Kulonprogo,REDAKSI17.COM – Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo Ir. Srie Nurkyatsiwi, MMA melakukan Kunjungan di dua lokasi dalam rangka melihat potensi dan kondisi pertanian di Kulon Progo. Pertama adalah peresmian bangsal pasca panen Hortikultura di Kelompok Tani Wahana Tani, Gupit, Karangsewu, Galur dilanjutkan dengan Persemian Fasilitasi Revitalisasi Rice Milling Unit (RMU) di Ngestiharjo, Wates pada (Selasa, 5/11/2024).
“Hari ini kami ada dua kali kunjungan untuk melihat potensi terkait dengan kondisi pertanian di Kulon Progo, yang namanya pertanian pasti pertanian secara luas. Bagaimana Hortikultura tadi panen cabai yang luar biasa di Kulon Progo, sekarang di tanaman pangan”, ujar Siwi.
Selain itu Siwi menyampaikan bahwa Kulonprogo memiliki keberagaman yang sangat luar biasa. Cabai merupakan salah satu komoditas unggulan sub sektor horikultura di Kabupaten Kulon Progo. Cabai PaKu merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki Kulon Progo.
“Kita masih punya potensi, keunikan dan kelebihannya Kulon Progo adalah Cabai PaKu. Punya kelebihan karena tidak mudah busuk, ini lahan yang tadinya pasir bisa dioptimalkan. Maka mari ini kita branding bersama”, ajak Siwi.
Pemasaran Cabai PaKu telah dilaksanakan dengan sistem Pasar lelang, yang difasilitasi oleh Bank Indonesia dengan digitalisasi panen sebanyak 11 Kelompok Tani di wilayah Kapanewon Galur, Panjatan dan Wates. Dan dalam rangka pemasaran telah dibangun bangsal pasca panen hortikultura, sarana pasca panen dan pengolahan hortikultura yang berasal dari dana APBN.
Ofi Nidausolena, SP.,MP selaku Koordinator Pasca Panen dan Pengolahan Hortikultura
Direktorat PPH Hortikultura dan Kementerian Pertanian RI dalam sambutannya menyampaikan bantuan Bangsal Pasca Panen ini dititik beratkan pada pemanfaatan dari bantuan Pemerintah. Harapannya para petani memiliki kreatifitas untuk meningkatkan nilai produknya melalui pengolahan pasca panen.
“Dari produk Hortikultura yang sudah dibina oleh kementerian pertanian, Bapak Ibu petani itu harapannya tidak cuma menghasilkan produk segar saja. Tapi kita ingin ada nilai tambahnya dan meningkatkan daya saing. Kalau dari sisi nilai tambah, berarti Bapak Ibu produknya jangan dijual produk segar saja. Tetapi Bapak Ibu melakukan proses pasca panen”, jelas Ofi.
Kementerian Hortikultura juga berharap melalui bantuan fasilitas bangsal pasca panen dan ini, dapat melahirkan kelompok tani yang kreatif dan inovatif. Sehingga menghasilkan produk UMKM yang berkualitas, memiliki nilai dan jual yang lebih tinggi di pasar.
“Kementerian Hortikultura ini dari 2021-2024 sudah memberikan fasilitas semacam ini kepada lebih dari 700 kelompok petani. Karena kami ingin melahirkan kelompok tani itu bisa tumbuh UMKM nya”, kata Ofi
Fasilitas Bangsal Pasca Panen Hortikultura, Sarana pasca panen dan Pengolahan hortikultura ini berasal dari dana APBN. Dengan rincian Bangsal: 226.500.000; Pasca Panen: 64.800.000; Sarana Pengolahan: 30.000.000; Kemasan Produk Olahan: 6.500.000 dengan Total Rp. 327.800.000.
Sementara itu di lokasi kedua Seksi Usaha Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ngestiharjo, Sahadadi Mulyono menyampaikan bantuan fasilitas RMU semakin mengoptimalkan hasil panen padi dari petani di Ngestiharjo. Fasilitas ini membuat proses penggilingan menjadi lebih maksimal, dan menjaga gabah tidak rusak. Sehingga harga gabah menjadi stabil.
“Dengan bantuan alat ini, maka tidak ada alasan harga tidak tinggi. Karena gabah tidak rusak. Sejatinya itu tidak ada harga gabah anjlok, sebetulnya yang ada itu gabah rusak maka harganya turun”, ungkap Sahadadi.
Fasilitas RMU beserta pendukungnya tersebut dibangun dengan biaya sebesar Rp 455 juta. Biaya tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Pertanian, APBD Kulon Progo 2024.
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo berharap peresmian bangsal pasca panen serta Fasilitasi Revitalisasi RMU dapat bermanfaat dalam peningkatan kesejahteraan dan perekonomian para petani khususnya di Kapanewon Galur, Kapanewon Ngestiharjo dan Kabupaten Kulon Progo pada umumnya.