UMBULHARJO,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) pada Sabtu (26/4/2025) dengan apel siaga, uji alat sistem peringatan dini dan simulasi bencana di sekolah-sekolah. Peringatan juga untuk melatih kesiapsiagaan masyarakat jika terjadi bencana dan meminimalisir dampaknya.
Peringatan HKB 2025 diawali dengan apel siaga personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB)dan relawan Kampung Tangguh Bencana (KTB). Dilanjutkan uji sistem alat peringatan dini EWS banjir dengan membunyikan sirene, kentongan dan bel, lonceng sekolah pada pukul 10.00 WIB selama 1 menit. Saat itu juga diadakan simulasi bencana di sejumlah SD di Kota Yogyakarta.

“Hari Kesiapsiagaan Bencana pada tahun ini difokuskan pada simulasi bencana di sekolah,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Nur Hidayat ditemui usai apel siaga HKB 2025.
Simulasi bencana peringatan HKB di Kota Yogyakarta diadakan di 4 sekolah yaitu SD Negeri Serangan, SD Negeri Kotagede 3, SD Muhammadiyah Sukonandi I dan II. Sekolah tersebut sudah dibentuk menjadi satuan pendidikan aman bencana (SPAB). Simulasi untuk melatih dan meningkatkan kemampuan penyelamatan diri dan evakuasi mandiri dari bencana.
Nur menyatakan sekolah dipilih karena arahan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa peringatan HKB 2025 fokus di sekolah agar menjadi perhatian. Meski demikian peringatan HKB dihadirkan untuk semua masyarakat. Peringatan HKB tahun 2025 mengambil tema siap untuk selamat.
“Tujuan HKB menghadirkan kesiapsiagaan di masyarakat. Kesiapsiagaan berarti kita harus mampu melaksanakan mitigasi dan meningkatkan pengetahuan kebencanaan, latihan dan lainnya. Dengan demikian akan terbangun ketahanan lingungan dari aspek pencegahan dan penanggulangan bencana yang arahnya pada meminimalisir dampaknya,” jelasnya.
Pihaknya menegaskan BPBD Kota Yogyakarta memfasilitasi terkait penanggulangan bencana dari aspek edukasi terus dilakukan kepada masyarakat dan sekolah. Saat ini di Kota Yogyakarta sudah 28 SPAB tingkat SD dan SMP.
Salah satu SPAB yang mengadakan simulasi bencana adalah SDN 3 Kotagede dengan bencana gempa bumi. Ratusan murid dan guru terlibat dalam simulasi. Saat awal gempa mereka berlindung di bawah meja dan evakuasi ke lokasi titik kumpul sambil melindungi bagian kepala.

“Simulasi bencana ini penting karena Indonesia rawan bencana seperti gempa. Kalau anak-anak mudah memahami keselamatan dari bencana dengan simulasi ini karena mempraktikan langsung. Kita rencanakan minimal satu semester sekali melakukan simulasi, sehingga nanti paham kalau ada bencana gempa harus berbuat apa,” ucap Kepala SDN Kotagede 3, Rumgayatri.