BANTUL,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata sedang menginisiasi kerjasama dengan maskapai asal Tiongkok, Hainan Airlines dan Long Air, dalam membuka jalur penerbangan langsung (direct flight) dari Kota Yogyakarta.
Program ini mencakup dua program besar, yakni pemberangkatan jemaah umrah langsung dari Yogyakarta menuju Jeddah, serta meningkatkan kedatangan wisatawan mancanegara (inbound tourism).
Selama ini, jemaah umrah dari Kota Yogyakarta dan sekitarnya harus terlebih dahulu transit di Jakarta sebelum berangkat ke Tanah Suci. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan penerbangan bisa dilakukan langsung dari Kota Yogyakarta melalui Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) dengan transit di Tiongkok, sebelum menuju Jeddah.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Hermawan saat memberikan arahan terkait inisiasi direct flight bersama Kepala Dinas Pariwisata Wahyu Hendratmoko.

Skema tersebut diyakini akan mengefisienkan biaya perjalanan, karena jamaah tidak lagi perlu menanggung biaya tambahan untuk menginap di Jakarta.
“Potensi jemaah umrah dari Yogyakarta dan wilayah sekitarnya, termasuk Jawa Tengah bagian selatan sangat besar. Pasarnya bisa mencapai lebih dari 20 juta orang per tahun. Ini yang ingin kita garap melalui kolaborasi inovatif,” jelas Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan saat ditemui usai kegiatan Business Matching Travel, di Mampeer Coffee and Me Jawa, Bantul, Senin (18/8).
Selain membahas mengenai umrah, kerja sama ini juga ditujukan untuk mendukung sektor pariwisata dan ekonomi lokal.
“Selama ini, wisatawan mancanegara yang datang dari luar negeri lebih banyak masuk melalui Bali, baru kemudian melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta. Dengan adanya direct flight dari Tiongkok ke Yogyakarta, Pemkot berharap wisatawan asing dapat langsung menjadikan Yogyakarta sebagai destinasi utama sebelum ke Bali,” ungkapnya.

Kegiatan ini juga diikuti pelaku usaha di Kota Yogya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko mengungkapkan, data menunjukkan bahwa rata-rata lama tinggal dan tingkat pengeluaran wisatawan mancanegara tiga hingga empat kali lebih besar dibandingkan wisatawan domestik.
“Spending wisatawan mancanegara di Kota Yogyakarta tahun 2024 tercatat sekitar Rp11 juta per orang. Sementara wisatawan domestik hanya sekitar Rp2,3 juta. Jika inbound tourism meningkat, potensi perputaran ekonomi bisa mencapai puluhan miliar rupiah,” jelasnya.
Selanjutnya, menanggapi hal tersebut, Director Shintian Jaya Aviasi, Emerson Lo Vun Zet, yang menjadi mitra strategis dalam perencanaan ini, menegaskan pentingnya keberlanjutan penerbangan.

Director Shintian Jaya Aviasi, Emerson Lo Vun Zet mendukung kerjasama tersebut.

“Penerbangan harus dilakukan minimal tiga kali seminggu agar bisa sustain. Dengan kapasitas narrow body sekitar 160 kursi, potensi pergerakan penumpang per minggu bisa mencapai hampir 500 orang. Dalam jangka dua tahun, dampak ekonominya bisa sangat signifikan,” terangnya.
Selanjutnya, salah satu pelaku usaha yang merupakan, Managing Director, Edwin Himna mendukung program tersebut. Ia berharap, kerjasama ini akan dilakukan pembahasan teknis lebih lanjut.
Sehingga, proses perizinan dengan otoritas terkait berjalan lancar. Namun pihaknya, optimistis penerbangan langsung umrah sekaligus ini dapat segera terwujud dalam waktu dekat.

Tambahnya, dengan hadirnya Hainan Airline otomatis harapannya akan semakin banyak wisatawan Cina nantinya juga bisa masuk ke Kota Yogyakarta. “Alhamdulillah sudah ada titik terang. Harapannya, selain melayani jemaah umrah, penerbangan ini juga membuka peluang ekspor produk lokal Yogyakarta serta meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara, khususnya dari Tiongkok,” katanya.