Umbulharjo,REDAKSI17.COM-Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya terus menggiatkan upaya pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui program unggulan MAS JOS atau Masyarakat Jogja Olah Sampah.

Salah satu langkah strategis dalam program ini diwujudkan melalui kegiatan sosialisasi intensif di Kelurahan. Kali ini sosialisaai dilakukan di Kelurahan Muja Muju, Kemantren Umbulharjo.

Dalam kegiatan sosialisasi ini, mengundang berbagai peserta yang terdiri dari kader lingkungan, pengurus RT/RW, dan warga masyarakat, Selasa (5/8/2025).

Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas dan Pengawasan Lingkungan Hidup DLH Kota Yogya, Supriyanto mengatakan sosialisasi ini bertujuan untuk membangun kesadaran warga agar lebih aktif dalam memilah dan mengolah sampah dari sumbernya.

Sosialisasi program Mas Jos di Kelurahan Muja Muju.

Dalam sosialisasi ini, ia memaparkan terkait lima langkah utama dalam program MAS JOS yakni pertama pilah sampah sesuai jenis dimana masyarakat diwajibkan untuk memisahkan sampah organik dan anorganik sejak dari rumah.

Kedua sampah anorganik ke bank sampah. Langkah ini mengedukasi masyarakat agar memilah sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomi seperti plastik, kertas, dan logam dikumpulkan dan disetor ke bank sampah.

Ketiga olah sampah organik, dalam langkah ini masyarakat diajarkan mengolah sampah organik menjadi kompos atau eco-enzyme menggunakan berbagai metode ramah lingkungan.

Keempat habiskan makanan, dimana mendorong perubahan perilaku untuk tidak menyisakan makanan, guna menekan timbulan sampah sisa konsumsi.

Dan kelima gunakan wadah berulang. Masyarakat diminta mengurangi ketergantungan terhadap kemasan sekali pakai dengan membiasakan membawa wadah atau botol sendiri.

Sementara itu Ketua Forum Bank Sampah (FBS) Umbulharjo, Agnes Eny, menyampaikan apresiasi atas antusiasme dan komitmen warga Muja Muju yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengelolaan sampah.

Ia mengungkapkan bahwa masyarakat di wilayah ini tidak hanya aktif memilah sampah, namun juga secara kolektif mengolahnya.

“Warga Kelurahan Muja Muju sudah sangat baik dalam memilah dan mengolah sampahnya. Ini tidak lepas dari kerjasama yang kuat antara warga, pengurus kampung, dan kader lingkungan,” ujarnya.

Saat ini, lanjutnya, Kelurahan Muja Muju telah memiliki 18 bank sampah aktif. Keberadaan bank sampah ini menjadi tulang punggung dalam menekan volume sampah anorganik sekaligus meningkatkan ekonomi warga.

“FBS tidak hanya menjalankan peran administratif dalam menimbang dan mencatat sampah yang disetor oleh nasabah, tetapi juga secara aktif memberikan edukasi lingkungan kepada masyarakat, terutama di tingkat RT dan RW,” ungkapnya.

Salah satu program unggulan yang tengah digalakkan di Kelurahan Muja Muju di tahun 2025 ini adalah Gerakan 1000 Nasabah Bank Sampah, yang ditargetkan mampu menjaring partisipasi aktif warga dalam sistem pengelolaan sampah terpadu berbasis komunitas.

“Kami terus mengedukasi masyarakat agar bergabung menjadi nasabah bank sampah. Tujuannya bukan hanya untuk mendapatkan manfaat ekonomi, tapi juga sebagai bagian dari gerakan menjaga lingkungan,” tambahnya.

Selain pengelolaan sampah anorganik melalui bank sampah, pengolahan sampah organik juga menjadi fokus utama di Muja Muju. Berbagai metode pengolahan diterapkan seperti dengan metode biopori, Lodong Sisa Dapur (Losida), dan ember tumpuk.

“Saat ini terdapat 678 unit Losida dan 80 unit ember tumpuk yang tersebar di lingkungan warga. Pemanfaatan metode ini terbukti efektif dalam menekan limbah rumah tangga sekaligus menghasilkan produk bermanfaat seperti kompos cair dan pupuk padat,” ujarnya.

Dengan semakin banyaknya masyarakat yang memahami dan menerapkan 5 langkah MAS JOS, ia berharap kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah dari sumbernya dapat meningkat, sehingga Kota Yogya bisa menjadi kota yang bersih, sehat, dan berdaya lingkungan.