Gunungkidul,REDAKSI17.COM – Dalam rangka memperingati Hari Ibu Tahun 2025, Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI periode 2019–2024 Bintang Puspayoga, Anggota DPD RI Daerah Istimewa Yogyakarta R.A. Yashinta Mekarwangi Mega, komunita1s pecinta alam, ibu-ibu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), serta masyarakat sekitar melakukan aksi penanaman seribu pohon di kawasan Embung Betara Sriten, Kapanewon Gedangsari, Minggu (20/12/2025).
Aksi penanaman pohon ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan sekaligus upaya merawat Ibu Pertiwi dan memulihkan ekosistem, khususnya di wilayah rawan bencana.
Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menyampaikan bahwa peringatan Hari Ibu tidak hanya dimaknai sebagai penghormatan atas peran perempuan dan ibu dalam keluarga, tetapi juga momentum untuk meningkatkan kesadaran kolektif dalam menjaga alam.
Menurutnya, meningkatnya intensitas bencana akibat kerusakan lingkungan dan perubahan iklim menjadi alasan kuat dilaksanakannya kegiatan tersebut.
“Dari kejadian banyaknya bencana yang terjadi karena rusaknya lingkungan dan perubahan iklim, maka Hari Ibu ini kita jadikan momentum bahwa kita wajib merawat Ibu Pertiwi. Karena itu kami memilih lokasi di kapanewon yang rawan bencana seperti Gedangsari dan Nglipar,” ungkap Bupati.
Penanaman pohon ini bertujuan menjaga kawasan rawan bencana sekaligus mempertahankan ketersediaan air tanah. Bupati yang akrab disapa Mbak Endah menekankan bahwa kegiatan menanam pohon memiliki makna filosofis yang kuat dengan peran perempuan.
“Para ibu, para perempuan ini mampu menjaga dan merawat keluarga serta putra-putrinya. Sehingga saya yakin, dengan perempuan yang tangguh, kita juga akan mampu menjaga Ibu Pertiwi agar tetap utuh,” jelasnya.
Aksi ini juga mendapat apresiasi dari Menteri PPPA RI periode 2019–2024 Bintang Puspayoga. Ia menilai peringatan Hari Ibu di Gunungkidul diisi dengan aksi nyata yang berdampak langsung bagi lingkungan.
“Kegiatan ini luar biasa. Perempuan ikut merawat lingkungan. Dengan menjaga lingkungan, maka lingkungan juga akan menjaga kita. Aksi menanam ini sangat menarik secara filosofi, karena menanam dapat dianalogikan dengan peran perempuan dalam merawat keluarga dan putra-putrinya,” terangnya.
Bibit pohon yang ditanam dalam kegiatan ini meliputi pohon gayam, beringin, asam jawa, nangka, serta jenis tanaman lainnya yang berfungsi sebagai penguat tanah untuk mencegah longsor. Khusus pohon nangka, merupakan tanaman khas Gunungkidul sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 3 Tahun 1999.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berharap semangat Hari Ibu dapat menjadi penggerak peran aktif perempuan dan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan serta mengurangi risiko bencana di masa mendatang.



