Home / Daerah / Peringatan Hari Pahlawan: 3 Poin Keteladanan Bunga Bangsa

Peringatan Hari Pahlawan: 3 Poin Keteladanan Bunga Bangsa

Yogyakarata (10/11/2025) REDAKSI17.COM – Ada 3 poin utama yang bisa diteladani generasi penerus bangsa dari para pahlawan dan pejuang kemerdekaan. 3 poin utama ini dituliskan sebagai oleh Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, yang dibacakan pada Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2025, Senin (10/11) di seluruh Indonesia.

Pemda DIY turut menggelar upacara tersebut di tanggal yang sama, di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Upacara ini dihadiri oleh Wagub DIY, KGPAA Paku Alam X, seluruh Forkopimda DIY, Kepala OPD di lingkungan Pemda DIY, keluarga pahlawan dan berbagai elemen masyarakat. Bertindak sebagai inspektur, Danrem 072/Pamungkas, Brigjen TNI Bambang Sujarwo.

Pesan Menteri Saifullah yang dibacakan oleh Danrem 072/Pamungkas ini berisi tentang kesabaran, semangat dan pandangan jauh ke depan. “Para Pahlawan mengajarkan kepada kita bahwa kemerdekaan tidak jatuh dari langit. Kemerdekaan lahir dari kesabaran, keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan,” ujar Bambang.

Saat ini generasi penerus perlu meneladani kesabaran para pahlawan. Pahlawan sabar menempuh ilmu, sabar menyusun strategi, sabar menunggu momentum, dan sabar membangun kebersamaan di tengah segala keterbatasan.

“Dari kesabaran itulah lahir kemenangan, karena mereka tahu bahwa kemerdekaan tidak diraih dengan tergesa-gesa, tetapi ditempa oleh waktu dan keikhlasan,” ungkapnya.

Pesan keteladanan yang kedua adalah semangat untuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas segalanya. Setelah kemerdekaan diraih, para pahlawan tidak berebut jabatan, tidak menuntut balasan, tidak mengincar apa yang ditinggalkan penjajah. Mereka justru kembali ke rakyat, mengajar, membangun, menanam, dan melanjutkan pengabdian.

“Di situlah letak kehormatan sejati, bukan pada posisi yang dimiliki, tetapi pada manfaat yang ditinggalkan.”

Keteladanan ketiga adalah pandangan jauh ke depan. Para pahlawan berjuang untuk generasi yang akan datang, untuk kemakmuran bangsa yang mereka cintai. Dan menjadikan perjuangan sebagai bagian dari ibadah.

“Menyerah berarti meninggalkan amanah kemanusiaan. Ini adalah modal besar bagi generasi kita saat ini. Semangat perjuangan yang pantang menyerah, adalah kekuatan bagi kita dan generasi mendatang untuk meneruskan cita-cita para pahlawan yang selama ini telah ditunaikan,” paparnya.

Saat ini, perjuangan tidak lagi dengan bambu runcing, melainkan dengan ilmu, empati, dan pengabdian. Namun semangatnya tetap sama, yaitu membela yang lemah, memperjuangkan keadilan, dan memastikan tidak ada satu pun anak bangsa yang tertinggal dari arus kemajuan. Semangat ini harus dihidupkan melalui Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Mulai dari memperkuat ketahanan nasional, memajukan pendidikan, menegakkan keadilan sosial, hingga membangun manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya.

“Kita akan melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara kita, bekerja lebih keras, berpikir lebih jernih, dan melayani lebih tulus. Sebagaimana para pahlawan telah memberikan segalanya untuk Indonesia, maka kini giliran kita menjaga agar api perjuangan itu tidakpernah padam. Dengan bekerja, bergerak dan berdampak,” tutup Bambang.

Selain upacara besar di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Pemda DIY juga menggelar upacara di lingkungan Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Upacara ini diikuti oleh seluruh ASN di Kompleks Kepatihan. Bertindak sebagai inspektur upacara, Sekda DIY, Ni Made Dwi Panti Indrayanti. Mengusung tema “Pahlawan Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan”, upacara ini berlangsung khidmat.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *