DANUREJAN,REDAKSI17.COM-Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan uji coba car free day (bebas kendaraan bermotor) atau pedestrian selama 24 jam di Malioboro pada Selasa (7/10/2025). Uji coba pedestrian penuh itu bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-269 Kota Yogyakarta. Uji coba tersebut juga untuk mengidentifikasi berbagai dampak dan masalah yang muncul saat pedestrian penuh diterapkan di Malioboro.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo dan Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan serta jajaran Pemkot Yogyakarta memantau langsung uji coba pedestrian Selasa sore di Malioboro. Hasto mengatakan uji coba pedestrian penuh atau full di Malioboro itu untuk melihat dampaknya. Pihaknya juga akan melihat laporan kondisi penerapan pedestrian Malioboro 24 jam sampai selesai.
“Kita memang ingin melihat dampaknya seperti apa kalau kita bikin full pedestrian. Saya kira ini penting untuk mengevaluasi dan sekaligus untuk merencanakan kalau seandainya mau Car Free Day (penuh) apa saja masalah yang harus kita atasi,” kata Hasto ditemui saat pemantauan uji coba Car Free Day 24 jam di Malioboro.
Pihaknya yakin dengan penerapan pedestrian penuh ada potensi masalah seperti minta akses masuk dan keluar masuk logistik para pengusaha di Malioboro. Termasuk warga yang bertempat tinggal di Malioboro tapi tidak dapat akses. Persoalan itu akan terlihat dan coba diatasi. Misalnya kendaraan logistik ke hotel, toko dan restoran di Malioboro harus diberikan jam-jam tertentu dan kapan diberikan kesempatan untuk droping logistik.
“Memang kita juga sudah memberikan modifikasi untuk full pedestrian, tetapi ada excuse (pengecualian) bagi warga di sekitar sini yang punya kendaraan pribadi. Makanya ini sebetulnya kondisi riil sudah agak mendekati kenyataan seandainya kita laksanakan car free day seperti ini,” terangnya.
Hasto menyebut uji coba pedestrian penuh akan dilakukan sekali dahulu dan akan dievaluasi. Menurutnya jika pedestrian 24 jam diterapkan diteruskan harus ada infrastruktur yang disiapkan. Misalnya becak motor harus dicari solusi tidak memakai motor tapi bisa menggunakan daya listrik dan pemerintah menyediakan charger untuk listrik.
Selain itu akses mobil untuk putar balik di sirip-sirip jalan kawasan Malioboro harus menjadi perhatian. Hasto menyatakan saat diterapkan pedestrian di Malioboro mobil tidak bisa masuk sehingga harus putar balik padahal sebagian jalan satu arah dan sempit sehingga sulit.
Pihaknya juga menegaskan perubahan di momentum HUT-269 Kota Yogyakarta adalah tidak ada pengamen yang bebas mengamen di Malioboro karena lokasi pengamen difasilitasi Pemkot Yogyakarta bersama para seniman di 5 titik di Jalan Malioboro dan 2 titik di Jalan Margo Utomo. Hasto menyebut total ada sekitar 116 orang pengamen dan pelaku seniman yang difasilitasi tempat untuk tampil.
“Ini (pengamen) sudah dimoratorium sudah stop. Kalau mau masuk Malioboro dikurasi dulu suaranya, bagus gak. Saya minta kurasi dulu supaya pengamen-pengamen di Malioboro bagus,” papar Hasto.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti menambahkan penerapan car free day 24 jam di Malioboro dari dini hari sampai sore, aktivitas di Malioboro pengunjung berjalan kaki. Kalau misalnya masih ada beberapa kendaraan mobil masuk karena aktivitas memasukan atau loading barang dan ada kartu akses yang diberikan kepada pengusaha atau toko di Malioboro. Termasuk kendaraan umum Trans Jogja. Kendaraan yang diperbolehkan adalah non sepeda motor seperti becak kayuh, andong maupun pesepeda.
“Saat pagi banyak aktivitas olahraga di pagi hari. Ini juga hari pertama titik atraksi bagi pekerja dan pelaku seni serta pengamen. Ada lima titik tampil yaitu di depan Pasar Beringharjo, Eks Hotel Mutiara, Plaza Malioboro, Kepatihan pintu barat, depan Perpustakaan di Malioboro. Di margo utamo di depan wisma KAI dan Dowa (selatan Tugu Yogyakarta),” jelas Yetti.
Salah satu wisatawan di Malioboro, Amel menyambut baik penerapan pedestrian penuh 24 jam di Malioboro. Dia merasakan kebebasan saat berfoto-foto dengan baju khas Yogyakarta di tengah Jalan Malioboro. “Bagus kalau mau foto-toto bisa bebas dan menikmati Malioboro dengan suasana lalu lintas sepi. Semoga ke depan tiap seminggu atau berapa kali dalam sebulan itu ada kegiatan seperti ini,” ucap Amel wisatawan asal Ungaran itu.



