Home / Nasional / Perang Saudara di Tetangga RI, Jenderal Hilang-Negara Terancam ‘Gelap’

Perang Saudara di Tetangga RI, Jenderal Hilang-Negara Terancam ‘Gelap’

Perang Saudara di dalam Tetangga RI, Jenderal Hilang-Negara Terancam ‘Gelap’

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Perang saudara terjadi dalam area Myanmar sejak 2021 lalu. Akibatnya banyak jenderal hilang sampai menimbulkan negara terancam ‘gelap’.

Perang saudara ini disebabkan sebab konfrontasi bersenjata yang dimaksud melibatkan dua pihak pada dalam negeri.

Negara tetangga Indonesia itu berada dalam perang saudara sejak junta militer pimpinan Min Aung Hlaing mengkudeta pemerintahan sipil pada Februari 2021. Hingga saat ini, perlawanan dari milisi-milisi anti junta terus berlanjut.

Terbaru, junta mengatakan negara itu hanya saja semata berhasil memproduksi sekitar setengah dari listrik yang mana hal tersebut dibutuhkannya setiap hari. Rezim menyalahkan pasukan perlawanan yang mana dirasa terus merusak infrastruktur juga juga curah hujan yang mana yang rendah.

Jaringan listrik Myanmar semata-mata memproduksi 2.800 megawatt dari kebutuhan 5.443 megawatt yang tersebut dibutuhkan setiap hari, menurut pernyataan otoritas ketenagalistrikan yang dimaksud yang disebut dirilis oleh tim informasi junta pada Rabu malam.

“Produksi listrik domestik dari gas alam berkurang sekitar 446 megawatt dari kapasitas normal harian, kemudian curah hujan yang digunakan rendah sudah pernah lama menyebabkan kekurangan harian sekitar 350 megawatt dari sumber tenaga air,” kata Otoritas Kelistrikan Myanmar yang digunakan yang dikendalikan junta dikutip dari AFP, Minggu (5/5/2024).

Junta menyalahkan serangan yang digunakan mana diimplementasikan lawan-lawannya sebagai penyebab berkurangnya produksi listrik dalam negeri. Sekitar 350 megawatt dari pembangkit listrik tenaga air hilang akibat serangan terhadap saluran listrik.

“Sejak kudeta tersebut, 89 tiang sudah lama dihancurkan, lima pembangkit listrik telah terjadi lama dibom serta terdapat 71 serangan terhadap saluran listrik utama,” tambahnya.

Selain curah hujan kemudian perlawanan, junta mengatakan produksi listrik domestik dari gas alam berkurang sekitar 446 megawatt dari kapasitas normal harian. Padahal, ekspor gas alam Myanmar ke China lalu juga Thailand menghasilkan hampir US$ 300 jt (Rp 4,8 triliun) per bulan

Otoritas ketenagalistrikan juga menyatakan 400.000 kotak meteran listrik telah terjadi diimplementasikan diputus dikarenakan tagihan tidaklah terbayar. Diketahui, banyak orang di area dalam Myanmar telah terjadi lama berhenti membayar utilitas juga pajak lainnya untuk memprotes kudeta yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi.

Pada hari Kamis, penduduk pusat komersial Yangon melaporkan pemadaman listrik di area tempat kota yang mana disebut sekitar pukul 15.30 waktu setempat. Otoritas ketenagalistrikan mengatakan pihaknya melakukan “upaya tepat waktu” untuk memulihkan listrik pada area kota berpenduduk sekitar delapan jt orang itu.

Jenderal Hilang-Militer Mundur

Eksistensi junta dalam perang ini mulai dipertanyakan. Pasalnya, banyak kekalahan yang digunakan digunakan dilaporkan pasukan yang digunakan dimaksud saat ini memerintah lalu adanya laporan beberapa jumlah total jenderal militer yang digunakan dimaksud menghilang.

Media Irrawaddy melaporkan bagaimana bos tertinggi junta, Jenderal Min Aung Hlaing, tak terlihat merayakan Festival Thingyan pada dalam paviliun militer di tempat dalam Pyin Oo Lwin dalam area Mandalay, yang tersebut menjadi pusat akademi militer. Ini terjadi setelah pasukan perlawanan anti-junta menyerang kota itu dengan roket.

Bukan cuma sekali Jenderal Min Aung Hlaing, Wakil Kepala Junta Myanmar Soe Win juga tak terlihat dalam tempat depan umum selama lebih tinggi tinggi dari dua minggu. Rumor mengatakan ia terluka parah dalam serangan pesawat tak berawak (drone) pasukan perlawanan anti-junta pada 9 April.

Di sisi lain, Irrawaddy juga menulis bagaimana rumor lain mengatakan bahwa Soe Win sengaja dibersihkan Min Aung Hlaing. Ini lantaran serangkaian kekalahan militer Myanmar selama lima bulan terakhir yang digunakan mana memuat popularitas Min Aung Hlaing memudar.

“Para pendukung militer menyatakan dukungan dia terhadap Soe Win untuk mengambil alih militer,” kata sumber di area area militer Myanmar.

Isu pembersihan ini juga didukung fakta ditangkapnya mantan Letnan Jenderal Myint Hlaing di dalam area rumahnya sebab dugaan korupsi sesaat sebelum Festival Thingyan.

Myint Hlaing dikenal sebagai orang garis keras lalu terkenal dikarenakan menyuruh para petani untuk bukan ada makan satu kali sehari demi menghemat uang guna membayar kembali pinjaman pertanian merekan kepada pemerintah.

“Ada spekulasi bahwa dua jenderal lainnya ditangkap bersama Myint Hlaing lantaran diduga berencana menggulingkan Min Aung Hlaing,” tambah media Myanmar itu sekalipun menyatakan verifikasi tiada dapat dilakukan.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *