REDAKSI17.COM,JAKARTA – Setelah Presiden Prabowo Subianto mereshuffle Budi Gunawan dari jabatan Menko Polkam, PDIP tampaknya mulai menjalankan fungsi dan perannya sebagai penyeimbang pemerintah.
Seperti diketahui, Budi Gunawan memang bukan kader PDIP, namun dia dianggap sebagai sosok yang dekat dengan partai binaan Megawati Soekarnoputri.
Dengan dicopotnya Budi Gunawan, berarti Kabinet Merah Putih bentukan Presiden Prabowo bersih dari orang-orang Megawati.
PDIP pun sekarang jadi lebih enak memainkan fungsi pengawasan.
Seperti yang dilakukan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris, yang berani menyoroti program Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah.
Charles secara khusus menekankan perlunya perbaikan standar operasional prosedur (SOP) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) serta mengusulkan sejumlah langkah pencegahan.
“Kami meminta agar BGN memperbaiki SOP, sekaligus mengawasi implementasi SOP di berbagai SPPG yang ada,” ujar Charles dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (19/9/2025).
Menurut informasi dari Dinas Kesehatan, sejumlah SPPG di Jakarta tidak menjalankan SOP dengan baik. Misalnya, tempat cuci peralatan makan yang tidak higienis.
“Ditemukan SPPG yang tidak memiliki alat penangkap serangga. Akibatnya banyak serangga atau lalat berkeliaran di area tersebut. Bahkan, ada penyiapan makanan program MBG yang dilakukan di lantai,” jelasnya.
Charles menduga kasus keracunan di sejumlah daerah terjadi karena SOP BGN tidak dijalankan dengan baik oleh SPPG.
Ia juga mendorong BGN mencoba pola lain dalam penyediaan MBG, salah satunya dengan melibatkan kantin atau dapur sekolah.
“Dengan begitu, makanan yang disiapkan tidak perlu menunggu terlalu lama sebelum dihidangkan,” katanya.
Charles menjelaskan, rata-rata persiapan bahan baku menu MBG dimulai pukul 23.00 atau malam sebelum distribusi.
Proses memasak dilakukan pukul 04.00, makanan dibungkus pukul 07.00, dan baru dihidangkan sekitar pukul 11.00 hingga 12.00 siang.
“Jeda waktunya cukup panjang, sehingga risiko kontaminasi bakteri dan lainnya sangat tinggi,” ujarnya.
Selain melibatkan kantin sekolah, Charles juga mengusulkan opsi lain, yakni pemberian uang kepada orang tua siswa agar bisa menyiapkan makanan bergizi untuk anak masing-masing.
“Bahkan ada opsi memberikan uang kepada orang tua murid, sehingga mereka bisa menyediakan makanan sendiri untuk anak-anaknya,” kata legislator PDIP itu.
Dikutip dari Harian Kompas, kasus keracunan akibat paket MBG terus bertambah dan telah dialami lebih dari 5.360 anak.
Presiden Prabowo Subianto didesak untuk menghentikan sementara program tersebut dan melakukan evaluasi menyeluruh.
“Kasus keracunan akibat makanan MBG terus berulang. Dalam pemantauan kami, 5.360 anak mengalami keracunan. Jumlah ini bahkan bisa lebih besar karena sebagian kasus ditutupi,” ungkap Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, saat dihubungi dari Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (18/9/2025).
Program MBG merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, terutama ibu hamil dan anak-anak.
Presiden Prabowo melaporkan capaian signifikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini telah menjangkau 20 juta anak sekolah, anak belum sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui di seluruh Indonesia, dalam pidatonya di Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) dan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) di Gedung Nusantara Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Jakarta, pada Jumat (15/08/2025).
Namun, sejak awal 2025, sejumlah kasus keracunan massal justru mencuat di berbagai daerah.
Insiden ini menimbulkan tanda tanya besar soal pengawasan, distribusi, hingga standar kebersihan makanan dalam program tersebut.
Orang tua, guru, hingga masyarakat luas mulai mempertanyakan efektivitas pelaksanaan MBG yang semestinya memberi manfaat, bukan petaka.
Lantas berikut daftar kasus keracunan MBG yang dihimpun Tribunnews dari berbagai sumber:
1. Januari 2025: Sukoharjo, Jawa Tengah
Pada Janurai 2025, 40 siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Dukuh, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami keracunan seusai makan makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan 40 anak itu mengalami pusing dan muntah setelah makan ayam marinasi dari program MBG. Mereka juga mendapatkan perawatan.
“Ada kejadian di salah satu sekolah yang dilayani oleh SPPG di Sukoharjo. 40 anak yang memakan ayam yang dimarinasi mengalami mual dan muntah-muntah. Anak-anak ini sudah ditangani dan diobati di puskesmas terdekat dan keadaannya sudah kembali membaik,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan kala itu, Hasan Nasbi, melalui keterangan tertulisnya, Kamis, (16/1/2025).
Menurutnya, berdasarkan SOP, apabila ada suatu kejadian dalam program MBG, maka pihak sekolah melapor ke Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) dan puskesmas.
“(Kemudian) makanan langsung ditarik oleh SPPG dan kemudian diganti dengan menu lain,” katanya.
SOP lainnya yang diterapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) adalah bahwa di setiap SPPG harus menyimpan sampel makanan selama 2×24 jam.
“Sehingga kalau ada kejadian yang tidak diinginkan, seperti yang terjadi di Sukoharjo, penyebabnya bisa dilacak dengan cermat,” katanya.
2. Februrai 2025: Sumba Timur, NTT
Sebanyak 29 siswa Sekolah Dasar (SD) Katolik Andaluri, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga mengalami keracunan makanan yang disediakan dalam program makan bergizi gratis (MBG).
“Polres Sumba Timur telah bergerak cepat mendatangi lokasi pada Selasa, 18 Februari 2025, pukul 12.00 Wita,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT Komisaris Besar Polisi Hendry Novika Chandra, Rabu (19/2/2025).
Sejumlah personel Polres Sumba Timur, lanjut Hendry, langsung berkoordinasi dengan petugas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Waingapu untuk memberikan pertolongan pertama kepada murid yang terdampak, mengutip Kompas.com.
“Beberapa murid mengalami gejala dugaan keracunan dan telah menjalani pemeriksaan lebih lanjut, sambil menunggu hasil laboratorium,” kata Hendry.
Berdasarkan keterangan dari pihak sekolah, para siswa mual, muntah, pusing, dan sakit perut setelah menyantap hidangan tersebut pada Selasa (18/2/2024) siang.
Beberapa siswa menyebutkan bahwa makanan yang mereka konsumsi terasa basi dan tidak enak.
3. April 2025: Bombana, Sulawesi Tenggara
Sejumlah murid di SDN 33 Kasipute dan SD 08 Kasipute, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara mengalami gejala keracunan pada Rabu (24/4/2025).
Para murid di kedua sekolah tersebut muntah-muntah setelah menyantap makanan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resort atau Kasatreskrim Polres Bombana, Iptu Yudha Febri Widanarko.
Dalam video yang beredar di media sosial memperlihatkan sejumlah murid di SDN 33 Kasipute mengalami muntah-muntah.
Mereka diduga mengalami keracunan usai menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG).
Para murid tampak berhamburan keluar kelas dan mengalami muntah-muntah. Sedangkan murid lainnya terlihat menangis histeris.
Dalam rekaman terdengar suara wanita diduga salah satu guru melarang murid SD lainnya untuk menyantap makanan tersebut.
4. Mei 2025: Bogor, Jawa Barat
Di Bogor, Jawa Barat, dilaporkan ada 214 siswa mengalami gejala keracunan makanan MBG, 7-10 Mei 2025.
Sebanyak 25 anak di antaranya merupakan siswa TK.
“Perkembangan hingga tanggal 10 Mei 2025, terjadi penambahan empat kasus, sehingga total korban saat ini mencapai 214 orang,” kata Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno dalam keterangannya, Minggu (11/5/2025).
Menurut Sri Nowo, para pelajar tersebut berasal dari sembilan sekolah, mengutip TribunBanyumas.com.
Pimpinan DPD Tak Setuju Siswa Nakal Rinciannya, yakni TK Bina Insani (25 orang), SD Bina Insani (10 orang), SMP Bina Insani (94 orang), SMA Bina Insani (1 orang), SDN Kukupu 3 (8 orang), SDN Kedung Waringin (7 orang), SDN Kedung Jaya 1 (16 orang), SDN Kedung Jaya 2 (45 orang), dan SMP Bina Graha (8 orang).
