Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Anak adalah bagian yang dilibatkan dalam perencanaan pembangunan tidak terkecuali anak dengan disabilitas, partisipasi dan usulan mereka juga menjadi bagian dalam mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai Kota Layak Anak (KLA) Paripurna.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Retnaningtyas dalam Pra Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Anak Disabilitas pada Kamis (13/2/2025) di Grha Pandawa Balai Kota.

“Ini tahun ketiga diadakan Pra Musrenbang Anak Disabilitas, nantinya usulan ataupun masukan akan digabungkan dengan hasil dari pelaksanaan Musrenbang Anak. Tentu hasil dari kegiatan ini akan kami tampung dan distribusikan ke perangkat daerah atau lembaga terkait, untuk kita upayakan bersama agar dapat difasilitasi untuk kemajuan anak-anak di Kota Yogya,” ujarnya.

Kepala DP3AP2KB Kota Yogyakarta Retnaningtyas dan Kabid PPHA Edy Wijayanti.

Sejalan dengan itu Kepala Bidang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak DP3AP2KB Kota Yogyakarta, Edy Wijayanti menjelaskan sejak 2021 Kota Yogya telah meraih prestasi KLA Utama dan berkomitmen untuk meraih kategori paripurna.

“Tujuan utama KLA adalah bagaimana mewujudkan perlindungan dan pemenuhan hak anak, yang di dalamnya juga memuat bagaimana partisipasi anak dalam menyatakan suara tidak terkecuali anak dengan disabilitas,” jelasnya.

Penyampaian aspirasi anak disabilitas dalam Pra Musrenbang Anak Disabilitas 2025.

Pihaknya menyatakan salah satu indikator KLA adalah bagaimana hak anak untuk berekspresi, berorganisasi, akses atas informasi, pendidikan, bermain dan berpartisipasi dalam kegiatan budaya dapat difasilitasi. Begitu juga dengan dukungan bagi anak berkebutuhan khusus.

“Kegiatan Pra Musrenbang ini merupakan bentuk fasiliasi penyerapan aspirasi dalam perumusan kebijakan program pembangunan dan pemenuhan hak anak. Dengan tujuan menyelaraskan prioritas sasaran pembangunan daerah dengan suara dan aspirasi anak secara proporsional, agar lebih responsif terhadap anak khususnya anak dengan disabilitas,” terangnya.

Pra Musrenbang Anak Disabilitas diikuti oleh anak-anak dengan ragam disabilitas yang dibagi dalam empat kelompok yaitu mental, tuli, intelektuan serta fisik dan tuna netra. Didampingi fasilitator dari Sentra Advokasi Perempuan,Difabel,dan Anak (SAPDA) dan Forum Kemantren Inklusi.

Penyampaian aspirasi anak disabilitas dalam Pra Musrenbang Anak Disabilitas 2025.

Salah satu fasilitator, Putri mengatakan kegiatan tersebut harapannya menjadi media penjaringan suara, menuangkan ide dan pemikiran agar anak-anak disabilitas juga turut serta dalam proses pembangunan Kota Yogya.

“Selain sebagai sarana bersosialisasi juga sebagai tempat untuk mengekspresikan keinginan, pendapat, juga melatih anak dengan disabilitas untuk mengenali keresahan dan permasalahan yang dihadapi. Baik itu di lingkup keluarga, lingkungan tempat tinggal, sekolah dan lainnya,” katanya.

Sementara itu salah satu peserta dengan disabilitas tuli, Ikhsan menyampaikan, dirinya ingin lingkungan di sekitar tempat tinggal dan sekolah juga dapat memiliki kesadaran dan bersikap inklusif.

“Kalau berkomunikasi bisa dengan tulisan, di sekolah masih bisa mengikuti pembelajaran karena guru menjelaskan dengan tulisan. Dulu pernah diperlakukan kurang baik sama teman, tapi sekarang sudah merasa lebih nyaman,” sampainya.