MAKASSAR,REDAKSI17.COM – Klan Amir Uskara hampir pasti kembali memimpin Partai Persatuan Pembangunan Sulawesi Selatan. Meski begitu, nama besar yang dipertaruhkan partai berlambang ka’bah ini tak menjadi garansi dalam kompetisi politik pada 2029 mendatang.
Hadirnya pemimpin muda akan menjadi ujian bagi partai dalam mempertahankan ceruk elektorat yang diraih pada 2024. Tantangan terberat yakni “jam terbang” di palagan politik yang masih minim dalam membangun soliditas antara basis kultural dan massa milenial-Gen Z.
Ilham Ari Fauzi Amir Uskara selangkah lagi memimpin PPP Sulsel. Dari enam formatur yang terpilih dalam musyawarah wilayah, hanya Ilham yang terang-terangan menyatakan kesiapan dirinya untuk menduduki kursi yang ditinggalkan oleh sang kakak, Imam Fauzan Amir Uskara.
Formatur calon ketua yang diusulkan peserta muswil yakni Burhanudin (PPP Takalar), Andi Sugiarti Mangun Karim (PPP Bantaeng), Khaerul Amran (PPP Bone), Nursyam Amin (PPP Gowa), dan Rusli Sunali (PPP Luwu). Sementara Ilham Ari mewakili unsur DPW PPP Sulsel.
Ketua Panitia Muswil PPP Sulsel, Yusran Sofyan, mengatakan Ilham bersama 5 kader dari unsur Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP tingkat kabupaten telah ditetapkan sebagai formatur.
“Formatur nanti akan terdiri dari tujuh orang. Komposisinya adalah satu unsur DPP, satu unsur DPW, dan lima unsur DPC,” ujar Yusran, Selasa (23/12/2025).
“Untuk unsur DPP, sampai sekarang belum ditetapkan. Itu nanti menjadi kewenangan DPP yang akan dibahas dan diputuskan melalui mekanisme internal mereka. Yang pasti yang akan jadi formatur dari unsur DPP berasal dari Sulsel,” beber eks Ketua Bappilu DPW PPP Sulsel itu.
Seperti diketahui, hanya ada 2 orang dari Sulsel yang kini menjabat di kepengurusan DPP PPP. Yakni Imam Fauzan Amir Uskara (Bendahara Umum) dan Jabbar Idris (Wakil Sekretaris Jenderal). Nantinya, kata Yusran, formatur akan berembuk menyusun kepengurusan DPW PPP Sulsel untuk diusulkan pengesahannya di DPP PPP. Termasuk, memilih siapa yang diajukan menjadi ketua.
“Ketua bisa dipilih dari unsur formatur, bisa juga tidak. Dalam dinamika sebelumnya, memang pernah ada pola bahwa calon mengerucut pada satu figur yang dianggap kuat. Namun, secara formal, semua tetap mengikuti mekanisme organisasi,” ungkap Yusran.
Sementara itu, salah satu anggota formatur, Andi Sugiarti Mangun Karim menjelaskan proses pemilihan keenam formatur saat muswil.
“Seluruh dewan pimpinan cabang melalui juru bicara yang mewakili daerah pemilihan, karena Sulawesi Selatan memiliki tiga dapil, menyampaikan pandangan. Ketiganya sepakat mengajukan formatur. Komposisi formatur di Sulawesi Selatan berjumlah tujuh orang, terdiri dari satu unsur DPP, satu unsur DPW, dan lima unsur DPC,” jelas Andi Ugi, sapaan akrab Andi Sugiarti.
“Untuk unsur DPW, kami meminta dan menyepakati Bapak Ilham Ari Fauzi Amir Uskara sebagai perwakilan DPW dalam formatur,” sambung dia.
Sementara itu, untuk unsur DPC dilakukan secara musyawarah mufakat. Pertimbangan, kata Andi Ugi, merujuk pada prestasi yang dicapai oleh DPC kabupaten pada Pileg 2024 lalu.
“Memang ada pengecualian pada DPC Luwu, karena di sana belum memiliki pimpinan DPRD. Namun empat DPC lainnya telah mewakili dua daerah pemilihan di Sulawesi Selatan, yaitu dapil satu dan dua. Agar seluruh wilayah terwakili, maka disepakati Luwu Raya sebagai perwakilan tambahan,” tutur dia.
Saat ini, keenam formatur masih menunggu mandat resmi dari DPP untuk menunjuk siapa yang diutus, sekaligus ex offisio sebagai ketua formatur.
“Kewenangan formatur hanya sebatas merekomendasikan calon Ketua DPW kepada DPP. Kewenangan penuh untuk menetapkan Ketua DPW berada di DPP. Setelah nama calon Ketua DPW disetujui DPP, barulah proses dilanjutkan dengan penyusunan struktur kepengurusan DPW, yang juga menjadi tugas formatur,” jelas Andi Ugi.
Andi Ugi mengatakan, kemungkinan mandat penunjukan formatur dari DPP akan ditentukan dalam satu sampai dua hari ke depan.
