Home / Daerah / PKN TK II Wujudkan Pemimpin Berkelanjutan dan Kolaboratif

PKN TK II Wujudkan Pemimpin Berkelanjutan dan Kolaboratif

Bantul (25/09/2025) REDAKSI17.COM – Pemimpin tidak cukup hanya mengambil keputusan, tetapi harus mengarusutamakan nilai keberlanjutan lingkungan. Pemimpin juga wajib menjadi penghubung, fasilitator, dan penggerak kolaborasi lintas sektor pemerintah, usaha, komunitas, akademisi, dan media untuk saling bersinergi.

Wagub DIY, KGPAA Paku Alam X menyampaikan hal demikian pada Pelepasan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XI Tahun 2025, Kamis (25/09) di Bandiklat, Gunung Sempu, Bantul. PKN TK II ini mengambil tema Kepemimpinan Kolaboratif Berorientasi Lingkungan Mendukung Pemberdayaan Masyarakat dan Pelestarian Alam. Hal ini sangat relevan dengan tantangan pembangunan saat ini.

Kepemimpinan yang kolaboratif dan berorientasi lingkungan bukan hanya menjaga ekologi. Tetapi menurut Sri Paduka, juga harus meneguhkan semangat Hamemayu Hayuning Bawana tekad merawat sebagai menyempurnakan harmoni kehidupan.

“Para peserta pelatihan diharapkan menjadi motor penggerak perubahan di instansinya masing-masing, membangun organisasi yang adaptif sekaligus berkelanjutan,” ujar Sri Paduka.

Sri Paduka memberikan apresiasi kepada para peserta. Teriring harapan agar pengalaman selama pelatihan menjadi bekal berharga untuk menunaikan kepemimpinan serta melahirkan terobosan yang amanah inovatif dan ramah lingkungan.

“Mari kita melangkah bersama menuju birokrasi yang tidak hanya melayani manusia, tetapi juga memuliakan alam,” tutup Sri Paduka.

Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Muhammad Taufiq, menekankan, tantangan kepemimpinan di era ini semakin kompleks dan menuntut kemampuan adaptasi yang tinggi. Berbagai fenomena global seperti gelombang demonstrasi di sejumlah negara, hingga pergeseran besar dalam dunia kerja akibat teknologi, menjadi tanda-tanda zaman yang harus dijawab oleh pemimpin.

Ia menambahkan, perubahan teknologi juga membawa dampak signifikan. Data World Economic Forum mencatat, tahun ini sebanyak 87 juta pekerjaan hilang secara global, digantikan 95 juta pekerjaan baru. Di Indonesia, diperkirakan hingga 2030 terdapat 23 juta pekerjaan hilang, berganti dengan 45 juta jenis pekerjaan baru.

“Banyak pekerjaan, termasuk di birokrasi, tidak lagi relevan. Pemimpin dituntut peka terhadap perubahan dan mampu membawa organisasinya beradaptasi dengan platform kerja baru. Teknologi memang tidak akan menggantikan manusia, tetapi manusia yang tidak paham teknologi pasti akan tersingkir,” tegasnya.

Lebih jauh, Taufiq menyebut negara dengan sistem eksploitatif cenderung gagal bertahan lama, sedangkan negara dengan sistem inklusif justru mampu bertahan ratusan hingga ribuan tahun. Kuncinya, terletak pada kepemimpinan yang mendorong pembelajaran, inovasi, dan pelayanan publik yang inklusif.

“Pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin regeneratif, yang tidak hanya belajar, tapi juga mampu membuat organisasinya terus belajar. Dengan begitu, masyarakat lebih sejahtera, birokrasi lebih adaptif, dan bangsa ini bisa berkelanjutan,” ungkapnya.

Kepala Bandiklat DIY, Amin Purwani melaporkan, pelatihan ini diikuti 43 peserta. Pelatihan dibuka sejak Selasa (20/05) lalu dan berlangsung selama 107 hari. Selama masa pendidikan, peserta mengikuti pembelajaran di kelas dengan metode e-learning, dan melaksanakan pembelajaran lapangan berupa visitasi PKN pada 16–18 Juli 2025 di Kabupaten Sleman. 43 peserta tersebut dibagi menjadi empat kelompok dengan tema masing-masing.

Menurut Amin, peserta juga merancang serta mengimplementasikan proyek perubahan di instansi asal dengan melibatkan atasan, kolega, bawahan, hingga pemangku kepentingan terkait. Hasil proyek telah dipresentasikan dalam seminar pada Selasa (23/09). Selain itu, peserta menyusun laporan proyek perubahan yang diunggah ke media sosial elektronik serta merumuskan policy paper yang telah dipaparkan dalam webinar pada Rabu (24/09).

43 peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XI Tahun 2025 ini resmi dinyatakan lulus. Penilaian akhir kelulusan ditetapkan melalui empat aspek, yaitu evaluasi akademik (15%), pembelajaran lapangan (20%), produk aktualisasi perubahan (50%), serta sikap dan perilaku (15%).

Berdasarkan rapat evaluasi kelulusan pada Rabu (24/09), seluruh peserta dinyatakan lulus dengan rincian 17 orang meraih predikat sangat memuaskan dan 26 orang meraih predikat memuaskan. “Dengan kelulusan ini, para peserta berhak menyandang gelar alumni PKN Tingkat II Angkatan XI Tahun 2025, dengan segala hak dan kewajiban yang melekat di dalamnya,” tutup Amin.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *