Tegalrejo,REDAKSI17.COM – Keterbatasan lahan bukan menjadikan hambatan bagi Kota Yogyakarta untuk mengembangkan potensi pada sektor pertanian, termasuk dalam mendorong ketahanan pangan.
Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Yogyakarta pada Senin (21/4/2025) dalam kunjungannya ke Kebun Bibit Bener. Menurutnya masih banyak yang bisa digali dan dikembangkan pada sektor pertanian dan pangan.
“Hari ini saya bersama rekan-rekan dari Dinas Pertanian dan Pangan meninjau Kebun Bibit di Tegalrejo, untuk melihat potensi apa yang bisa kita coba kembangkan. Kemudian ada ide untuk dikembangkan dengan konsep Agropolitan,” ujarnya.

Pihaknya menyatakan luas wilayah yang terbatas, memang mengharuskan Kota Yogya untuk terus berpikir kreatif dalam menciptakan inovasi di bidang pertanian dan pangan. Untuk mendorong peningkatan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat.
“Harapan ke depan pengembangan tekologi terapan untuk pertanian dan ketahanan pangan di Kota Yogya bisa berjalan optimal. Sehingga kita bisa punya keunggulan serta kekuatan baru untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang ujungnya adalah mendorong pembangunan dan kesejahteraan,” imbuhnya.
Usai meninjau Kebun Bibit pihaknya juga melanjutkan kunjungan ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Giwangan dan Poliklinik Hewan Kota Yogyakarta.
Senada dengan itu Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sukidi mengatakan, Agropolitan menjadi satu konsep yang cocok untuk dikembangkan di wilayah perkotaan, menggabungkannya dengan kegiatan pertanian.
“Kebun Bibit di Tegalrejo rencananya akan dikembangkan menjadi sistem pertanian terpadu di tengah kota. Memadukan sektor pertanian dengan edukasi, wisata dan pemberdayaan masyarakat,” katanya.
Selain itu, lanjut Sukidi, Kebun Plasma Nutfah Pisang yang memiliki lebih dari 300 varietas pisang, bahkan mendapat predikat dari Kementrian Pertanian sebagai kebun dengan koleksi jenis pisang terlengkap di Indonesia bahkan di Asia Tenggara, akan dikembangkan menjadi agroeduwisata.
“Jadi tidak hanya untuk konservasi atau pelestarian saja, tapi secara terpadu menjadi agroeduwisata. Selain untuk tujuan memperbanyak bibit, kemudian untuk sarana edukasi, harapannya Kebun Plasma Nutfah Pisang juga bisa menyumbang PAD secara signifikan,” jelasnya.