Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Pemusatan Pelatihan Desa Bahagia bagi 38 Calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Yogyakarta tahun 2025 dimulai pada 4 hingga 19 Agustus di Wisma Sargede.

Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya menyampaikan, tinggal di asrama bersama teman satu angkatan, kakak pembina maupun pelatih menjadi masa bagi Calon Paskibraka untuk belajar saling menghormati serta menghargai dan membantu satu sama lain. Membangun rasa persatuan dan membangun interaksi sosial.

“Tentu kami harap para Calon Paskibraka bisa mengikuti semua program pelatihan dengan bahagia. Pemusatan pelatihan dilakukan tidak hanya terkait peraturan baris-berbaris dan pengibaran maupun penurunan bendera, tapi juga aspek kepemimpinan dan pembentukan karakter,” terangnya.

Pembukaan Pemusatan Latihan di Desa Bahagia oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya.

Pihaknya menyatakan setelah anggota Paskibraka keluar dari masa asrama, diyakini akan menjadi pribadi yang lebih matang, bisa memimpin dirinya sendiri dan memberikan pengaruh baik bagi lingkungan sekitar.

“Setelah dari asrama ini harapan kami mereka akan menjadi calon pemimpin masa depan, dengan kemampuan interaksi sosial yang baik, karena salah satu modal pembangunan yang efektif adalah bagaimana generasi muda kita memiliki kecerdasan sosial yang baik,” imbuhnya.

Calon Paskibraka Berpamitan kepada Orang Tua Sebelum Memasuki Masa Asrama.

Sejalan dengan itu Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Yogyakarta Nindyo Dewanto menjelaskan, masa asrama di Desa Bahagia bertujuan untuk meningkatkan kemandirian Calon Paskibraka serta membentuk karakter pemimpin berkualitas.

“Adik-adik nanti akan belajar mandiri, bagaimana bersosialisasi, memahami mana yang jadi kewajiban, ketika kembali ke masyarakat diharapkan mampu menjadi motivator dan influencer. Kami juga yakin mereka adalah generasi unggul, yang mampu bersaing dengan lebih 300 pelajar lainnya. Sehingga Generasi Indonesia Emas ini kita harapkan bisa diwujudkan dan Kota Yogya mendapat dampak yang baik untuk pembangunan fisik dan non fisik,” jelasnya.

Upacara Pembukaan Pemusatan Pelatihan di Desa Bahagia.

Salah satu Calon Paskibraka Putra, Raul David James Alvaro Siahaya dari SMA BOPKRI 1 Yogyakarta menceritakan, meski sedih harus berpisah dari orang tua selama dua minggu lebih, dirinya yakin pemusatan latihan di Desa Bahagia merupakan proses pembelajaran yang sangat berharga.

“Ini merupakan proses kami untuk lebih dewasa, disiplin dan tanggung jawab, saya sudah ikhlas dan siap memantapkan hati menjalani setiap program pelatihan. Dengan harapan selama masa asrama ini kami dapat lebih kompak, solid, membangun rasa kekeluargaan, berprogres bersama sampai sukses menjalankan penugasan,” ceritanya.

Pemotongan Pita oleh Calon Paskibraka Menandai Dimulainya Masa Asrama.

Sementara itu perwakilan Calon Paskibraka Putri, Daini Arina Safiy Defianti yang merupakan siswi SMAN 1 Yogyakarta mengatakan, Desa Bahagia merupakan tempat untuk menempa dirinya agar menjadi versi terbaik dalam banyak sisi.

“Rasa kangen dan rindu karena jauh dari orang tua ini saya yakin akan sebanding dengan apa yang didapatkan selama masa asrama. Ditempa dari fisik, mental, dan kekuatan pikiran akan membangun karakter yang lebih baik bagi diri saya dan teman-teman,” katanya.