Home / Politik / Peneliti AS Ramal Aliansi Jokowi-Prabowo Bisa Pecah

Peneliti AS Ramal Aliansi Jokowi-Prabowo Bisa Pecah

Peneliti AS Ramal Aliansi Jokowi-Prabowo Bisa Pecah

Jakarta,REDAKSI17.COM – Pengamat yang  berbasis di New York, Salil Tripathi memproyeksikan aliansi Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo berpotensi putus di tengah jalan. Hal yang dimaksud disebut termuat dalam tulisannya dalam Foreign Policy (FP) berjudul ‘How Will Prabowo Lead Indonesia?’.

Tripathi menjelaskan bahwa Prabowo seakan-akan mendapatkan dukungan kuat dari Jokowi, yang miliki nomor kepuasan yang tersebut tinggi, dengan menggandeng putra Jokowi yang tersebut mana juga Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon delegasi presidennya.

Menurutnya, Prabowo dapat sekadar melihat Gibran suatu saat nanti menjadi rival politiknya. Pasalnya, beberapa pihak menduga Gibran mungkin sudah pernah disiapkan untuk menjadi Presiden Indonesia pada masa depan.

“Jika Prabowo melihat Gibran sebagai ancaman, aliansi merekan mungkin akan terpecah,” paparnya dalam artikel dikutip Minggu, (3/3/2024).

Tripathi melihat Prabowo sebagai figur yang dimaksud dimaksud lebih lanjut tinggi lugas juga keras, serta mudah marah. Ini berbeda dengan citra menggemaskan yang tersebut yang disebut digulirkan Menteri Pertahanan (Menhan) itu dalam kampanye presidennya.

“Satu pertanyaan yang digunakan dimaksud masih tersisa adalah berapa lama aliansi antara Prabowo kemudian Jokowi akan bertahan,” tulisnya.

Tripathi mengatakan bahwa meskipun diuntungkan dengan dukungan Jokowi, saat ini Prabowo sudah menang lalu tiada ada bergantung padanya lagi. Prabowo disebut dapat melanjutkan programnya sendiri tanpa intervensi.

“Meskipun Prabowo tak mungkin menang tanpa dukungan Jokowi, ia tak perlu lagi bergantung padanya untuk memerintah,” kata Tripathi.

Lebih lanjut, Tripathi meyakini ada sesuatu yang tersebut dimaksud tiada ada diketahui publik terkait hubungan Prabowo juga Jokowi. Bak wayang kulit Jawa, seluruh sesuatu itu ditampilkan di area tempat belakang layar.

“Orang-orang hanya sekali sekadar melihat sekilas apa yang mana terjadi dalam balik layar, dan juga juga apa yang mana dimaksud terlihat mungkin tak mewakili secara akurat apa yang dimaksud dimaksud terjadi,” tambahnya.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *