Home / Politik / Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Membaik, PKS Ingatkan Faktor Musiman Jadi Pendorong Utama

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Membaik, PKS Ingatkan Faktor Musiman Jadi Pendorong Utama

    
Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri, Handi Risza.

JAKARTA,REDAKSI17.COM — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyoroti pertumbuhan ekonomi nasional pada Triwulan II-2025 yang mencapai 5,12% (yoy), sebagai sinyal positif sekaligus peringatan penting terhadap keberlanjutan pertumbuhan ekonomi nasional. , menyatakan bahwa capaian ini patut diapresiasi namun tetap perlu dilihat secara kritis karena dipengaruhi oleh faktor musiman.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil membalik prediksi pesimis sejumlah pengamat dan lembaga. Angka 5,12% ini menunjukkan perbaikan dari Triwulan I 2025 sebesar 4,87% maupun Triwulan II tahun sebelumnya yang sebesar 5,05%,” ujar Handi di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Rabu (6/8/2025).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku pada kuartal ini mencapai Rp5.947 triliun. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan paling besar ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 54,25% atau 2,64% terhadap pertumbuhan, serta Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi yang menyumbang 27,83% atau 2,06%. Secara tahunan, konsumsi tumbuh 4,97% dan investasi meningkat 6,99%.

“Artinya, 82,08% dari PDB triwulan ini berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi. Ini mencerminkan adanya peningkatan permintaan barang dan jasa, serta mobilitas masyarakat yang kembali menggeliat,” jelas Handi.

Ia menambahkan, dari sisi lapangan usaha, industri pengolahan masih menjadi motor utama pertumbuhan dengan kontribusi 1,13%, disusul oleh perdagangan (0,70%), informasi dan komunikasi (0,53%), serta konstruksi (0,47%).

Namun, Handi menekankan bahwa pertumbuhan ini tidak bisa dilepaskan dari faktor musiman seperti momentum hari libur nasional, libur sekolah, dan hari besar keagamaan seperti Idulfitri, Waisak, Isa Almasih, dan Iduladha.

“Momentum tersebut mendorong lonjakan konsumsi masyarakat, khususnya pada sektor kebutuhan primer serta makanan dan minuman. Ini menjadi catatan bahwa lonjakan konsumsi tidak sepenuhnya didorong oleh fundamental ekonomi yang kuat,” kata ekonom Universitas Paramadina tersebut.

Sementara itu, ia juga menyoroti kondisi sektor manufaktur yang masih mengalami kontraksi. Berdasarkan data S&P Global, indeks PMI Manufaktur Indonesia pada Juli 2025 tercatat sebesar 49,2—masih berada di bawah ambang batas ekspansi (50,0).

“PMI sudah empat bulan berturut-turut berada di zona kontraksi. Meskipun terjadi sedikit perbaikan dari bulan sebelumnya, ini menunjukkan bahwa tekanan terhadap pelaku industri, terutama dari sisi permintaan dan produksi, masih cukup tinggi,” ujar Handi.

Sebelumnya, PMI Indonesia tercatat 46,7 pada April, 47,4 pada Mei, dan 46,9 pada Juni 2025.

PKS mendorong agar ke depan pertumbuhan ekonomi tidak hanya mengandalkan konsumsi musiman, tetapi juga ditopang oleh sektor industri, investasi, ekspor, dan penciptaan lapangan kerja. “Pemulihan ekonomi yang berkelanjutan harus berbasis pada fondasi produktif, bukan hanya lonjakan sesaat.” tutup Handi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *