GONDOMANAN,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta terus memperluas layanan pembayaran non-tunai di sektor perparkiran. Dimana pagi ini, Senin (6/10) Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo secara resmi meluncurkan perluasan sistem pembayaran non-tunai (QRIS Parkir) untuk retribusi parkir di tepi jalan umum yang berlangsung di Bangsal Mataram, Bank Indonesia Perwakilan DIY.
Setelah sebelumnya diluncurkan di 10 titik pada lima ruas jalan, kini layanan tersebut berkembang menjadi 100 titik yang tersebar di berbagai kawasan Kota Yogyakarta. Peluncuran 100 QRIS Parkir Digital ini juga menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-269 Kota Yogyakarta.
Dalam sambutannya, Hasto menyampaikan, perluasan layanan QRIS Parkir merupakan langkah nyata Pemerintah Kota Yogyakarta dalam meningkatkan efektivitas pelayanan publik serta mendukung program digitalisasi transaksi keuangan daerah.
“Kesuksesan digital parking ini ada pada para petugas parkir di lapangan. Target kami pada akhir Desember 2025 sudah mencapai 350 titik parkir digital, dan pertengahan tahun depan diharapkan bisa 100 persen atau sekitar 700 titik lokasi,” jelas Hasto.
Selain itu, Program QRIS Parkir ini merupakan hasil kolaborasi Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta dengan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kota Yogyakarta, yang terdiri dari Bank Indonesia, Bank BPD DIY, BPKAD Kota Yogyakarta, Dinas Kominfosan, serta Bagian Protokol Setda Kota Yogyakarta, bersama instansi terkait lainnya.
“Masyarakat ke depan diharapkan menggunakan mobile banking. Kalau bayarnya pakai uang langsung juru parkirnya yang akan membantu memasukkan transaksi ke sistem QRIS,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho mengungkapkan, transformasi menuju digitalisasi perparkiran merupakan bentuk komitmen bersama untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, dan profesionalisme dalam pengelolaan retribusi parkir.
“Pembayaran digital ini menjadi ikhtiar kami untuk mengurangi bahkan menghilangkan praktik-praktik yang selama ini merugikan masyarakat, seperti kelebihan bayar atau kesulitan transaksi,” ujarnya.
Pihaknya juga memiliki data bahwa sudah tercatat 738 juru parkir resmi di Kota Yogyakarta yang telah memiliki surat tugas. “Harapan kita minat masyarakat untuk menggunakan pembayaran QRIS ini semakin meningkat. Transparansi dan penerimaan daerah dan menciptakan profesionalisme para juru parkir melalui pembinaan yang intensif,” jelas Agus saat memberikan sambutan.
Tambahnya, adapun beberapa lokasi penerapan awal sistem QRIS Parkir ini mencakup kawasan penyangga Malioboro, serta ruas-ruas jalan utama seperti Jalan Diponegoro, Jalan Mataram, Jalan Ahmad Dahlan, dan Jalan Katamso.
Selanjutnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Darmadi Sudibyo, menegaskan pentingnya transformasi digital di berbagai sektor, termasuk sistem perparkiran, sebagai langkah mendukung Yogyakarta menuju kota smart city dan memperkuat posisinya sebagai kota wisata dan kota pelajar yang adaptif terhadap kemajuan zaman.
“Sebagai kota wisata dan kota pelajar, pengunjung Yogyakarta didominasi oleh generasi muda seperti Gen Z dan Gen Alpha yang sangat melek digital. Jadi, sudah sewajarnya layanan publik di Jogja juga bertransformasi ke arah digital,” ujarnya.
Sri Darmadi juga menekankan bahwa penggunaan sistem QRIS Parkir Digital bukan hanya soal kemudahan transaksi, tetapi juga terkait peningkatan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi pengelolaan retribusi daerah.
“Dengan digitalisasi, semua transaksi akan tercatat dan dapat dipertanggungjawabkan. Ini akan memudahkan pemerintah daerah dalam perencanaan pembangunan karena seluruh data bisa menjadi dasar pengambilan keputusan yang lebih presisi,” paparnya.
Di sisi lain, para juru parkir di Kota Yogyakarta juga mulai beradaptasi dengan sistem baru ini. Salah satu juru parkir, Retno Murti Endang Mardiyah, mengaku mendukung penerapan sistem pembayaran non-tunai meskipun masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
“Mengikuti kemajuan zaman ya, Mbak. Sekarang memang sudah harus pakai sistem ini. Sebetulnya saya belum pernah pakai karena belum punya kartu banknya, tapi kalau memang harus pakai, saya mendukung untuk Kota Yogyakarta,” ujar Retno yang bertugas di kawasan Diponegoro.
Ia juga menambahkan, tantangan utama bagi sebagian petugas parkir adalah kurangnya pengalaman dalam menggunakan sistem digital. “Kendalanya karena belum pernah pakai, jadi belum tahu caranya. Biasanya kalau belanja ya masih pakai uang cash. Tapi semoga kedepan bisa terbiasa dan bisa memakai sistem QRIS ini,” tambahnya.


