Jetis,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta terbuka dan siap berkolaborasi dengan BTN Syariah dalam pengembangan infrastruktur perkotaan serta penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat. Komitmen ini disampaikan sebagai upaya memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan perbankan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan warga.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan menjelaskan bahwa kondisi geografis dan karakteristik ekonomi Kota Yogyakarta memberikan peluang tersendiri bagi pertumbuhan industri keuangan syariah. Dengan luas wilayah hanya 32 km² dan tanpa sektor pertanian, perkebunan, maupun tambang, Kota Yogyakarta mengandalkan pendapatan dari sektor pariwisata, ekonomi kreatif, pendidikan, dan budaya.
“Jogja itu unik. Tidak punya lahan pertanian besar, tidak punya tambang. Tapi punya kreativitas, punya pariwisata, punya SDM unggul. Itu yang menjadikan Jogja dinamis,” ungkap Wawan Harmawan saat menghadiri Festival Asset Sales BTN Syariah 2025 yang digelar di Khas Tugu Hotel, Senin (24/11).
Ia menilai, kehadiran BTN Syariah di Kota Yogyakarta dapat menjadi trigger meningkatnya nilai dan perputaran aset, terutama karena sektor ekonomi kreatif terus tumbuh pesat setiap tahun.
Wawali juga menyoroti kebutuhan perumahan di Kota Yogyakarta yang semakin kompleks akibat keterbatasan lahan. Ia menilai perbankan syariah akan dapat berperan penting dalam pembiayaan sektor properti, mengingat semakin tingginya harga tanah dan kebutuhan hunian terjangkau bagi masyarakat.
“Kita tidak punya lahan luas. Harga tanah sudah tinggi, sehingga pengembang pun harus berani menciptakan konsep-konsep baru,” jelasnya.
Menurutnya, BTN Syariah memiliki peluang untuk masuk lebih jauh dalam pembiayaan sektor properti, terutama bagi pengembang yang ingin menghadirkan hunian kreatif dan terjangkau di kota-kota penyangga maupun di Kota Yogyakarta.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan
Wawan Harmawan menegaskan bahwa Pemkot Yogyakarta siap berkolaborasi dengan BTN Syariah dalam mendorong investasi, pembiayaan, dan pembangunan kota. Ia pun berharap transformasi BTN Syariah menjadi Bank Syariah Nasional dapat membuka peluang lebih besar bagi pengembangan UMKM, properti, ekonomi kreatif, serta peningkatan layanan keuangan syariah di Yogyakarta.
“Kami tentu sangat mendukung seluas-luasnya. Jogja adalah kota yang kreatif dan dinamis. Dengan keberanian dan fokus yang baru, kita bisa membangun kota ini bersama-sama,” ungkapnya.
Sementara itu, Branch Manager BTN Syariah Yogyakarta, Supriyono, menjelaskan bahwa Festival Aset BTN Syariah merupakan kegiatan tahunan yang digelar untuk memudahkan mitra bisnis dalam menjangkau aset-aset properti milik BTN Syariah, terutama aset yang telah masuk masa restrukturisasi atau berstatus macet (NPL).
“Kegiatan ini memudahkan mitra kami menjangkau aset-aset properti dan perumahan yang kami miliki. Ada katalog aset yang bisa dikonsultasikan, baik untuk pembelian sukarela dari pemilik maupun melalui skema lelang,” paparnya.

Branch Manager BTN Syariah Yogyakarta, Supriyono
Supriyono menegaskan bahwa BTN Syariah juga menyediakan berbagai kemudahan pembiayaan, termasuk KPR syariah, joint operation (KSO), dan fasilitas lain yang memungkinkan masyarakat atau investor memiliki aset dengan skema pembayaran yang lebih terjangkau.
“Terkait cashflow atau kendala pembayaran, kami memberikan kemudahan akses produk pembiayaan, sehingga mitra tidak perlu khawatir,” imbuhnya.
Supriyono juga menyampaikan bahwa BTN Syariah telah resmi melakukan aksi korporasi spin-off dan sedang bersiap menjadi Bank Syariah Nasional dengan aset terbesar kedua setelah BSI dengan total aset mencapai Rp 71 triliun. Puncak transformasi tersebut dijadwalkan pada 22 Desember 2025 dengan proses migrasi aset secara menyeluruh.
“Insyaallah, setelah transformasi nanti kami akan menjadi bank syariah dengan aset terbesar kedua di Indonesia. Mohon doa dan dukungan seluruh pihak,” ucapnya.
Menurutnya, kehadiran Wakil Wali Kota Yogyakarta dalam kegiatan tersebut memberikan semangat bagi BTN Syariah untuk terus memperbaiki layanan dan memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah.
“Arahan Pak Wawali tentang penyediaan hunian terjangkau bagi anak muda menjadi insight penting bagi kami. Ke depan, kami akan mencoba menginisiasi kolaborasi untuk menghadirkan rumah bersubsidi melalui KPR atau rumah susun,” jelas Supriyono.



