutuhkan pendampingan intensif.

“Adanya kasus lansia terlantar yang akhirnya dirujuk ke panti lansia. Melalui program ini, kami ingin ada sistem pendampingan agar selalu ada pihak yang bertanggung jawab,” ujar Kepala Bidang Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta, Indrawati saat ditemui di Kantornya, Jumat (29/8).

Program Jogja Sapa Lansia awalnya sebatas gerakan untuk menyapa lansia. Namun kini, program tersebut dikembangkan lebih lanjut agar tidak hanya menyasar lansia dengan kondisi berat, tetapi juga mereka yang masih bisa mandiri. Harapannya, kualitas hidup lansia meningkat, anak-anaknya lebih peduli, dan masyarakat bisa belajar bahwa merawat orang tua adalah tanggung jawab bersama pemerintah, keluarga dan masyarakat, khususnya keluarga.

“Yang utama tetaplah keluarga. Harapannya, kualitas hidup lansia meningkat, anak-anak juga ikut peduli begitu juga dengan masyarakat sekitarnya,” katanya.

Pembekalan Tim Visit Lansia pada hari Rabu (16/4)

Pihaknya menyebutkan program tahap 1 ini sudah selesai di enam kelurahan, yakni Baciro, Gedongkiwo, Semaki, Wirogunan, Purbayan, dan Kotabaru sebanyak 64 lansia tirah baring. Proses identifikasi dan pemilihan lansia dilakukan oleh Komisi Lansia sehingga lebih tepat sasaran.

Pemkot Yogya melalui Dinsosnakertrans menggandeng beberapa perguruan tinggi, di antaranya Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Program Studi Psikologi, STIKES Bethesda, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Mahasiswa terlibat dalam pendampingan sesuai kompetensi, mulai dari pemeriksaan psikologis, edukasi perawatan lansia, hingga dukungan bagi caregiver.

“Dari hasil pendampingan, tahap pertama sudah ada perubahan yang cukup signifikan. Misalnya lansia yang sebelumnya tirah baring, setelah ada pendampingan bisa bangun. Ada perkembangannya karena disini mahasiswa memberikan edukasi kepada caregiver pendamping bagaimana cara merawat,” ungkap Indrawati.

Kunjungan oleh mahasiswa dan LLT setempat

Sementara pada tahap kedua nanti, akan bekerja sama dengan organisasi profesi Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), serta LPK Insan Medika Academy. Dengan lokasi sasaran seluruh kelurahan di Kemantren Gondomanan, Rejowinangun dan Ngampilan.

“Melalui program ini, harapan kami akan mengurangi ketelantaran pada  lansia di Kota Yogyakarta, keberlanjutan program ini dilakukan dengan sinergi berbagai pihak  baik perangkat, masyarakat, keluarga, perguruan tinggi, dunia usaha dan organisasi profesi. Minimal ada edukasi kepada masyarakat, jejaring yang saling mendukung dan sistem yang bisa membantu mobilitas maupun akses pelayanan lansia,” tegas Indrawati.