UMBULHARJO,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta akan merehabilitasi rumah terdampak bencana di wilayah Kelurahan Kricak dan Gedongkiwo. Dua rumah itu mengalami rusak berat pada bagian atap karena terdampak cuaca ekstrem hujan lebat pada November 2024. Rehabilitasi rumah itu menjadi bukti kepedulian dan komitmen Pemkot Yogyakarta kepada warga terdampak bencana yang membutuhkan bantuan.
Kepala Bidang Permukiman dan Perumahan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Kota Yogyakarta Sigit Setiawan mengatakan rehab rumah terdampak bencana di wilayah Kelurahan Kricak dan Gedongkiwo berdasarkan usulan melalui dinas terkait. Rehab dua rumah di Kricak dan Gedongkiwo menggunakan dana dari APBD tahun 2025 Kota Yogyakarta dengan pagu sekitar Rp 135 juta.
“Itu dari usulan. Terus kami verifikasi dan persyaratannya memenuhi,” kata Sigit saat dikonfirmasi, Senin (24/2/2025).
Dia menyatakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar rumah terdampak bencana bisa direhabilitasi adalah status alas hak rumah jelas seperti memiliki sertifikat hak milik. Pekerjaan rehabilitasi dua rumah terdampak bencana itu melalui pengadaan secara elektronik nontender.
“Yang di Gedongkiwo itu saluran drainase jebol sehingga airnya menerjang tembok (rumah warga) dan bangunannya konstruksi lama sehingga roboh. Kalau di Kricak kondisi atap sudah tua kena hujan lebat terus roboh,” terangnya.

Adapun pekerjaan rumah di Kelurahan Kricak adalah rehabilitasi rumah antara lain perbaikan struktur seperti kolom dan balok serta perbaikan atap dan dinding. Sedangkan di Gedongkiwo pekerjaan pembangunan rumah baru antara lain pembuatan pondasi, struktur, dinding dan atap.
“Bulan puasa ini mulai pengerjaan selama dua bulan dari kontrak. Kalau lancar Juni selesai,” ujar Sigit.
Secara terpisah Ketua Tim Kerja Rehabilitasi Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Iswari Mahendarko menyebut perbaikan rumah terdampak bencana di Kricak dan Gedongkiwo itu berdasarkan usulan dari wilayah kemantren. BPBD Kota Yogyakarta lalu melakukan kajian assessment awal terhadap dampak bencana terkait besaran kerusakan. Jika perlu dibantu, kemantren mengusulkan surat permohonan ke BPBD Kota Yogyakarta.
“Dari kajian assesment ternyata rusak berat. Kami ada identifikasi atapnya rapuh tidak layak fungsi dan secara struktur tidak layak. Kami koordinasikan dengan Dinas PUPKP Kota Yogyakarta,” papar Iswari.
Tim Reaksi Cepat BPBD Kota Yogyakarta mencatat adanya rumah terdampak bencana di Kelurahan Gedongkiwo terjadi saat hujan lebat disertai angin kencang dan petir pada 28 November 2024. Dampaknya rumah milik Sugeng Mulyono, roboh dan dalam kondisi rusak berat. Sedangkan di Kricak rumah terdampak bencana terjadi pada 23 November 2024 saat hujan lebat disertai angin kencang dan petir. Dampaknya rumah milik Subarjo di Jatimulyo Kricak mengalami roboh di bagian atap.

“Saat kejadian, kami langsung ke lokasi untuk melakukan penanganan awal. Kami assessment. Di Kricak dan Gedongkiwo warga yang rumahnya terdampak sudah kami berikan bantuan terpal dan paket logistik permakanan. Jadi bantuan barang-barang yang bersifat kebutuhan kedaruratan seperti terpal untuk menutup atap. Setelah itu ada assessment rehabilitasi dan rekonstruksi masuk,” tambah Ketua Tim Kerja Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Yogyakarta Petrus Singgih Purnomo.