Diduga, mereka keracunan usai mengonsumsi menu MBG yang berasal dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani di lingkungan sekolah.
Jumlah korban keracunan melonjak sebab dapur SPPG Bosowa Bina Insani juga mendistribusikan menu MBG ke 12 sekolah lain.
5. Juni 2025: Kulon Progo, DI Yogyakarta
Kasus dugaan keracunan akibat menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) gagasan Presiden Prabowo Subianto, kembali terjadi.
Kali ini, kasus dugaan keracunan MBG terjadi Taman Kanak-kanak (TK) Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Kasatriyan di Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta.
Sejumlah murid TK ABA Kasatriyan dilaporkan mengalami diare hingga muntah-muntah setelah menyantap jatah MBG.
Gejala keracunan makanan itu muncul diduga akibat bakmi yang menjadi salah satu menu MBG.
Kepala TK ABA Kasatriyan, Sumini, mengatakan gejala itu diketahui pada Selasa (17/06/2025) malam, saat sejumlah wali murid mengeluhkan kondisi anaknya.
“Mereka mengeluhkan anaknya mengalami diare beberapa kali dan ada yang muntah-muntah,” kata Sumini saat ditemui di TK ABA Kasatriyan pada Rabu (18/6/2025), dilansir TribunJogja.com.
Setidaknya terdapat 10 anak yang dilaporkan mengalami gejala serupa.
Sumini lantas menduga gejala itu muncul setelah mereka sempat menyantap jatah MBG pada Selasa siang.
6. Juli 2025: Sumba Barat Daya, NTT
Keracunan makanan bergisi gratis (MBG) terjadi menimpah siswa SMK Don Bosco Weepangali, Kecamatan Kota Tambolaka, SBD, Rabu 23 Juli 2025.
Untuk SMK Don Bosco terdapat 36 siswa siswi yang menjalani perawatan di Rumah sakit Karitas Waitabula dan RSUD Redambolo, Sumba Barat Daya.
Demikian disampaikan salah seorang guru dari SMK Don Bosco Weepangali, Sumba Barat Daya yang mendampingi anak-anak menjalani perawatan di rumah sakit Karitas Waitabula, Sumba Barat Daya, Rabu 23 Juli 2025 sore.
Jumlah tersebut tidak termasuk siswa lainnya menjalani perawatan mandiri di rumah masing-masing, mengutip TribunFlores.com.
Terdapat ratusan siswa siswi dari tiga sekolah tersebut menderita keracunan makanan MBG sesaat setelah mengkonsumsinya, Rabu 23 Juli 2025 siang.
Umumnya sesaat setelah anak-anak mengkonsumsi makanan bergisi gratis, anak-anak langsung merasa pusing, sakit kepala, sakit perut dan lemas.
Bahkan seketika beberapa siswa lainnya langsung pingsan.
7. Agustus 2025: Sragen, Jawa Tengah
Tiga guru di SMPN 1 Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, mengalami keracunan.
Mereka diduga keracunan setelah ikut menyantap sajian program makan bergizi gratis (MBG) yang diberikan kepada para siswa pada hari Senin (11/8/2025).
Tidak hanya guru, sejumlah karyawan pun ikut keracunan. Adapun jumlah siswa yang keracunan dilaporkan mencapai 196 orang.
Plt. Kepala Sekolah SMPN 1 Gemolong Aris Sudarmanto buka suara mengenai para guru yang ikut menyantap makanan.
Dia berujar setelah ada monitoring dan evaluasi (monev) terbaru, pihak sekolah diperbolehkan memanfaatkan makanan jatah siswa yang absen atau tidak masuk sekolah.
“Kemarin kalau MBG pusat, kalau anak tidak masuk, dulu tidak berani memanfaatkan itu, kemudian ada monev, saya menanyakan apabila ada anak yang tidak masuk bagaimana, silakan dimanfaatkan oleh sekolah setempat,” ujar Aris hari Selasa, dikutip dari Tribun Solo.
“Apa boleh diberikan kepada guru yang mungkin belum sarapan atau apa, hasil monev tersebut boleh, itu monev dari pusat, kalau disini ada tiga guru yang merasakan gejala.”
Aris berkata total ada 663 siswa di SMPN 1 Gemolong.
