Gondomanan,REDAKSI17.COM – Sebanyak 60 siswa-siswi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Salma SPNF SKB Kota Yogyakarta tampil kompak melalui tarian kelompok mengenakan pakaian adat dari berbagai negara dalam Pentas Ceria menutup tahun ajaran 2024/2025 pada Rabu (4/6) di Gedung Societeit Militaire TBY.
Tema yang diangkat pada Pentas Ceria tersebut adalah Live in Your World, Play in Ours. Sebagai salah satu cara mengenalkan keragaman budaya berbagai negara di dunia kepada anak, di antaranya Korea, Jepang, India, Mesir, Meksiko, Hawai dan Belanda.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori menyatakan, proses belajar dan bermain pada jenjang PAUD menjadi bagian penting dalam pendidikan karakter anak.
“Selamat kepada anak-anak yang sudah tampil berani dan ceria, selamat melanjutkan ke jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) baik itu di negeri yang di Kota Yogyakarta jumlahnya ada 11, kemudian TK PKK ada 48 maupun swasta,” terangnya.

Menurutnya pendidikan karakter anak harus melalui proses pembiasaan, sehingga di bawah sadar akan menjadi kebiasaan dan perilaku sehari-hari. Untuk itu orang tua dan keluarga juga harus mampu menciptakan lingkungan yang baik agar kebiasaan baik yang dilakukan di PAUD tetap dilakukan.
“Anak-anak di PAUD ini usianya antara 2 sampai 4 tahun, perjalanan Masih panjang tapi rentang usia tersebut sangat penting untuk membentuk karakter anak. Kami berpesan bahwa pendidikan yang paling utama itu dari keluarga, orang tua bisa menjadi teladan bagi anak, sehingga sekolah dan lingkungannya sama-sama menciptakan atmosfer yang positif untuk tumbuh kembang anak,” pesannya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Yogyakarta, Sudijarto menjelaskan, esensi pendidikan anak usia dini adalah belajar sambil bermain dan bermain sambil bejalar.
“Masa anak-anak di PAUD ini adalah masa emas bagaimana pondasi dan pembentukan karakter anak itu dibangun dengan konsep happy learning. Dengan pembiasaan hal-hal baik dan mendorong kemandirian anak,” jelasnya.

Pihaknya juga menyampaikan apresiasi kepada guru pendidik PAUD atas dedikasinya membersamai proses belajar anak-anak, serta kepada orang tua wali yang telah memberikan kepercayaannya untuk membawa anak-anaknya belajar di PAUD Salma.
“Ini merupakan tugas kita bersama sebagai orang tua untuk hadir dan membersamai anak dalam masa tumbuh kembang sesuai potensinya, tunas bangsa yang cerdas di masa mendatang,” imbuhnya.
Sementara itu salah satu orang tua, Rizki Hardianto mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi bagaimana ibu dan bapak guru pendidik di PAUD Salma dengan kesabarannya dalam mendampingi anak-anak.
“Saya pribadi merasakan betul bagaimana anak itu berubah menjadi lebih disiplin dan mandiri. Dulu waktu awal masuk PAUD masih nangis kalau ditinggal, susah bangun pagi, setelah dua tahun di PAUD jadi ketagihan masuk sekolah, sudah rajin bangun pagi, belajar disiplin dengan pakai seragam, ke toilet sudah tidak sepenuhnya dibantu,” katanya.

Perubahan tersebut, lanjut Rizki, merupakan hal penting dalam masa tumbuh kembang anak. Sebagai orang tua dirinya bangga melihat anaknya mendapatkan pendidikan karakter dengan cara yang menyenangkan dan berkesan.
“Terima kasih kepada ibu bapak guru pendidik dan pengurus PAUD Salma, anak kami bisa bermain dan belajar banyak hal. Kami sebagai orang tua juga belajar agar pembiasaan baik yang anak-anak dapatkan bisa menjadi bagian dari karakter mereka,” tuturnya.