Deklarasi dukungan itu tinggal diresmikan dalam forum Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) yang akan digelar Senin depan (8/9) di Mataram.
“Kalau sudah hasil keputusan Mukerwil itulah yang jadi pilihan untuk memilih ketua umum,” kata Sekretaris DPW PPP NTB Mohammad Akri, Rabu (3/9).
Disampaikan, selain Mukerwil, seluruh DPC PPP se-NTB juga akan menggelar Musyawarah Kerja Cabang (Mukercab). Itu ditetapkan oleh setiap DPC di 10 kabupaten/kota.
Forum itu dalam rangka mengambil keputusan untuk menentukan sikap siapa yang akan didukung dalam Muktamar PPP ke-10 di Jakarta.
“Insya Allah sudah ada keputusan. Maka kita akan dukung Pak Mardiono sebagai ketua umum. Kami akan solid di bawah komandonya,” kata Akri.
Menurutnya, ada beberapa alasan yang membuat DPW PPP NTB menjatuhkan dukungan ke Mardiono.
Alasan utama untuk menjaga stabilitas dan soliditas partai. Dengan konsolidasi organisasi yang kuat, Partai Kakbah masih tetap utuh sampai saat ini.
Selama dipimpin Mardiono tidak ada gejolak di internal partai. Baik di tingkat nasional maupun ke daerah. Termasuk di wilayah NTB.
“Alasan utama demi stabilitas partai. Selama beliau jadi pemimpin tidak ada gejolak meskipun tidak masuk PT (parliamentary threshold, Red) di Pemilu 2024,” ujar Akri.
Terkait dengan kegagalan PPP yang tidak bisa tembus Senayan pada Pemilu 2024, hal itu akan menjadi evaluasi bersama.
“Ini menjadi kegagalan bersama. Itu menjadi evaluasi kami ke depan agar PPP lolos ke Senayan,” ungkapnya.
Anggota DPRD NTB itu menampik bahwa Mardiono merupakan calon ketua umum titipan istana.
“Setiap kader sebagai pemilik suara memiliki hak otonom untuk memilih ketua umum,” paparnya.
Dalam pandangan PPP NTB, sambung Akri, Mardiono dinilai memiliki kapasitas kepemimpinan yang mumpuni serta jaringan politik yang kuat untuk memperkuat posisi partai.
Apalagi dari informasi yang beredar, kata dia, Mardiono sudah didukung 28 DPW dari total 38 DPW se-Indonesia.
“Sehingga dalam Mukerwil nanti kami memohon kesediaan Bapak Muhammad Mardiono untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PPP periode 2025–2030. Karena kami melihat beliau memiliki konektivitas yang baik serta kapasitas untuk memajukan PPP,” papar Ketua Komisi I DPRD NTB itu.
Hingga menjelang Muktamar ke-10, ada beberapa nama yang santer beredar dan masuk dalam bursa calon ketua umum Partai Kakbah. Nama-nama itu berasal dari kalangan internal dan eksternal partai.
Dari kalangan internal, selain Mardiono, beredar nama Suharso Monoarfa, Romahurmuzy, Sandiaga Salahuddin Uno, Amir Uskara, dan Taj Yasin Maimoen.
Sementara dari kalangan eksternal partai, terdapat nama seperti Penasihat Khusus Presiden bidang Pertahanan Nasional Jenderal (Purn) Dudung Abdurrachman, Menteri Sosial Syaifullah Yusuf, dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
“Memang banyak calon ketum yang beredar. Tapi saya lihat yang paling serius Pak Mardiono,” ujar Muzihir.
Dukungan ke Mardiono juga sudah dirapatkan dalam rakor DPW PPP NTB yang dihadiri 10 DPC kabupaten/kota se-NTB, Sabtu lalu (30/8).
Pertemuan itu juga dihadiri Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP PPP sekaligus Ketua SC Muktamar PPP ke-10 Hj Ermalena.
“Rakor itu dalam rangka untuk menyamakan persepsi menuju persiapan Muktamar PPP ke-10,” jelas Muzihir.