MANTRIJERON,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perhubungan mengadakan Forum Group Discussion (FGD) Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terkait manajemen lalu lintas kawasan Pakualaman. Kegiatan FGD itu untuk  menjaring masukan dari berbagai pihak guna menyusun manajemen lalu lintas di kawasan Pakualaman. Pengaturan manajemen lalu lintas di kawasan Pakualaman untuk mengatasi kepadatan lalu lintas dan potensi lonjakan volume kendaraan guna melindungi kawasan cagar budaya Pakualaman.

Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho, dengan perkembangan kota semakin banyak aktivitas ekonomi, seni, budaya dan kawasan heritage. Oleh karena itu Dinas Perhubungan  Kota Yogyakarta melakukan studi atau kajian agar kawasan atau satuan ruang strategis Puro Pakualaman khususnya itu lebih lestari. Terutama mengurangi banyak tekanan dan problem-problem khususnya dari sisi aspek lalu lintas.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Agus Arif  Nugroho memberikan sambutan kegiatan FGD terkait manajemen lalu lintas kawasan Pakualaman.

“Kita ingin mendapat input(masukan) dari berbagai disiplin yang lain. Bukan hanya dari urusan perhubungan, tapi juga dari Puro Pakualaman terutama. Dari masyarakat, pemangku-pemangku kepentingan yang lain. Harapan kami dari input itu kita bisa merumuskan menjadi sebuah rencana tindakan apa yang harus kami lakukan terhadap jaringan jalan di kawasan itu,” kata Agus ditemui di sela FGD terkait Manajemen Lalu Lintas Kawasan Pakualaman di Hotel Burza, Selasa (25/11/2025).
Dia menyatakan studi akademis terkait manajemen lalu lintas kawasan Pakualaman itu antara lain misalnya tingkat kejenuhan jalan di kawasan Pakualaman, kondisi lalu lintas sekarang dan proyeksi lima tahun ke depan. Termasuk rekomendasi intervensi penataan-penataan lalu lintas jangka pendek, menengah dan panjang. Lalu lintas di Sewandanan jalan depan Puro Pakualaman juga menjadi perhatian. Kalau tekanannya terlalu berlebihan  akan berimbas pada fisik bangunan, sehingga akan diatur.

Para narasumber dari pemangku-pemangku kepentingan terkait manajemen lalu lintas kawasan Pakualaman.

“Sewandanan jalan depan Puro Pakualaman menjadi jalan perlintasan. Nanti kemungkinan salah satu manajemen terhadap perlindungan kepada Puro Pakualaman, jalan yang tengah itu tidak berlaku untuk umum, misalnya. Yang di depan itu, apakah nanti kita kurangi, atau hanya untuk kepentingan di internal Puro Pakualaman, itu nanti menunggu petunjuk juga,” terangnya.

Diakuinya beberapa jalan yang dinilai padat lalu lintas antara lain Jalan Gajah Mada dan Jalan Bausasran. Agus menyebut antrean kendaraan di simpang Gajahmada dan Permata, cukup panjang. Kondisi supply lalu lintas juga cukup besar di Jalan Bausasran dan sekitarnya. Oleh sebab itu dilakukan studi kajian untuk mengumpulkan data guna mendukung dan menganalisis manajemen lalu lintas di kawasan Pakualaman. Hasil FGD menjadi salah satu dasar penyusunan rencana tindak lanjut manajemen lalu lintas kawasan Pakualaman.

Sementara itu Penghageng Kawedanan Kaprajan Puro Pakualaman KPH Suryo Adinegoro atau akrab disapa Bayudono memaparkan aturan Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor 76 Tahun 2024 tentang rencana tata bangunan dan lingkungan kawasan Pakualaman. Salah satunya terkait strategi pembangunan kawasan Pakualaman di antaranya penataan jalur pergerakan kendaraan untuk kenyamanan jalur pejalan kaki di kawasan Pakualaman. Bayudono yang pernah memimpin Dinas Perhubungan DIY itu menengarai beberapa jalan yang menerima beban lebih kepadatan lalu lintas di antaranya ruas Jalan Hayam Wuruk-Gajahmada dari simpang empat Pasar Lempuyangan sampai simpang tiga permata. Titik kemacetan di simpang empat Bausasran, simpang empat Jalan Masjid dan simpang tiga permata. Dia juga menyoroti truk yang menurunkan jagung di depan Pasar Sentul.

“Monggo nanti diatur bareng-bareng. Kalau untuk tengah (Sewandanan) untuk masuk ke Puro, untuk umum lewat samping. Puro Pakualaman akan menyusun semacam proposal mengenai penataan lalu lintas di Sewandanan kita masukan ke Paniradya (Keistimewaan DIY),” tambah Bayudono.

Sedangkan narasumber FGD dari akademisi Dr Ir. Dwijoko Ansusanto menjelaskan secara teoritis, pihaknya menganalisis derajat kejenuhan  atau visi rasio antara volume kendaraan dan kapasitas jalan. Volume lalu lintas beberapa ruas jalan di kawasan Pakualaman berdasarkan analisis dengan perangkat lunak simulasi arus lalu lintas Vissim antara lain Bausasran ke timur volume kendaraan di Vissim 1.684 dan hasil survei volume kendaraan 1.726 rasionya 1,02. Gajahmada ke selatan volume kendaran di Vissim 1.567-volume kendaraan survei 1.891 rasionya 1,21. Prediksi volume kendaraan 5 tahun yang akan datang Bausasran ke timur volume kendaraan dari eksisting 1.684  bisa menjadi 2.044. Gajahmada ke selatan dari volume kendaran eksisting 1.567 bisa jadi 1.820.

“Rekomendasi jangka pendek penanganannya adalah optimalisasi siklus APILL. Misalnya penyesuaian waktu hijau di simpang kritis di Sentul, Gayam dan Bausasran. Pengendalian hambatan samping seperti penertiban parkir liar di dekat simpang utama. Selain itu penerapan jalan satu arah di Jalan Gajahmada dan Bausasran untuk mengurangi konflik di simpang,” jelas Joko.

Dari pihak kepolisian Kasat Lantas Polresta Yogyakarta AKP Alvian Hidayat menegaskan siap mendukung rencana manajemen lalu lintas di kawasan Pakualaman. AKP Alvin menerangkan Jalan Gajahmada menghubungkan simpang empat Bausasran- simpang Gayam. Jalur itu biasanya digunakan untuk mengalihkan arus kendaraan jika Malioboro sudah penuh melalui Kridosono. Dia menilai jika nanti dilakukan rekayasa lalu lintas Jalan Bausasran satu arah ke barat akan mendukung terciptanya  kamseltibcarlantas yaitu keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas