UMBULHARJO,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perdagangan akan memperluas program Warung Masyarakat Lan Pedagang Tanggap Inflasi (Mrantasi) di Pasar Prawirotaman dan Sentul. Warung Mrantasi adalah salah satu upaya untuk mengendalikan inflasi daerah dengan melibatkan para pedagang komoditas bahan pokok di pasar. Selama ini sejumlah Warung Mrantasi sudah ada di Pasar Beringharjo.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan Gerakan Mrantasi diluncurkan pada Mei 2024. Edukasi dan sosialisasi terkait Warung Mrantasi sudah dilakukan. Kemudian pada Juli 2024 Warung Mrantasi diluncurkan di Pasar Beringharjo yang menggandeng 25 pedagang sebagai percontohan Warung Mrantasi.
“Ini (Warung Mrantasi) akan kita kembangkan di Pasar Prawirotaman dan Sentul melibatkan sebanyak 49 pedagang,” kata Vero saat High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Yogyakarta, Selasa (22/7/2025).
Warung Mrantasi mengajak pedagang untuk sadar, patuh dan tanggap dengan tidak menjual komoditas barang kebutuhan pokok di atas harga eceran tertinggi (HET). Selain itu ada edukasi terkait pengertian inflasi hingga pengaruh inflasi terhadap ekonomi suatu daerah.
Vero menyatakan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta berkoordinasi dengan Bank Indonesia terkait rencana mengadakan Sekolah Mrantasi yang akan diluncurkan 28 Juli 2025. Targetnya diikuti 160 orang dan pelaksanaannya akan terbagi dalam 8 kelompok pada Juli-November 2025. Pengelompokan sesuai zonasi komoditas masing-masing .

“Karena kami ingin tahu produknya dari mana dan seperti apa. Mungkin tidak serta merta mengurangi atau menurunkan inflasi daerah. Tetapi ini paling tidak mengedukasi supaya pedagang juga tidak selalu mencari keuntungan yang terlalu tinggi,” terangnya.
Menurutnya jika pedagang terutama di pasar-pasar yang menjadi tempat masyarakat kulakan atau membeli barang dan dijual kembali, mengambil keuntungan terlalu besar akan meningkatkan inflasi. Dicontohkan kalau di Pasar Beringharjo harga jul sudah tinggi, di pedagang ecer atau warung harganya akan tinggi sehingga bisa meningkatkan inflasi di Kota Yogyakarta.
Sementara itu Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Sri Riswanti menyebut rencana Warung Mrantasi di Pasar Prawirotaman melibatkan 23 pedagang dan di Pasar Sentul 17 pedagang. Pasar Prawirotaman dipilih untuk pengembangan Warung Mrantasi karena merupakan pasar pantauan harga. Rencana pengembangan Warung Mrantasi pada bulan September 2025.
“Pasar Sentul bukan pasar pantauan harga. Tapi dari sisi kesiapan pedagang sudah mencukupi sehingga akan dikembangkan Warung Mrantasi,” papar Riswanti saat dikonfirmasi, Kamis (24/7/2025).
Dia menjelaskan syarat-syarat Warung Mrantasi yaitu pedagang pasar yang menjual produk sembako, tidak ada tunggakan retribusi, bersedia mengikuti ketentuan menjadi pedagang Warung Mrantasi. Di samping itu menjual produk sesuai HET, tidak menimbun, tidak mencurah, tidak mengoplos dan tidak menjual kepada tengkulak atau untuk dijual kembali.

“Juga bersedia melakukan perikatan kerja sama dengan Bulog dan mendukung transaksi cashless (nontunai),” ujarnya.
Ditambahkan pedagang yang ikut program Warung Mrantasi juga mendapatkan manfaat yakni mendapat prioritas alokasi pasokan barang kebutuhan pokok dari Bulog, ikut program stabilisasi harga seperti operasi pasar dengan atau tanpa subsidi. Pedagang juga akan mendapatkan kemudahan dalam pengajuan akses permodalan melalui Bank BPD DIY.