Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta mengukuhkan Duta Baca dan Bunda Literasi Kota Yogyakarta pada Selasa (18/11/2025) di Ruang Bima Balai Kota. Kegiatan ini menjadi langkah dalam memperkuat budaya gemar membaca melalui peran tokoh penggerak literasi.
Maya Ferry Oktavia dikukuhkan sebagai Duta Baca kategori umum dan Mutiara Najumah Muharam kategori pelajar. Sementara Bunda Literasi adalah Wakil Ketua TP PKK Siti Hafsa disertai tingkat kemantren yaitu istri dari 14 Mantri Pamong Praja.
Duta Baca dan Bunda Literasi menjadi upaya strategis menciptakan gerakan literasi yang kuat dan merata. Literasi bukan hanya kegiatan membaca buku, namun bagaimana membangun daya kritis, wawasan, dan kepercayaan diri masyarakat. Dengan kolaborasi para pegiat literasi, keluarga, dan generasi muda, Yogyakarta menegaskan komitmennya menjadi kota yang tumbuh melalui budaya membaca.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, Afia Rosdiana, menjelaskan bahwa pemilihan Duta Baca yang telah digelar pada September 2025 merupakan bagian dari upaya pembudayaan kegemaran membaca yang melibatkan para pegiat literasi.
“Duta Baca adalah teladan, inspirator, sekaligus motivator dalam menggerakkan kegemaran membaca dan literasi di masyarakat. Begitu juga dengan Bunda Literasi, mulai tingkat kota hingga kemantren, sebagai figur yang mendorong literasi dalam keluarga dan lingkungan sosial,” ungkapnya.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menekankan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi terobosan untuk meningkatkan kesadaran membaca. Menurutnya, minat baca masyarakat masih perlu ditumbuhkan secara serius.
“Membaca itu penting. Kita harus mulai meningkatkan kesadaran untuk membaca literatur, tidak hanya berhenti pada angka kunjungan atau jumlah buku di perpustakaan,” ujarnya.
Hasto menekankan bahwa literasi bukan sekadar membaca teks, tetapi memahami makna dan ilmu di baliknya. Ia mencontohkan kebiasaan sehari-hari seperti memasak, di mana seseorang tidak cukup hanya membaca resep, tetapi juga memahami kandungan bahan makanan dan proses pengolahannya.
“Kalau hanya menghafal resep, itu belum literasi. Literasi itu ketika kita memahami lebih dalam, sehingga percaya diri saat menjelaskan kepada orang lain,” tegasnya.
Duta Baca Kota Yogyakarta, Maya Ferry Oktavia, menyampaikan komitmennya untuk membawa semangat literasi yang inklusif dan berkelanjutan. Ia ingin memperkuat budaya baca melalui kegiatan kreatif seperti pojok baca kampung, alih wahana buku, hingga pelatihan keterampilan berbasis literasi.
“Saya percaya literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, tetapi pintu untuk belajar sepanjang hayat dan membangun masyarakat yang lebih berdaya,” tambahnya.
Duta Baca Pelajar Kota Yogyakarta, Mutiara Najumah Muharam dari SMAN 1 Yogyakarta, menyebut pemilihan Duta Baca Pelajar sebagai pengalaman yang sangat berharga. Ia merasa terinspirasi melihat para peserta yang memiliki semangat serupa dalam mencintai literasi.
“Kegiatan ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi wadah untuk menumbuhkan minat baca dan memperluas relasi antarpecinta literasi,” katanya.



