Home / Politik / Polemik Relokasi Pasar Barito, Legislator PSI Ingatkan Pramono Tak Paksakan Ambisi Bangun Taman

Polemik Relokasi Pasar Barito, Legislator PSI Ingatkan Pramono Tak Paksakan Ambisi Bangun Taman

Jakarta,REDAKSI17.COM – Anggota DPRD DKI Jakarta, August Hamonangan meminta agar Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, tidak memaksakan pembangunan Taman Bendera Pusaka jika proyek tersebut dapat merugikan banyak pihak dan menciderai rasa kemanusiaan para pedagang di Pasar Barito.

“Kami memahami ambisi Gubernur Provinsi DKI Jakarta untuk menyatukan 3 taman guna menjadikan Jakarta kota yang lebih teduh dan membanggakan. Namun, ambisi ini tidak boleh mengorbankan nasib para pedagang Pasar Burung Barito,” ucapnya, Minggu (3/8/2025).

Diketahui, hari ini menjadi batas akhir bagi para pedagang burung di Pasar Barito untuk mengosongkan kiosnya.

Pada 1970, Gubernur Jakarta saat itu, Ali Sadikin meresmikan Pasar Barito jadi pusat ikan dan bunga hingga menjadi lokasi yang ramai pengunjung.

Kini kawasan Jalan Raya Lenteng Agung Timur, Jagakarsa telah ditetapkan sebagai lokasi baru bagi para pedagang Pasar Barito.

Lahan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu akan menampung pedagang dari beberapa kelompok, antara lain JS 25, 26, 29, dan 96.

Selain lapak dagang, kawasan relokasi juga akan dilengkapi kantor suku dinas terkait untuk mendukung fungsi administrasi dan pelayanan umum.

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan juga menjajaki alternatif lokasi lain untuk relokasi pedagang, termasuk ke beberapa pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya, seperti Pasar Mampang, Pondok Indah, Pondok Labu, Tebet Barat, Tebet Timur, Bata Putih, dan Kebayoran Lama.

Para pedagang Pasar Barito sementara diminta pindah ke Pasar Mampang, Jakarta Selatan sambil menunggu lokasi relokasi permanen di Lenteng Agung, Jakarta Selatan rampung beberapa bulan ke depan.

“Kami meminta Gubernur untuk mempertimbangkan kembali rencana ini. Pembangunan taman dapat ditunda terlebih dahulu sebelum Pemprov DKI mencapai kesepakatan dengan para pedagang,” kata politikus Partau Solidaritas Indonesia (PSI).

Adapun sampai saat ini para pedagang Pasar Barito masih menolak relokasi tersebut.

“Berdasarkan aspirasi yang kami terima, para pedagang Pasar Burung Barito dengan tegas menolak rencana relokasi yang diusulkan.

Lokasi alternatif seperti Lenteng Agung masih berupa tanah kosong yang belum siap, sementara opsi lain seperti Pasar Mampang Prapatan atau Pasar Cidodol dinilai tidak layak,” kata August.

Adapun relokasi oleh Pemprov DKI Jakarta dalam rangka membangun Taman ASEAN atau yang berubah menjadi Taman Bendera Pusaka sekarang, di mana Taman Langsat yang mencakup Pasar Barito akan dilebur dengan Taman Ayodya dan Taman Leuser.

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan juga menjajaki alternatif lokasi lain untuk relokasi pedagang, termasuk ke beberapa pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya, seperti Pasar Mampang, Pondok Indah, Pondok Labu, Tebet Barat, Tebet Timur, Bata Putih, dan Kebayoran Lama.

Para pedagang Pasar Barito sementara diminta pindah ke Pasar Mampang, Jakarta Selatan sambil menunggu lokasi relokasi permanen di Lenteng Agung, Jakarta Selatan rampung beberapa bulan ke depan.

“Kami meminta Gubernur untuk mempertimbangkan kembali rencana ini. Pembangunan taman dapat ditunda terlebih dahulu sebelum Pemprov DKI mencapai kesepakatan dengan para pedagang,” kata politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini.

Adapun sampai saat ini para pedagang Pasar Barito masih menolak relokasi tersebut.

“Berdasarkan aspirasi yang kami terima, para pedagang Pasar Burung Barito dengan tegas menolak rencana relokasi yang diusulkan.

Lokasi alternatif seperti Lenteng Agung masih berupa tanah kosong yang belum siap, sementara opsi lain seperti Pasar Mampang Prapatan atau Pasar Cidodol dinilai tidak layak,” kata August.

Adapun relokasi oleh Pemprov DKI Jakarta dalam rangka membangun Taman ASEAN atau yang berubah menjadi Taman Bendera Pusaka sekarang, di mana Taman Langsat yang mencakup Pasar Barito akan dilebur dengan Taman Ayodya dan Taman Leuser.

Pertama, mempertahankan Pasar Burung Barito sebagai ikon Jakarta Selatan; kedua, jika relokasi tidak terhindarkan, lokasi baru harus sudah tersedia dan siap digunakan,” lanjutnya.

Di sisi lain, August menilai rencana relokasi Pasar Barito itu tidak hanya mengancam pedagang-pedagang di 137 kios yang mengandalkan tempat itu untuk mencari sumber pencaharian.

Tetapi juga bagi para pembeli, terutama komunitas pecinta hewan yang berkunjung ke sana untuk mencari burung dan barang-barang perlengkapan lainnya.

“Kami menilai Pemprov DKI belum melakukan kajian mendalam terkait dampak relokasi terhadap pelanggan Pasar Burung Barito. Pelanggan pasar ini bukan hanya pembeli baru, tetapi juga pelanggan tetap yang mengandalkan pasar ini untuk mencari kebutuhan seperti pakan burung dan lain-lain,” katanya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *