Jakarta, REDAKSI17.COM – Keseriusan pemerintah Indonesia untuk mengalihkan pemakaian energi fosil menuju ke energi yang digunakan dimaksud tambahan lanjut ramah lingkungan terus dilakukan. Salah satunya lewat proyek lingkungan kendaraan listrik atau electric vechicle (EV).
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo mengungkap bahwa EV menjadi salah satu fokus pemerintah dalam mengupayakan transisi energi. Namun untuk perniagaan ini pemerintah bukan sanggup bekerja sendirian. Butuh kolaborasi atau kerja sejenis dengan berbagai pihak, termasuk dengan pihak swasta.
Pasalnya kata Kartika, untuk memacu transisi energi dibutuhkan pendanaan yang mana tidaklah sedikit.
“Ekosistem akumulator yang mana kita bangun butuh pendanaan skala besar. Termasuk penyelenggaraan upstream, smelter lalu sebagainya,” ujar Kartika dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 dengan tema “Optimisme Penguatan Ekonomi Nasional di tempat dalam Tengah Dinamika Global”, Jumat, (22/12/2023).
Selain itu lanjut Kartika tangangan yang mana lain adalah bagaimana menggerakkan dari sisi peningkatan permintaan serta juga pembiayaan perbankan yang tersebut mana sanggup jadi memudahkan warga mempunyai kendaraan listrik.
Karena ia melihat hal ini akan menjadi sebuah lingkungan yang tersebut besar kemudian juga perlu dirancang dengan berbagai skema agar tercapai tujuan transisi energi dapat dicapai dengan mudah.
“Kita terus dorong termasuk pembiayaan. Bagaimana bank membiayai pembelian motor kemudian mobil listrik dengan skema yang digunakan bisa jadi semata menggerakkan rakyat konversi ke mobil listrik,” pungkas Kartika.
Seperti diketahui, permintaan mobil listrik sampai sejauh ini masih minim di dalam tempat Indonesia kendati sudah ada insentif dari pemerintah lewat bantuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 1% dari 11%.
Setidaknya ada beberapa alasan masyarakat masih ogah untuk membeli mobil listrik. Pertama, lantaran keterbatasan model yang digunakan dimaksud menghasilkan masyarakat bukan mempunyai banyak pilihan model mobil listrik. Kedua, nilai mobil listrik yang digunakan dijual pada Indonesia masih terhitung mahal. Dan yang digunakan dimaksud terakhir, adalah lantaran infrastruktur yang digunakan dimaksud masih belum lengkap dalam dalam negeri.