Yogyakarta (05/02/2025) REDAKSI17.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat, pertumbuhan ekonomi DIY pada secara kumulatif ke kumulatif atau sepanjang 2024 hanya mencapai 5,03 persen. Pertumbuhan cumulative to cumulative (ctc) di atas lebih rendah bila dibandingkan 2023 yang mencapai 5,07 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dan lebih tinggi dibandingkan capaian triwulan IV 2024 sebesar 2,92 persen secara kuarter ke kuarter atau quarter to quarter (qtq).
Pada triwulan IV 2024, pertumbuhan ekonomi DIY menempati posisi tertinggi dibandingkan provinsi lain se-Pulau Jawa, baik secara qtq, yoy, maupun ctc. Beberapa Proyek Strategi Nasional (PSN) yang masih berjalan, serta kunjungan wisatawan saat liburan natal dan tahun baru turut menggerakkan perekonomian DIY.
Kepala BPS DIY Herum Fajarwati mengatakan DIY pada 2024 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp193,51 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp124,59 triliun. Struktur PDRB DIY atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha 2024 pun tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.
“Kinerja perekonomian DIY 2024 yang diukur dari laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,03 persen. Pertumbuhan ini sedikit melambat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,07 persen. Kondisi ini mencerminkan perekonomian DIY secara kumulatif 2024 cukup kondusif,” ujar Herum dikantornya, Selasa (05/02).
Herum menyampaikan semua lapangan usaha tumbuh positif pada periode ini. Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,67 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Akhir Lembaga Non Profit Yang Melayani Rumahtangga (PK-LNPRT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 11,06 persen.
“Ekonomi DIY triwulan IV 2024 terhadap triwulan IV 2023 tumbuh sebesar 5,07 persen (yoy). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 15,50 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 8,35 persen,” tuturnya.
Sedangkan ekonomi DIY triwulan IV 2024 terhadap triwulan sebelumnya, dikatakan Herum mengalami pertumbuhan sebesar 2,92 persen (qtq). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 13,40 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) mengalami pertumbuhan tertinggi 32,36 persen.
Struktur ekonomi DIY 2024 didominasi Lapangan Usaha Industri Pengolahan, Penyediaan Akomodasi & Makan Minum, serta Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dengan kontribusi masing-masing 11,83 persen, 10,59 persen, dan 9,92 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga masih mendominasi dengan kontribusi 61,88 persen, diikuti pembentukan Modal Tetap Bruto 34,42 persen, dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 14,57 persen.
Secara spasial, Herum mengungkapkan struktur perekonomian Indonesia sepanjang 2024 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 57,02 persen; diikuti Pulau Sumatera 22,12 persen; Pulau Kalimantan 8,24 persen; Pulau Sulawesi 7,12 persen; Pulau Bali dan dan Nusa Tenggara 2,81 persen; dan Pulau Maluku dan Papua 2,69 persen.
“Kontribusi PDRB DIY baik terhadap Pulau Jawa maupun terhadap total 38 provinsi posisinya relatif kecil. Kontribusi terhadap Pulau Jawa sebesar 1,54 persen, dan kontribusinya terhadap total provinsi sebesar 0,88 persen,” imbuhnya.
Humas Pemda DIY