Jakarta,KOLOMNEWS.COM – Polres Metro Jakarta Pusat angkat kata-kata terkait penangkapan sebagian aktivis buntut dalam Bundaran Hotel Indonesia (HI), pada Jumat (6/10) pagi.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan pihaknya terpaksa membubarkan unjuk rasa itu lantaran dinilai tak mengikuti peringatan dari polisi pada lapangan.
Komarudin mengklaim petugas telah terjadi dikerjakan memperingati agar unjuk rasa tidaklah dijalankan pada dalam kolam Bundaran HI. Namun imbauan itu, kata dia, tetap diabaikan oleh aktivis Greenpeace.
“Sudah diberikan imbauan oleh petugas namun tak diindahkan lalu sekitar 10-12 orang menceburkan diri, membawa dengan memasukkan barang-barang yang digunakan serta langsung kita amankan,” jelasnya ketika dikonfirmasi.
Komarudin mengatakan 12 orang aktivis hal itu saat ini sudah dijalankan diamankan pada dalam Polsek Menteng untuk pemeriksaan lanjutan. Ia menambahkan unjuk rasa itu juga diimplementasikan tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya.
“Untuk unjuk rasa itu tidaklah ada memerlukan izin. Tapi dalam UU diatur setiap mengemukakan pendapat dalam muka umum, ini harus wajib lapor, bukan pemberitahuan ke pihak kepolisian. Itu yang dimaksud yang pertama. Jadi merek tanpa pemberitahuan,” katanya.
“Ini juga pembelajaran untuk yang tersebut dimaksud lain, silakan saya sangat menegaskan mengimbau seluruh masyarakat, kebebasan berpendapat jangan diartikan dengan sebebas-bebasnya, sanggup dijalankan semaunya. Itu semua ada aturan,” imbuhnya.
Sebelumnya, aksi Greenpeace terkait Tolak pilpres Tanpa Oligarki pada Bundaran Hotel Indonesia (HI) dibubarkan oleh kepolisian pada pagi tadi.
Aksi itu dimulai sejak pukul 5.00 WIB. Greenpeace membawa monster oligarki raksasa berbentuk gurita dengan manekin bertopeng tiga calon capres yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto kemudian juga Ganjar Pranowo. Ketiga manekin calon capres itu dililit oleh kaki gurita monster oligarki.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, aksi itu mulai dibubarkan pada pukul 06.25 WIB. Polisi meminta-minta Greenpeace untuk mengangkat instalasi monster oligarki dari dalam kolam Bundaran HI.
Namun, tak lama setelah monster oligarki itu dikeluarkan dari kolam, polisi memerintahkan aktivis yang mana dimaksud menyelam masuk ke mobil. Mereka dibawa ke Polsek Menteng.
Greenpeace pertama kali memunculkan gurita ‘Monster Oligarki’ dalam aksi damai tanpa kekerasan pada 5 Oktober 2021, sebagai simbol menolak lupa atas disahkannya UU Cipta Kerja.





