Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta terus memantapkan langkah penguatan kelembagaan dan anggota Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) di seluruh wilayah. Harapannya keberadaan KKMP benar-benar mampu menggali dan mengembangkan potensi ekonomi masyarakat di masing-masing wilayah.

Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, saat Temu Kemitraan Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) di Plaza Balai Kota Yogyakarta, Selasa (7/10).

Menurut Wawan, KKMP tidak hanya berperan sebagai wadah jual beli atau transaksi ekonomi semata, tetapi juga sebagai sarana untuk menggerakkan potensi lokal agar dapat memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi warga di sekitarnya.

“Kita berharap Koperasi Merah Putih bisa mengeksplor potensi masyarakat di tiap kelurahan. Tidak perlu berpikir terlalu jauh, cukup melihat potensi yang ada di sekitar, lalu dikembangkan bersama. Dengan begitu ekonomi bisa berputar di lingkungan masyarakat sendiri,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi lintas bidang, baik antara pelaku usaha, masyarakat, maupun pemerintah, agar Koperasi Merah Putih menjadi motor penggerak ekonomi yang kuat.

Wakil Wali Kota Yogya, berkeliling di stand KKMP

Hingga saat ini, progres pembentukan KKMP dinilai cukup baik. Masing-masing kelompok sudah mulai mengembangkan bidang sesuai potensi lokal, seperti pengolahan limbah industri, penyediaan bahan pangan, hingga layanan berbasis komunitas.

Namun demikian, Wawan mengakui masih ada sejumlah kendala yang perlu diperkuat, terutama dalam aspek kelembagaan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).

“Tantangan utamanya bukan pada teknis, tetapi bagaimana meningkatkan SDM pengurus dan anggota agar memahami potensi dan bisa menjalankan tugasnya secara profesional. Karena itu, pendampingan dari dinas akan terus dilakukan secara intensif,” tegasnya.

Ia menambahkan, sebelum operasional berjalan penuh, Pemkot tidak ingin terburu-buru dalam memperluas keanggotaan koperasi. Fokus utama saat ini adalah memastikan kelembagaan koperasi sudah matang, tugas dan fungsi pengurus jelas, serta rencana bisnis tersusun dengan baik.

“Anggota juga harus paham arah dan tujuan koperasi ini akan dibawa ke mana. Jadi fokus kita sekarang adalah pemantapan kelembagaan dan peningkatan SDM agar saat operasional dimulai, semuanya sudah siap dan berjalan baik,” pungkas Wawan.

Narasumber podcast

Kepala Dinas Perindustrian Koperasi UKM Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto Raharjo, menyampaikan bahwa saat ini sudah terbentuk 45 KKMP dan seluruhnya akan mulai beroperasi secara resmi pada 28 Oktober mendatang. Launching tersebut akan menjadi momentum awal pengoperasian penuh koperasi di tiap kelurahan.

“Rencananya, tanggal 28 Oktober nanti akan dilakukan launching operasionalisasi Koperasi Merah Putih. Karena itu, kami benar-benar mempersiapkan diri, baik dari sisi SDM, visi, maupun rencana bisnis yang akan dijalankan,” ungkapnya.

Tri Karyadi menegaskan, pihaknya tidak ingin tergesa-gesa hanya karena dorongan anggaran.

“Kalau belum siap, ya disiapkan dulu dengan matang. Harus ada mitigasi, harus siap visi dan arah bisnisnya. Kemudian target berikutnya adalah mendorong masyarakat di seluruh wilayah untuk menjadi anggota koperasi, agar gerakan ekonomi kerakyatan ini benar-benar tumbuh dari bawah,” terangnya.

Ia menjelaskan bahwa setiap koperasi harus memiliki pemahaman yang kuat tentang regulasi dan rencana bisnis yang akan dijalankan. Oleh karena itu, setelah pendampingan diharapkan koperasi bisa beroperasi sesuai potensi lokal masing-masing, menjalin kemitraan yang kuat, dan melibatkan masyarakat lebih luas.

“Sebelum bergerak, koperasi harus tahu business plan-nya, mau dibawa ke arah mana. Secara mandatori, ada enam bidang yang wajib dijalankan, yakni koperasi itu sendiri, apotek Merah Putih, klinik Merah Putih, unit simpan pinjam, food storage atau gudang penyimpanan, serta unit sembako,” jelasnya.

Meski demikian, Tri Karyadi menekankan bahwa pelaksanaan setiap koperasi tetap harus menyesuaikan dengan potensi lokal di wilayah masing-masing. “Kami mendorong agar koperasi berjalan sesuai dengan potensi lokalnya. Jadi ada ruang adaptasi bagi setiap wilayah untuk menyesuaikan bidang usaha dengan kondisi masyarakatnya,” tambahnya.

Selain memperkuat kelembagaan dan kapasitas, Pemkot Yogyakarta juga mendorong terbentuknya jaringan kemitraan antara koperasi dengan berbagai lembaga. “KKMP mungkin akan sulit jika berjalan sendiri. Karena itu kami gandeng mitra-mitra strategis, seperti Pegadaian, BNI, Bulog, dan beberapa BUMD milik Pemkot yang siap berkolaborasi,” paparnya.

 

Pada kesempatan tersebut, Ketua Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Giwangan, Sudaryanto, menegaskan pentingnya semangat kolaborasi dan gotong royong dalam menggerakkan koperasi di tingkat kelurahan. Menurutnya, koperasi tidak harus menunggu memiliki modal besar untuk bisa berperan aktif dalam kegiatan ekonomi masyarakat.

“Giwangan mungkin belum menjadi yang terbaik, tapi semangat kami tidak kalah. Kami ingin KKMP Giwangan menjadi pilot project, ontoh nyata yang bisa menyemangati koperasi-koperasi lain di Yogyakarta,” ujar Sudaryanto.

Salah satu hal yang dilakukan KKMP Giwangan adalah berkontribusi pada program bergizi gratis (MBG). Dalam petunjuk teknis program tersebut, koperasi menjadi salah satu pihak yang bisa berperan sebagai supplier bahan pangan.

“Kalau di wilayah teman-teman ada dapur MBG juga, silakan segera hubungi SPPGnya. Koperasi bisa menjadi salah satu supplier-nya,” jelas Sudaryanto.

Selain itu, KKMP Giwangan juga mengembangkan produk lokal unggulan, yakni sabun alami ramah lingkungan. Sabun tersebut diberi merek GIWANGI (Giwangan Wangi) dan menjadi simbol semangat inovasi serta kepedulian lingkungan koperasi.

“Sabun ini bukan sabun biasa. Bahannya alami, tidak mencemari tanah, dan bisa terurai dengan baik. Ini contoh produk yang tidak hanya bernilai ekonomi, tapi juga peduli terhadap lingkungan,” tuturnya.

Melalui berbagai inisiatif tersebut, Sudaryanto berharap semangat kemandirian dan gotong royong bisa tumbuh di seluruh koperasi kelurahan. “Ayo bergerak dengan apa yang kita punya. Jangan tunggu punya modal besar, lima juta, lima miliar, itu bukan ukuran. Yang penting, kita mulai dulu dengan niat baik dan kerja sama,” katanya.