UMBULHARJO,REDAKSI17.COM – Sebagai pusat kebudayaan dan pariwisata, Kota Yogyakarta terus memperkuat pengembangan sektor pariwisata agar tetap berdaya saing dan berkelanjutan.
Saat ini Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata juga terus mengoptimalkan potensi di 58 daya tarik wisata yang dimiliki, seperti wisata budaya, sejarah, religi, pendidikan, serta wisata belanja.
Langkah tersebut mengemuka dalam Focus Group Discussion (FGD) Revitalisasi dan Pengembangan Daya Tarik Wisata Berbasis Inovasi dan Keberlanjutan yang digelar pada Rabu (23/9) di Swiss Belexpress Hotel Yogyakarta.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko, dan Ketua DPD Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardiyanto Setyo Aji.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan mengatakan, Kota Yogyakarta memiliki kekuatan utama melalui 45 kampung wisata berbasis kelurahan.
Dimana masing-masing memiliki keunikan, mulai dari kuliner, kriya, hingga fesyen, yang mampu mendukung paket-paket wisata unggulan.
“Dengan berkembangnya kampung wisata di berbagai pelosok kota, diharapkan angka kunjungan wisata ke Yogyakarta semakin stabil serta mampu menimbulkan multiplier effect bagi sektor transportasi, perhotelan, usaha jasa, hingga industri kreatif,” ujarnya.
Wawan juga menekankan pentingnya kreativitas dalam menghadirkan pengalaman baru bagi wisatawan. “Orang datang ke Jogja harus merasakan ekspresi baru. Tidak sekadar wisata murah, tetapi berkualitas dan penuh pengalaman,” katanya.

Selain pengembangan destinasi, Pemerintah Kota Yogyakarta saat ini juga tengah berupaya mengatasi persoalan sampah yang sudah melebihi kapasitas di beberapa depo.
Salah satu langkah inovatif yang akan segera dilakukan adalah penerapan kawasan full pedestrian selama 24 jam pada tanggal 7 Oktober mendatang. “Jika berhasil, konsep ini akan diterapkan secara rutin setiap bulan, bahkan bisa berlanjut mingguan,” jelas Wawan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko, menyampaikan, kegiatan FGD ini melibatkan 58 pengelola destinasi wisata. “Terdiri dari 20 destinasi sejarah, budaya, dan religi; 14 destinasi pendidikan; 6 destinasi belanja; dan 18 kampung wisata,” ungkapnya.
Ia menambahkan, sektor pariwisata Yogyakarta masih menghadapi tantangan terkait jumlah pergerakan wisatawan, lama tinggal, dan belanja wisatawan. Sepanjang tahun 2024, jumlah kunjungan wisatawan tercatat 10.939.210 orang, dengan rata-rata lama tinggal 1,88 hari dan belanja Rp2,25 juta per wisatawan. “Angka ini harus terus ditingkatkan di masa mendatang dengan strategi inovasi dan keberlanjutan,” jelas Wahyu.
Selanjutnya, Ketua Dewan Pengurus Daerah Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DPD GIPI DIY), Bobby Ardiyanto Setyo Aji, mengungkapkan, pentingnya strategi dalam pengembangan daya tarik wisata Kota Yogyakarta.
“Kita perlu memperkuat Destination Management Organization (DMOs) dengan struktur yang jelas, tata kelola yang baik, serta koordinasi yang solid antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta,” ujarnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya manajemen strategis dan perencanaan terpadu yang mencakup berbagai aspek, mulai dari produk wisata, pemasaran, infrastruktur, hingga pengelolaan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat.
“Wisatawan datang bukan hanya untuk melihat destinasi, tetapi juga untuk merasakan pengalaman. Kualitas pelayanan yang baik akan membuat mereka ingin kembali lagi, sekaligus memperkuat citra Yogyakarta sebagai destinasi unggulan,” ungkapnya.