Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta memprediksi lonjakan kunjungan wisatawan ke kawasan Malioboro selama masa libur akhir tahun 2025. Berdasarkan perhitungan sementara, jumlah kunjungan selama periode libur Natal dan Tahun Baru diperkirakan mencapai sekitar 1,4 hingga 1,5 juta orang.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta, Fitria Dyah Anggraeni, menjelaskan bahwa estimasi tersebut dihitung dari berbagai indikator kunjungan, salah satunya data pengunjung Teras Malioboro.
“Pengambilan data dilakukan pada periode 19 hingga 26 Desember. Dari Teras Malioboro tercatat sekitar 110 ribu pengunjung, dengan rata-rata harian sekitar 15 ribu orang. Jika pengunjung Teras Malioboro kita asumsikan sekitar 10–20 persen dari total pengunjung Malioboro, maka secara kasar bisa diperkirakan kunjungan Malioboro mencapai sekitar 80-100 ribu orang per hari,” jelasnya saat dikonfirmasi, Senin (19/12).
Pihaknya menyebutkan bahwa nantinya tidak ada kegiatan berskala besar atau bersifat euforia di kawasan Malioboro pada malam pergantian tahun.
“Tanggal 27 kemarin itu event terakhir yang diajukan ke kami untuk kita rekomendasi penyelenggaraan kegiatan ya. Tapi setelah itu kita memang tidak ada satu pun izin kegiatan yang kita keluarkan, rekomendasi izin kegiatan yang kita keluarkan, karena ya asumsi kita tersesuai dengan anjuran juga tidak ada kegiatan yang sifatnya hura-hura. Malioboro tetap berjalan seperti biasa dalam menyambut wisatawan,” ujarnya.
Pihaknya juga mengungkapkan bahwa kegiatan di Kawasan Malioboro berjalan seperti biasa melalui atraksi seni dari kawasan Mangkubumi hingga Malioboro. Tujuh titik tersebut berada di kawasan Mangkubumi, yakni di Taman Wayang dan selatan Tugu Yogyakarta. Sementara di kawasan Malioboro, atraksi seni tersebar di depan Jogja Library, depan Plaza Malioboro, depan Djoen Coffee, depan Gerai UMKM x Mutiara, serta depan Pasar Beringharjo.
Fitria berharap atraksi tersebut akan tetap menjadi daya tarik dan hiburan bagi wisatawan tanpa menimbulkan kemeriahan berlebihan.
“Tujuh titik atraksi seni tetap berjalan. Musik dan hiburan tetap ada sebagai fasilitas Malioboro, termasuk pada malam tahun baru dalam suasana yang tertib dan nyaman,” tambahnya.

Tangkapan layar kondisi titik nol Malioboro saat malam dipadati wisatawan
Hal tersebut sejalan dengan diterbitkan Surat Edaran Nomor 100.3.4/4325 Tahun 2025 tentang Himbauan Perayaan Natal Tahun 2025 dan Tahun Baru 2026. Surat edaran tersebut menekankan perayaan yang khidmat, sederhana, serta menghindari penggunaan petasan, mercon, kembang api, pawai kendaraan bermotor, dan hiburan musik yang bersifat euforia.
“Himbauan kita ini untuk tidak berpesta pora, tidak banyak menyalakan kembang api maupun mercon. Kalau punya rezeki, saya harap bisa diikhlaskan untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak bencana di Sumatera,” ujar Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo saat dikonfirmasi di kantornya, Senin (29/12).
Ia , menegaskan bahwa imbauan tersebut bertujuan menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamanan masyarakat. Hasto menambahkan untuk kewenangan larangan dan sanksi terkait petasan dan mercon berada di pihak kepolisian, mulai dari Kapolri hingga jajaran di daerah. Pemerintah Kota, lanjutnya, mendukung penuh langkah tersebut.
Terkait pariwisata, Hasto menyatakan optimismenya bahwa Yogyakarta tetap menjadi destinasi wisata utama yang diminati banyak masyarakat. “Saya optimis. Yogya ini kan aman, tentram, dan tidak ada masalah. Isu siaga Merapi itu hanya di radius tertentu dan jauh dari Kota Yogyakarta. Insyaallah Yogya tetap aman dan nyaman untuk dikunjungi,” katanya.
Pihaknya memilih untuk mengawal kegiatan yang tumbuh secara alami di masyarakat dan komunitas.
“Kami tidak membuat agenda acara secara khusus karena acara yang ada di Kota Yogyakarta, komunitas-komunitas sudah cukup banyak. Kami mengawal saja dan puncak kegiatan yang ada di Malioboro sudah menjadi bagian dari acara secara alami ya kalau menurut saya, tinggal kita kawal saja,” pungkas Hasto.


