UMBULHARJO,REDAKS17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta akan memperbanyak program padat karya untuk membantu masyarakat miskin saat efisiensi anggaran dan daya beli turun. Program padat karya mampu memberdayakan masyarakat, mengurangi pengangguran dan kemiskinan serta mempercepat pembangunan infrastruktur di wilayah. Salah satu program padat karya infrastruktur Pemkot Yogyakarta tahun 2025 dilaksanakan di Kampung Sidikan RT 27 RW 7 Kelurahan Pandeyan.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menegaskan selama ini dirinya selalu menekankan agar Pemkot Yogyakarta mempunyai banyak kegiatan padat karya di masyarakat. Menurutnya pekerjaan infrastruktur yang dikerjakan dengan padat karya anggarannya langsung terserap ke masyarakat. Jika dibandingkan dikerjakan satu orang pemborong besar, keuntungannya hanya dimiliki sedikit orang.

“Kalau kita melihat sekarang ini ada efisiensi dan daya beli ada penurunan, maka salah satu satu cara untuk mengatasi itu dengan membagi rezeki kepada banyak orang. Salah satu cara membagi rezeki kepada banyak orang adalah dengan padat karya. Makanya ke depan saya akan banyak mengusulkan  padat karya,” kata Hasto ditemui saat pembukaan padat karya di Pandeyan, Senin (14/4/2025).

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyerahkan sekop kepada warga menandai pembukaan program padat karya infrastruktur di Sidikan RT 27 RW 7 Kelurahan Pandeyan. 

Efisiensi anggaran dari perjalanan dinas DPRD Kota Yogyakarta sekitar 50 persen akan digeser untuk program padat karya. Hasto menyebut anggaran perjalanan dinas DPRD Kota Yogyakarta awalnya sekitar Rp 22 miliar dipotong atau direalokasi menjadi Rp 11 miliar. Hasto merencanakan anggaran Rp 11 miliar itu digeser untuk kegiatan padat karya di APBD Perubahan 2025.

“Hal-hal seperti itu saya kira menjadi spirit kita supaya uang itu lari ke rakyat. Kalau untuk perjalanan dinas larinya ke wilayah-wilayah lain untuk hotel, transport. Kami spiritnya seperti itu sama-sama. Dan saya bersyukur DPRD Kota Yogyakarta juga menyadari untuk mere-alokasi perjalanan dinasnya untuk kepentingan kegiatan seperti ini,” terangnya.

Hasto menyatakan program padat karya diarahkan untuk memperbaiki lingkungan karena masih ada kawasan kumuh di Kota Yogyakarta. Misalnya pembangunan sanitas lingkungan karena masih banyak penyakit TBC, demam berdarah dan stunting. Penyakit itu dapat dikurangi jika lingkungan bagus. Terkait padat karya di Pandeyan, pihaknya menekankan transparansi anggaran yang harus dipasang papan pekerjaan. Termasuk anggaran harus digunakan secara jelas dan paling banyak untuk masyarakat.

Hasto memantau pengerjaan pembangunan talud pemukiman program padat karya infrastruktur di Sidikan RT 27 RW 7 Pandeyan.

Sementara itu Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta, Maryustion Tonang mengatakan kegiatan padat karya infrastruktur di RT 27 RW 7 Kelurahan Pandeyan berupa pembangunan talud pemukiman dengan panjang 111 meter dan tinggi 1,3 meter. Padat karya infrastruktur menggunakan dana sekitar Rp 301,4 juta dari APBD Kota Yogyakarta tahun 2025. Kegiatan dimulai 14 April sampai 21 Mei 2025 atau selama 30 hari.

“Tujuan padat karya infrastruktur untuk mengurangi pengangguran, pengentasan kemiskinan, peningkatan daya beli masyarakat dan penataan lingkungan. Pekerja dari masyarakat di RT 27 RW 7 Pandeyan dan warga sekitar Kota Yogyakarta sebanyak empat puluh delapan orang. Mereka juga mendapat perlindungan BPJS Ketenagakerjaan  jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian selama tiga puluh hari,” jelas Tion.

Salah satu peserta program padat karya Karyanto mengaku senang dan merasa terbantu dengan program padat karya infrastruktur di Pandeyan. Selama ini dia bekerja serabutan seperti menjadi ojek online. Dengan program tersebut dia mendapat penghasilan tambahan.

“Sangat membantu masyarakat, sangat membantu ekonomi, dan mengurangi pengangguran di daerah Sidikan ini. Nanti semoga padat karya berlanjut,” ucap Karyanto.