Home / Olahraga / PEPARDA IV DIY 2025, Panggung Arti Ketangguhan

PEPARDA IV DIY 2025, Panggung Arti Ketangguhan

Gunungkidul (22/08/2025) REDAKSI17.COM – Pekan Paralimpik Daerah (PEPARDA) IV DIY 2025 adalah panggung di mana semua masyarakat, pemerintah, atlet, dan pelatih, belajar tentang arti ketangguhan. Melalui PEPARDA, Pemda DIY pun ingin memperlihatkan semangat untuk merayakan, bukan hanya sebuah ajang olahraga, tetapi juga sebuah perjalanan inspirasi.

Demikian disampaikan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X saat membacakan sambutan Gubernur DIY pada Gala Dinner Peparda DIY 2025. Bertempat di Hotel Santika Gunungkidul pada Jumat (22/08), Sri Paduka pun menyampaikan mimpi seluruh pihak yang hadir agar suatu hari nanti, dari DIY akan lahir atlet paralimpik yang mengibarkan Merah Putih di panggung dunia.

“Malam ini kita berjumpa dalam satu semangat. Karena di balik setiap langkah di lintasan, setiap hela nafas di arena, dan setiap titik keringat yang jatuh, ada cerita tentang insan yang menolak menyerah. Tentang mereka yang menunjukkan kepada kita semua bahwa keterbatasan hanyalah kata, bukan batas,” ungkap Sri Paduka.

Sri Paduka pun menuturkan, mimpi untuk hadirnya atlet paralimpik yang berprestasi di kancah dunia sedang dipersiapkan. Mimpi itu bahkan telah hadir di tengah-tengah gelaran PEPARDA IV DIY 2025, dan telah ada di setiap hati atlet DIY.

“Akhirnya, saya ucapkan selamat dan sukses untuk penyelenggaraan PEPARDA IV DIY 2025. Semoga seluruh agenda berjalan lancar, sukses, dan meninggalkan jejak inspirasi bagi kita semua,” tutup Sri Paduka.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih mengatakan, menjadi kebanggaan bagi Gunungkidul karena terpilih sebagai tuan rumah. Pihaknya tentu berupaya semaksimal mungkin untuk mempersiapkan gelaran Pepada IV 2025 DIY ini dengan sebaik-baiknya.

“Acara malam ini sebagai bagian dari penghormatan dan dukungan kami kepada para atlet disabilitas yang luar biasa. Peparda bukan sekedar ajang olahraga, tapi juga panggung keberanian, ketekunan, dan tekad tanpa batas,” imbuhnya.

Endah menambahkan, dari ajang Peparda semua bisa menyaksikan jika keterbatasan fisik bukan halangan untuk berprestasi, tapi justru melahirkan kekuatan yang luar biasa. Semangat itulah yang tampak pada wajah para atlet disabilitas di DIY, yang menjadi semangat juang, semangat membanggakan daerah masing-masing.

“Mari terus kita dorong kesetaraan inklusi dan akses yang adil bagi seluruh warga, termasuk para penyandang disabilitas di semua aspek kehidupan. Semoga semangat para atlet ini terus menyala tidak hanya di arena, tapi juga di hati seluruh masyarakat,” ungkapnya.

Wakil Sekretaris Jenderal Komite Paralimpiade Nasional Indonesia, Rima Ferdianto mengatakan, penyelenggaraan kompetisi untuk paralimpik biasanya dilakukan setelah kompetisi regulernya. Namun untuk DIY, kini ada perbedaan karena Peparda 2025 dilaksanakan lebih dulu dari Porda 2025.

“Ini tentu patut kita hargai sebagai bentuk kesetaraan terhadap atlet disabilitas. Dan kami dari pusat pun berharap ajang ini dapat berjalan lancar dan meningkatkan standar kualitas para atlet disabilitas Indonesia,” imbuhnya.

Rima pun mengungkapkan, komite di pusat sangat berharap semakin banyak atlet disabilitas yang berpartisipasi dan dapat mengharumkan nama bangsa hingga kancah internasional. Meski memang saat ini menurutnya sudah semakin banyak atlet disabilitas yang levelnya sudah sampai dunia.

“Dari Peparda ini tentu diharapkan akan makin banyak atlet yang menyumbangkan prestasinya di level nasional hingga level internasional. Karena setiap kekurangan, setiap keterbatasan, pasti bisa menjadi modal untuk berprestasi, termasuk dalam bidang olahraga,” katanya.

HUMAS DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *