Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Tempat Penitipan Anak (TPA) merupakan layanan pengasuhan dan pendampingan yang berperan penting dalam masa emas tumbuh kembang anak pada aspek pendidikan awal.
Untuk itu peningkatan kompetensi pengasuh yang tersertifikasi dan terstandar menjadi satu kebutuhan yang tidak terelakkan. Hal ini yang mendasari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta berkolaborasi dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Perwakilan DIY mengadakan Kelas Orang Tua Hebat bagi pengasuh TPA pada Senin (19/5/2025) di Ruang Bima Balai Kota.
Sekretaris DP3AP2KB Kota Yogyakarta Sarmin menyampaikan, usia balita antara 1 hingga 5 tahun merupakan bagian kehidupan yang sangat penting, atau dianggap sebagai masa keemasan dan perlu mendapat perhatian khusus.
“Pada masa emas ini anak anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan psikomotorik, perkembangan mental dan perkembangan sosial. Kelas orang tua hebat ini dirancang untuk memberikan pengetahuan serta keterampilan bagaimana menjadi orang tua yang lebih hebat dalam mengasuh anak,” ujarnya.
Ketua Tim Kerja Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Perwakilan DIY, Mustikaningtyas menjelaskan, TPA harus menjadi lingkungan yang aman dan terkontrol, membantu anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya, serta mendukung perkembangan sosial dan emosional mereka.
“Kehadiran TPA menjadi bentuk dukungan pada kesejahteraan ibu dan anak, seiring meningkatnya partisipasi perempuan dalam dunia kerja. Sehingga orang tua yaitu ibu dan ayah juga harus punya kemampuan yang baik dalam mengasuh anak, tidak begitu saja menyerahkan ke pengasuh di TPA,” jelasnya.
Pihaknya juga menyatakan pemerintah punya program dalam meningkatkan kualitas dan layanan TPA di Indonesia. Dengan menyasar pengasuh dan pengelola TPA yang tersertifikasi, melakukan pemantauan pertumbuhan anak secara periodik, peningkatan keterlibatan orang tua atau keluarga dalam pengasuhan dan integrasi layanan rujukan.
“Di Kota Yogyakarta tercatat ada 47 TPA di mana dua di antaranya yaitu TPA Praba Dharma dan Among Putra menjadi praktik baik yang dapat dijadikan contoh bagaimana pengelolaan dan pengasuhan dilakukan. Untuk itu harapannya TPA lain juga dapat terus berkembang dan meningkatkan kualitas layanannya,” imbuhnya.

Sementara itu salah satu peserta, Evie dari TPA Al Khairaat mengatakan, salah satu kendala yang dihadapi adalah ketika orang tua tidak terlalu terlibat dalam pengasuhan.
“Orang tua itu perannya sangat penting khususnya dalam memberikan dukungan emosional untuk membantu perkembangan kognitif dan sosial anak. Kami sebagai pengasuh harapannya ada sinergi antara TPA dan keluarga, sehingga anak dapat berkembang secara optimal,” katanya.