MEDAN,REDAKSI17.COM — Bidang Ketenagakerjaan DPW PKS Sumatera Utara (Sumut) membuat program Balai Latihan Kerja untuk membuka akses kerja ke Jepang. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Bidang Ketenagakerjaan DPW PKS Sumut, Jumadi, di Medan pada Senin (17/11).
Jumadi menyebutkan bahwa tingginya angka pengangguran sering berhubungan dengan meningkatnya tindakan kriminal, penyalahgunaan narkoba, geng motor, dan berbagai kejahatan lain yang sebagian besar pelakunya adalah anak muda. Melihat kondisi tersebut, PKS Sumut berusaha memberikan solusi yang dapat membantu pemerintah. Ia menilai pemerintah perlu bekerja sama dengan lembaga swasta dalam menangani persoalan pengangguran, karena keterbatasan lapangan kerja dalam negeri kerap menimbulkan berbagai masalah sosial.
“Salah satu solusi adalah menciptakan lapangan kerja baru. Pemerintah juga dapat membangun kerja sama dengan negara-negara yang membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia. PKS melalui bidang ketenagakerjaan mencoba membuat terobosan dengan membuka peluang kerja ke luar negeri lewat BLK yang kami dirikan,” ujar Jumadi yang juga anggota DPRD Sumut.
BLK PKS Sumut bekerja sama dengan lembaga penempatan tenaga kerja Jassindo yang dipimpin Junaedi Parapat. Melalui kerja sama ini, PKS membantu pemuda Sumut mendapatkan peluang bekerja di Jepang serta negara lain seperti Jerman, Korea Selatan, dan Taiwan.
Untuk mengikuti pelatihan di BLK, peserta harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti tidak bertato, tidak bertindik, dan tidak memiliki riwayat patah tulang, meskipun sudah dinyatakan sembuh.
“BLK PKS ini menjadi kabar baik bagi mereka yang ingin bekerja di Jepang. Namun tetap ada tahapan dan tes yang harus dilewati. Saat ini, minat paling tinggi memang ke Jepang, dan sekitar 100 peserta sudah berhasil diberangkatkan,” kata Jumadi.
BLK PKS Sumut yang telah berjalan hampir tiga tahun memberikan pelatihan teknis sesuai kemampuan peserta, termasuk pelatihan perbengkelan bagi lulusan STM. Peserta juga diwajibkan mengikuti pelatihan bahasa Jepang, yang umumnya dapat dikuasai dalam waktu tiga bulan bila memiliki motivasi kuat.
Terkait biaya keberangkatan, termasuk tiket pesawat, peserta menanggung biaya sendiri melalui pinjaman bank. Orang tua peserta menandatangani perjanjian cicilan bulanan yang disesuaikan dengan kiriman gaji anak selama bekerja di Jepang.
“Perusahaan di Jepang tidak melakukan potongan gaji bagi tenaga kerja Indonesia. Jadi cicilan tiket dibayarkan keluarga dari penghasilan anaknya,” jelas Jumadi.


