MERGANGSAN,REDAKSI17.COM-Pemerintah Kota Yogyakarta mengapresiasi hadirnya Pusat Pembinaan Kerohanian Islam bagi warga binaan pemasyarakatan Lapas Kelas II A Yogyakarta di Wirogunan. Keberadaan Pusat Pembinaan Kerohanian Islam itu menunjukan pembinaan di Lapas Wirogunan tidak hanya penegakan hukum untuk membuat jera. Namun juga pembinaan keagamaan untuk membentuk akhlak warga binaan menjadi lebih baik.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan mengatakan peresmian Pusat Pembinaan Kerohanian Islam warga binaan di Masjid Al Fajar Lapas Kelas II A Yogyakarta itu menandai upaya membangun pembinaan spiritual yang berkesinambungan di Lapas Wirogunan Yogyakarta. Diharapkan Pusat Pembinaan Kerohanian Islam menjadikan Masjid Al Fajar sebagai tempat ibadah sekaligus membentuk akhlak, harapan dan ruang pencucian jiwa warga binaan muslim.
“Kami mengapresiasi langkah Lapas Kelas IIA Yogyakarta yang telah menjadikan pembinaan keagamaan sebagai pilar utama dalam program reintegrasi sosial,” kata Wawan saat sambutan peresmian Pusat Pembinaan Kerohanian Islam Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Wirogunan, Sabtu (1/11/2025).
Pihaknya menegaskan tujuan pidana penjara adalah pemasyarakatan. Di dalamnya terdapat anggota masyarakat yang berguna dan proses di dalamnya adalah pengembalian integritas hidup, kehidupan serta penghidupan. Wawan berharap keberadaan Pusat Pembinaan Kerohanian Islam di Lapas Kelas II A Yogyakarta itu membawa keberkahan, memperkuat sinergi antara lembaga, ulama dan pemerintah. Di samping itu bisa menjadi inspirasi bagi semua dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan, keimanan dan kebangsaan.
“Tujuannya tidaklah semata-mata membuat jera narapidana dan bertobat, sehingga tidak melanggar hukum lagi. Tetapi untuk membina narapidana supaya menjadi lebih baik, menjadi anggota masyarakat yang berguna. Termasuk mengikutsertakan masyarakat dalam usaha pemasyarakatan itu sendiri,” tuturnya.
Dalam peresmian Pusat Pembinaan Kerohanian Islam di Lapas Kelas II A Yogyakarta itu juga diisi dengan pengajian oleh Syekh Akbar Fathurrahman, MAg dari Mursyid Tarekat Idrisiyyah Tasikmalaya Jawa Barat. Pengajian mengusung tema Memperbaiki Hati dan Hubungan dengan Allah SWT. Wawan menilai tema itu relevan dengan misi pembinaan di Lapas.
“Saya percaya, kegiatan seperti ini tidak hanya akan memperkuat spiritualitas warga binaan, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri untuk kembali ke masyarakat dengan jiwa yang penuh kebaikan dan tanggung jawab,” papar Wawan.
Sementara itu Kepala Lapas Kelas II A Yogyakarta Marjiyanto menyebut saat ini Lapas Kelas II A Yogyakarta diisi 618 warga binaan dengan berbagai macam tingkatan kesalahannya masing-masing. Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dan mendukung hadirnya Pusat Pembinaan Kerohanian Islam di Lapas Kelas II A Yogyakarta.
“Jadi semuanya menyatu di masjid ini yang Muslim. Kemudian yang non-muslim ada 45 orang, tapi perlakuan kita sama. Kalau ibadah di gereja kita jadwalkan semuanya, walaupun berdampingan hanya disekat. Prinsip kami, saya akan melakukan inovasi dan perubahan di Lapas ini,” ucap Marjiyanto.
Adapun program pembinaan di Pusat Pembinaan Kerohanian Islam warga binaan pemasyarakatan Lapas Kelas II A Yogyakarta meliputi ibadah salat berjamaah, pengajian, taklim, peringatan hari besar Islam, mengaji Iqro, Al-Quran, tahfiz, kelas lansia, kelas intensif berupa tahsin, nahwu shorof, manasik haji dan dakwah, serta hadroh. “Yang sepuh-sepuh pun wajib ngaji. Kami berniat (warga binaan muslim) sebelum masuk (lapas) nggak salat, setelah keluar (lapas) salat lima waktu minimal,” tegasnya.



