Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) terus memperkuat strategi pengelolaan aparatur sipil negara (ASN) dengan menekankan pentingnya pembangunan ekosistem pembelajaran yang kondusif dan manajemen pengetahuan. Hal tersebut sebagai upaya meningkatkan pelayanan publik yang semakin baik.

 

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan pentingnya peran ASN sebagai agen perubahan sekaligus motor penggerak kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, kompetensi ASN menjadi kunci keberhasilan tata kelola pemerintahan dan pembangunan di daerah.

“Sejak dulu saya selalu berpegang pada konsep bahwa ASN kompeten adalah inti. Mereka dipercaya negara untuk hadir di tengah masyarakat sebagai agen perubahan,” ungkap Hasto saat menghadiri Rapat Koordinasi dan Pendampingan ASN Corpu Wilayah Jawa Tengah dan DIY di ruang bima, Komplek Balai Kota Yogyakarta, Kamis (11/9).

Hasto menuturkan, ketika ia menjabat sebagai Bupati Kulon Progo, jumlah ASN hanya sekitar 1,9 persen dari total penduduk. Meski relatif kecil, ASN terbukti menjadi kelompok strategis dalam menggerakkan roda pemerintahan dan pembangunan. “Kalau di Yogyakarta ini, proporsinya lebih baik. ASN bisa menjadi agent of change, apalagi kalau didukung oleh pelaku usaha dan masyarakat yang produktif,” ujarnya.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo memberikan pengarahan

Lebih lanjut, Hasto menyoroti tantangan yang dihadapi Kota Yogyakarta, salah satunya tingginya proporsi penduduk lanjut usia yang mencapai 16 persen, tertinggi di Indonesia. Kondisi tersebut, menurutnya, membuat produktivitas masyarakat harus diimbangi dengan kualitas SDM yang andal.

“Kalau yang produktif hanya sekitar 20 persen, maka kualitas ASN dan kelompok masyarakat yang berdaya benar-benar menentukan arah perubahan kota ini,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Hasto juga menekankan pentingnya kompetensi profesional ASN. Ia mencontohkan pengalamannya sebagai dokter, bahwa seseorang belum bisa disebut kompeten hanya karena menguasai teori, melainkan harus terbukti mampu menangani persoalan nyata.

“ASN tidak cukup hanya tahu, tapi juga harus mampu melakukan dan memberi solusi. Itulah yang membedakan kompeten dengan sekadar tahu,” katanya.

Hasto mengajak seluruh ASN dan masyarakat untuk berkomitmen pada perubahan nyata. “Ekspektasi saya bukan sekadar inovasi, tapi reformasi bahkan revolusi. Mari bersama membangun Kota Yogyakarta yang semakin maju dengan ASN sebagai pelopor perubahan,” pungkasnya.