Jakarta,REDAKSI17.COM – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut potensi kegiatan kegiatan ekonomi digital pada area kawasan Asean dapat mencapai US$ 2 triliun pada 2030. Menurut dia, dari jumlah agregat total itu, Indonesia akan mendapatkan porsi 40% atau US$ 800 miliar.
“Dengan digital economy framework agreement itu menjadi US$ 2 triliun pada Asean kemudian 40% nya ada di area tempat Indonesia, jadi US$ 800 miliarnya dalam Indonesia,” kata Airlangga dalam Peluncuran Buku Putih, Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030, di area area St Regis, Jakarta, Rabu (6/12/2023).
Airlangga mengatakan kesempatan perekonomian pada digital Asean itu mampu tercapai lantaran hanya saja sekali kawasan ini yang mana itu sudah miliki kerangka kerja perekonomian digital. Kerangka kerja serupa ini disahkan pada saat Indonesia menjadi tuan rumah Asean pada 2023.
Menurut Airlangga, apabila tanpa kerangka kerja yang dunia usaha digital dalam tempat Asean hanya sekali sekadar mencapai US$ 1 triliun. Digital economy framework agreement tersebut, kata dia, mampu melipatgandakan potensi yang tersebut ada di dalam area Asean.
Airlangga berkata potensi pengembangan sektor kegiatan ekonomi digital itu tentu merupakan kemungkinan yang digunakan bagus untuk Indonesia. Untuk mencapainya, kata dia, Indonesia akan melakukan banyak persiapan. Salah satunya adalah menaikkan daya saing digital Indonesia yang mana saat ini berada dalam peringkat 51 menjadi peringkat 20. Dia mengatakan kontribusi perekonomian digital terhadap Produk Domestik Bruto juga perlu ditingkatkan dalam dalam level 20%.
“Jadi kalau di area dalam tahun 2030 kontribusi industri kita dapat 20% digitalnya, maka Indonesia sudah mampu meninggalkan landasan. Kita sudah dapat lepas landas kegiatan ekonomi kita menjadi negara di dalam dalam atas pendapatan mendekati US$ 10.000 antara US$ 8 ribu sampai US$ 9 ribu di tempat dalam tahun 2030,” kata dia
Airlangga mengatakan peluncuran buku putih ini juga merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk dapat memaksimalkan potensi perekonomian digital. Menurut dia, upaya Indonesia akan dibagi menjadi 3 fase, yaitu persiapan, fase metamorfosis serta fase leading.
“Dalam fase persiapan dengan persiapan pondasi digital terutama terkait dengan interoperability, kemudian juga standarisasi serta juga ada 9 lingkungan yang mana dimaksud lain termasuk infrastruktur. Fase perubahan adalah percepatan transformasi, kemudian juga leading adalah kita untuk memimpin inovasi masa depan,” kata dia.