GONDOKUSUMAN,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta kembali menyelenggarakan Pengajian Rutin Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Yogyakarta sebagai sarana mempererat silaturahmi antarpegawai lintas instansi. Kegiatan yang digelar rutin dua bulan sekali ini berlangsung khidmat pada Rabu (10/9) di Masjid Syuhada Yogyakarta.

Pengajian Forkopimda juga diharapkan tidak hanya menjadi ruang untuk memperkuat iman dan takwa, tetapi juga menjadi sarana mempererat sinergi antarinstansi dalam mendukung pembangunan dan pelayanan masyarakat di Kota Yogyakarta. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Setda Kota Yogyakarta adalah Helmi Arifin.

 

Pihaknya menjelaskan, pengajian rutin Forkopimda secara konsisten dipusatkan di Masjid Syuhada. Hal ini sejalan dengan penetapan masjid tersebut sebagai Masjid Agung Kota Yogyakarta sejak tahun 2022.

Kegiatan yang digelar rutin dua bulan sekali ini berlangsung khidmat pada Rabu (10/9) di Masjid Syuhada Yogyakarta.

“Kalau pengajian Forkopimda rutin di Masjid Syuhada, karena Masjid Syuhada secara regulasi sudah ditetapkan sebagai Masjid Agung Kota Yogyakarta sejak tahun 2022. Jadi setiap dua bulan sekali kita adakan di sini,” ujarnya.

Ia menambahkan, peserta pengajian biasanya mencapai 200 hingga 300 orang, dengan kehadiran terbanyak berasal dari Kementerian Agama (Kemenag), Kodim, Polsek, serta perwakilan BUMD.

“Harapannya kegiatan ini bisa terus berlanjut dan pesertanya semakin banyak. Sebenarnya target awal lebih dari 300 peserta, hanya tren kehadiran belakangan agak menurun. Karena itu, kita coba variasikan waktunya, kalau biasanya pagi, sekarang kita adakan siang hari,” jelas Helmi Arifin.

Sementara itu, Pengisi Pengajian Forkopimda yang juga selaku Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Dr. H. Nur Kholis, S.Ag, M.Ag menekankan, pentingnya menjaga makna dalam setiap arus informasi yang diterima masyarakat.

Kegiatan ini diikuti kurang lebih 200 pegawan lintas instansi.

“Kita hidup dalam kondisi kaya informasi, tetapi miskin terhadap makna. Banyak orang meluapkan ekspresi perasaan lewat media sosial, namun kurang menggali nilai-nilai yang mendalam. Informasi yang berbobot dan penuh makna bisa memberi dampak panjang, menjaga persatuan, dan menjadi warisan berharga hingga anak cucu kita merasa bangga,” ungkapnya.

Ia berharap, Pengajian Forkopimda tidak hanya menjadi ruang penguatan spiritual bagi peserta, tetapi juga mampu menumbuhkan kesadaran bersama untuk menyikapi arus informasi secara bijak.