Home / Ekobis / Pengakuan Mengejutkan Yongki Komaladi Soal Pabrik Bata Tutup

Pengakuan Mengejutkan Yongki Komaladi Soal Pabrik Bata Tutup

Pengakuan Mengejutkan Yongki Komaladi Soal Pabrik Bata Tutup

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Baru-baru ini pabrik PT Sepatu Bata Tbk (BATA) di dalam area Purwakarta resmi melakukan penutupan operasionalnya. PHK massal pun dilakukan, 233 pekerja harus kehilangan pekerjaan.

Gelombang penutupan serta PHK industri alas kaki masih terus berlanjut di area area tengah gejolak sektor ekonomi global. Berkaca dari kondisi produsen sepatu Bata, Founder & CEO PT Sumber Kreasi Fumiko, Yongki Komaladi mengungkapkan beberapa jumlah total tantangan industri alas kaki. Mulai dari persoalan material baku yang digunakan masih banyak impor hingga permasalahan tenaga kerja kemudian kebijakan pemerintah.

“Menurut saya, material baku itu salah satu hal yang digunakan susah didapat kalau di area area produksi lokal. Hampir 90% memang hasil dari luar, utamanya China. Tapi kalau mengenai Bata, setahu saya Bata juga impor barang-barang dari seluruh negara yang digunakan dia punya asosiasi sendiri, dari Malaysia, India, Singapura, dia saling berbagi cerita serta merek bisa jadi jadi membeli barang-barang dari luar,” kata Yongki dalam Profit CNBC Indonesia, Rabu(15/5/2024).

Menurutnya, dari sisi tenaga kerjanya juga harus dilihat, apakah tenaga kerja pada area Indonesia cukup potensial dibandingkan negara lain.

“Dan bagaimana mengenai kebijakan juga yang digunakan mana harus dipikirkan, dikarenakan sekarang ini kita boleh dibilang 70% rata-rata barang itu komponen dari luar, tenaga kerjanya pun potensial sebesar apa, apakah seprofesional dalam negara lain. Hal-hal itu menjadi sesuatu yang digunakan yang harus mereka itu itu pikirkan kembali efisiensi dan juga juga segala macamnya,” ucap dia.

Yongki juga mengatakan persoalan dalam industri alas kaki tak hanya saja sekadar dialami Bata, namun juga UMKM alas kaki yang dimaksud hal tersebut menghadapi banyak tantangan. Salah satunya terkait material paku hingga pasar yang dimaksud mana diserbu komoditas impor, sehingga membutuhkan dukungan regulasi pemerintah.

Suasana lengang Toko sepatu Bata dalam Pasar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2024), tetap beroperasi pascapenutupan pabrik sepatunya di tempat dalam Purwakarta, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Suasana lengang Toko sepatu Bata pada Pasar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2024), tetap beroperasi pascapenutupan pabrik sepatunya pada Purwakarta, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Suasana lengang Toko sepatu Bata di dalam tempat Pasar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2024), tetap beroperasi pascapenutupan pabrik sepatunya pada area Purwakarta, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

“UMKM di area area Indonesia pasti lebih besar lanjut terkesot-kesot lagi, lebih lanjut tinggi susah lagi. Karena Bata perusahaan besar belaka begini, apalagi UMKM yang dimaksud yang kecil. Ini yang digunakan harus dipikirkan. Akibatnya begini, sebabnya kenapa? Nah ini yang tersebut mana harus dipikirin. Saya merasa sayang sekali kalau UMKM yang digunakan yang sangat mengandalkan jual dalam lokal, pasti terpencil lebih besar besar susah lagi dibandingkan Bata. Ini juga menjadi PR kita bersama bahwa apakah ini industri yang dimaksud dimaksud cukup punya kepadatan tenaga kerja yang mana luar biasa, harus dipikirkan. Perusahaan besar pasti punya strategi-strategi tertentu,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa pentingnya memikirkan bersama bagaimana cara mengatasi fenomena maraknya penutupan pabrik ini, jangan hanya sekali sekadar dilihat dari sebab atau akibatnya saja, melainkan dipikirkan bagaimana tindakan menyiasati agar kejadian itu tidaklah ada terulang dalam area UMKM.

Lebih lanjut, Yongki memprediksi bahwa kondisi ini ada kemungkinan berlanjut ke merek lainnya, bukan hanya sekali sekali Bata. Karena katanya, saat ini sudah banyak sekali UMKM yang tersebut yang teriak ‘tidak sanggup’ menjalankan bisnisnya. Mereka merasa tidaklah terfasilitasi serta didukung oleh pemerintah.

“Contohnya, banyak UMKM yang digunakan digunakan ingin membranding produknya tapi kalah dengan brand-brand dari luar negeri. Kenapa gak difasilitasi masuk ke pusat belanja atau dept store. Tidak cuma cuma pameran yang mana hal tersebut cuma sekali seminggu, tapi dikasih tempat dalam mal-mal, kan dapat bekerjasama dengan pusat perbelanjaan. Supaya hasil lokal sendiri dicintai,” ucapnya.

“Saya lihat mal-mal semata-mata memberikan tempat untuk brand-brand yang dimaksud ternama, sedangkan UMKM juga padat karya yang tersebut mesti didukung. Jadi harus dipikirkan kesinambungan selama dia menjadi produksi lokal yang mana mana seharusnya dihargai serta dikenal ke negara lain,” imbuh dia.

Bukan tanpa sebab ia menyarankan demikian, hal itu lantaran dia melihat sendiri banyak brand-brand lokal yang hal itu belum terkenal, yang tersebut digunakan akhirnya tiada bisa saja semata melanjutkan produksi dikarenakan tak menerima banyak dukungan.

“Tolong bantulah UMKM yang tersebut mana sangat tak ada punya kemampuan beradaptasi, bagaimana? Itu yang tersebut mana harus dipikirkan. Karena ini kan banyak tenaga kerja yang digunakan yang bagus, serta kita orang-orang yang dimaksud digunakan kreatif yang digunakan digunakan saya berharap juga kita sebagai produksi lokal jangan hanya sekali belaka sanggup cuma mengcopy produk-produk orang, tapi kalau dapat menciptakan hasil lokal yang tersebut yang berpotensial yang punya roh bagus, sehingga ini menjadi beda dengan produk-produk yang dimaksud dari China atau negara lainnya. Itu yang mana dimaksud harus kita rubah cara berpikirnya secara UMKM,” ujarnya.

Meski demikian, Yongki tetap mengingatkan kepada pelaku UMKM untuk merubah pola berpikirnya. Jika sebelumnya berpikir semata-mata sekadar menunggu kesempatan, sekarang harus berpikir bagaimana metode menjemput kesempatan tersebut.

“Jangan cuma nunggu bola, harus jemput bolanya. Dirubah bagaimana pola pikir merekan sehari-hari. Mereka harus punya wadah yang digunakan sanggup membentuk pribadi merek berubah dengan keadaan zaman yang dimaksud mana begitu keras lalu tidaklah ada cukup welcome semua orang dapat masuk,” pungkasnya.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *