Sebanyak 11 pendaki dilaporkan meninggal dunia dalam insiden tersebut. Sementara beberapa orang masih dalam pencarian.
Ada juga yang mana berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat. Seorang pendaki selama Bangkinang, Kampar, Muhammad Afif menjadi satu satu dari puluhan pendaki yang tersebut selamat.
Afif bersama tiga orang rekannya berangkat dari Batu Palano, Sungai Pua, Agam. Sesampai pada atas, dirinya mendengar gemuruh seperti pesawat melintas dari dekat.
Mereka dikagetkan dengan hujan batu.
“Saat kejadian saya mendengar pendapat pesawat, terus keluar asap hingga turun batu dari atas kayak hujan batu gitu. Langsung kami sembunyi di dalam jalur tikus,” ujar Afif dikutip dari Riauonline.co.id–jaringan Suara.com, Senin (4/12/2023).
Mereka yang digunakan belum mencapai puncak Gunung Marapi memutuskan setelah erupsi mulai reda. Ia tiba dalam Pos BKSDA sekitar pukul 18.00 WIB.
“Kami turun sendiri saat itu bantuan belum datang. Kejadiannya itu sekitar jam 15.00 WIB sore,” jelas Afif.
Dia mengaku sudah empat kali melakukan pendakian pada Gunung Marapi. Namun, untuk pertama kalinya ia nyaris terjebak Gunung Marapi.
“Baru pertama merasakan kejadian ini, saya masih trauma serta syok,” ujarnya.
Diketahui, dari data yang dimaksud diperoleh ada sekitar 75 pendaki yang terjebak erupsi pada Gunung Marapi.
Sebanyak 49 orang di dalam antaranya sudah dievakuasi, juga 26 orang lainnya masih dalam proses. Dari 49 orang yang digunakan sudah dievakuasi, 29 orang pada antaranya merupakan warga Riau.
