Kotagede,REDAKSI17.COM – Pondok Pesantren (PP) menjadi suatu lembaga pendidikan yang berperan dalam mencetak generasi berakhlak dan berilmu, termasuk di dalamnya membentuk kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Itulah kenapa Gerakan Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas JOS) juga perlu dukungan pondok pesantren untuk memperluas dampaknya baik di lingkup internal maupun sekitarnya.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyatakan pondok pesantren yang erat dengan budaya gotong royong tentu sejalan dengan semangat Segoro Amarto, untuk bersama-sama mengkampanyekan gerakan Mas JOS.

“Pondok pesantren ini kan setiap hari memproduksi sampah, termasuk sampah organik dari makanan, sehingga pengelolaan sampahnya harus dipikirkan. Untuk PP Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien ini baru dibuat biopori, sehingga harapannya pengolahan sampah bisa selesai di lingkup pondok,” ujarnya pada Jumat (17/10/2025) dalam rangkaian Peringatan Hari Santri Nasional.

Reresik Pondok Pesantren ditandai dengan penanaman pohon oleh Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo.

Pihaknya menyampaikan reresik atau membersihkan pondok pesantren harus jadi budaya, karena pada dasarnya kebersihan merupakan sebagian dari iman. Tidak hanya untuk pengelola, pengajar dan santri saja tapi juga warga masyarakat di sekitar pondok pesantren.

“Hari ini gotong royong reresik pondok pesantren di lima titik, ini juga bagian dari kampanye Mas JOS. Saya mengapresiasi kegiatan ini, selain untuk menjaga kebersihan juga bagian dari membangun ukhuwah yang baik antara pondok secara internal bersama masyarakat,” imbuhnya.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menjabat tangan para santri PP Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Ahmad Shidqi, menjelaskan Hari Santri Nasional diperingati dengan ragam kegiatan salah satunya Reresik Pondok Pesantren, sebagai bentuk sinergi untuk menyelesaikan persoalan sampah bersama seluruh elemen masyarakat.

“Kegiatan hari ini dilakukan di lima titik yaitu PP Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien, Timoho Minhajut Tamyiz, Al Barokah, Bener dan Al Islam. Ini jadi bentuk bagaimana lintas sektor dan semua lapisan masyarakat yang heterogen bersama-sama menyukseskan gerakan Mas JOS untuk menangani sampah di Kota Yogyakarta,” jelasnya.

Reresik Pondok Pesantren di PP Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien.

Perwakilan Pengurus PP Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien, Minan Nurrohman, mengatakan pemilahan sampah anorganik, organik dan residu sudah dilakukan. Namun memang sampah organik yang sejauh ini belum dapat dikelola dengan optimal.

“Kami sudah mendapatkan edukasi melalui gerakan Mas JOS ini, terutama soal pengelolaan sampah organik, karena ternyata tidak semua sisa makanan bisa masuk ke biopori, ada pemilahan lagi karena sisa makanan berlemak, berminyak, mengandung tulang dapat menghambat proses penguraian dan menimbulkan bau tidak sedap,” katanya.

Minan menambahkan, PP Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien berkomitmen untuk terus menjaga kebersihan dan mengoptimalkan pengelolaan sampah. Begitu juga bersama Pemkot, Kemenag dan masyarakat sekitar dalam gerakan Mas JOS.