Menurutnya ada sekitar 94 siswa yang memperlihatkan gejala keracunan. Kata dia, daya tahan masing-masing siswa berbeda. Beberapa siswa yang keracunan sudah bisa beraktivitas.
Para siswa mulai menampakkan gejala keracunan pada malam hari dan pagi dini hari. Sebagian siswa tidak masuk sekolah.
Aris menyebut insiden keracunan ini adalah yang pertama kalinya di SMPN 1 Gemolong sejak progam MBG digulirkan awal tahun ini.
8. September 2025: Wonogiri, Jawa Tengah
Ratusan pelajar di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah diduga keracunan usai menyantap makanan bergizi gratis (MGB).
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wonokarto menduga penyebab sejumlah siswa mengalami gejala keracunan setelah menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) berasal dari saus barbeque yang belum matang sempurna.
Kasatpel SPPG Wonokarto, Tomi Setyo Budi, menjelaskan bahwa menu MBG yang disajikan pada Kamis (11/9/2025) terdiri dari telur barbeque, sayur sawi, tempe, dan buah kelengkeng.
Ia menyebutkan, berdasarkan laporan dari tim dapur, saus barbeque untuk telur sempat ditambahkan tepung maizena agar lebih kental.
“Itu membuat saus barbeque. Tim dapur merasa kok masih encer, akhirnya ditambah tepung maizena biar agak kental,” jelas Tomi.
Namun, ia menduga proses pematangan saus tersebut belum sempurna meskipun secara visual terlihat matang.
Hal ini diperkuat oleh pengakuan sejumlah siswa yang mengeluhkan rasa saus yang tidak biasa.
“Siswanya bilang sausnya sangat asam, ada yang bilang pahit,” terangnya.
Tomi mengakui bahwa beberapa siswa dari SMAN 2 Wonogiri dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Wonogiri mengalami diare, mual, dan muntah usai menyantap menu MBG.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa seluruh bahan makanan yang digunakan dalam menu hari itu dalam kondisi baik dan tidak ada yang mendekati masa kedaluwarsa.
9. September 2025: Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah
Sebanyak 251 pelajar di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah mengalami keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (17/9/2025).
Ratusan siswa itu berasal dari SMA 1 Tinangkung, SMK 1 Tinangkung, SDN Tompudau, SDN Pembina, SDN Saiyong, dan MTs Alkhairaat Salakan.
Awalnya para pelajar mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, pusing hingga alergi setelah menyantap menu MBG.
Kemudian para korban dilarikan ke RS Trikora Salakan untuk mendapatkan perawatan medis.
Dugaan sementara keracunan itu dipicu oleh olahan ikan cakalang dalam menu MBG yang kondisinya sudah tidak layak dikonsumsi.
Sebanyak 173 siswa telah diizinkan pulang usai menjalani perawatan medis di RS Trikora Salakan pada Kamis (18/9/2025).
Sedangkan 78 orang lainnya masih dalam perawatan intensif.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banggai Kepulauan dan pihak terkait telah membangun tenda darurat di halaman rumah sakit untuk tempat perawatan dan observasi terhadap pelajar yang terdampak.
10. September 2025: Garut, Jawa Barat
Ratusan pelajar di Garut, Jawa Barat, mengalami gejala keracunan diduga seusai mengonsumsi makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Peristiwa tersebut terjadi di tiga sekolah di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (17/9/2025).
Kapolres Garut, AKBP Yugi Bayu Hendarto, mengatakan, ada 194 pelajar yang terdampak. Mereka mengalami gejala ringan.
Sedangkan yang harus menjalani perawatan berjumlah 19 orang, setelah sehari sebelumnya hanya 14 orang, mengutip TribunJabar.id.
“Sebanyak 19 siswa ini sekarang sedang menjalani perawatan di Puskesmas Kadungora,” ujar Yugi kepada wartawan, Kamis (18/9/2025).
Dia menuturkan, peristiwa tersebut diduga berawal seusai korban menyantap hidangan MBG. Menu yang disajikan saat itu adalah nasi putih, tempe orek, ayam woku, lalapan sayur, dan buah stroberi.
“Kami telah melakukan penyelidikan, meminta keterangan saksi, mengirimkan sampel bekas makanan dan muntah ke laboratorium, berkoordinasi dengan puskesmas,” ungkap Yugi.