“Harapan kami, Sulawesi Selatan dapat memberikan citra yang baik bagi Partai Persatuan Pembangunan, bahwa PPP mampu menjalankan demokrasi secara dewasa, tanpa kekerasan, tanpa gesekan, serta tetap mengedepankan soliditas dan kebersamaan seluruh kader,” ujar dia.
Perihal kandidat kuat yang akan didorong jadi pengganti Imam Fauzan, Andi Ugi mengakui, memang hanya Ilham Ari Fauzi yang blak-blakan mengungkapkan keinginannya untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan.
“Dia satu-satunya calon yang secara resmi dan terbuka telah menyatakan kesiapan serta melaporkan kesiapannya kepada DPP. Oleh karena itu, secara realistis, pilihan kami memang mengerucut ke sana,” tutur Andi Ugi.
Kendati demikian, Andi Ugi belum bisa memberi kepastian. Pihaknya kini hanya menunggu mandat dari DPP untuk segera menunaikan tugas sebagai formatur.
“Finalisasi diterima atau tidaknya usulan tersebut sepenuhnya menjadi kewenangan DPP, sesuai dengan PO terbaru Partai Persatuan Pembangunan,” jelas Andi Ugi.
Sementara itu, Ilham yang dikonfirmasi perihal kansnya memimpin PPP Sulsel belum mau berkomentar. “Insyaallah setelah penetapan pengurus dari formatur baru kita bicara lebih jauh,” singkatnya melalui WhatsApp.
Kepengurusan DPW PPP Sulsel periode mendatang diharapkan menjadi pelopor utama untuk PPP kembali ke DPR RI. Hal itu dititipkan oleh demisioner Ketua PPP Sulsel, Imam Fauzan Amir Uskara. Ia mengeklaim, PPP Sulsel merupakan kepengurusan yang paling berkontribusi dalam mendulang suara nasional. Meski, PPP tetap pada akhirnya gagal melewati ambang batas parlemen sebesar 4 persen dari total suara sah pemilu.
Imam yang kini menjabat sebagai Bendahara Umum DPP PPP juga memprediksi, tugas kepengurusan DPW berikutnya akan terbilang berat.
“Mereka akan lebih berat karena tidak ditopang oleh Anggota DPR RI dalam pencalegan. Bedanya dengan kepengurusan sebelumnya, kami sedikit terbantu karena bisa linear dengan Anggota DPR RI pada dapil yang tersedia. Sekarang tidak, jadi mereka harus bekerja lebih ekstra,” kata dia.
Selain itu, kepengurusan DPW PPP periode yang baru saja berakhir juga menorehkan capaian yang cukup gemilang di pileg tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Berdasarkan data yang dihimpun, PPP di DPRD Sulsel mengalami kenaikan kursi. Dari 6 pada periode 2019-2024, menjadi 8 pada periode saat ini. Ditambah untuk pertama kalinya berhasil mendudukkan kader sebagai Wakil Ketua DPRD Sulsel.
Sedangkan di tingkat kabupaten/kota, total kader PPP yang berhasil menjadi legislator juga bertambah. Pada periode 2019-2024, sebanyak 64 anggota DPRD dari PPP yang tersebar di 20 kabupaten/kota. Hanya Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, dan Selayar yang tidak ada keterwakilan PPP.
Sedangkan di periode 2024-2029, mengalami kenaikan 4 kursi, menjadi 68 anggota DPRD dari PPP. Cuma, daerah kosong bertambah menjadi 5. Yaitu Selayar, Maros, Tana Toraja, Toraja Utara, dan Palopo. Secara umum, ada 8 daerah yang mengalami kenaikan kursi. Sedangkan, 6 daerah sebaliknya. Dan 8 daerah mengalami stagnasi.
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Endang Sari menilai, Ilham yang merupakan representasi klan tokoh berpengaruh di PPP, Amir Uskara masih perlu pembuktian. Meski punya modal politik, yakni pernah menjadi calon wakil wali kota Makassar, Ilham dianggap masih “muda” ketika memimpin partai politik.
“Karena itu, meskipun Ilham memiliki modal politik yang cukup kuat untuk diperhitungkan, penentu akhirnya tetap pada kemampuannya meyakinkan internal PPP untuk memilihnya. Kapasitas kepemimpinan tidak bisa hanya dinarasikan, tetapi dibentuk oleh waktu dan pengalaman,” kata Endang.
Sebetulnya, menurut Endang, Ilham bisa jadi magnet elektoral pada Pemilu 2029 mendatang. Sebab, katanya, ceruk pemilih kini didominasi oleh kalangan generasi milenial dan Gen Z, yang notabene dekat secara kultural dengan Ilham.
“Kemampuan manajerial partai, kemampuan mengelola konflik internal, pemahaman tentang arah dan target partai ke depan, serta kapasitas personal untuk merangkul faksi-faksi yang ada di PPP Sulsel, menjadi pekerjaan rumah besar yang harus dijawab oleh Ilham jika memang terpilih nantinya,” imbuh eks komisioner KPU Makassar ini.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Rizal Pauzi menyatakan Ilham Ari Fauzi memiliki peluang besar untuk memimpin PPP Sulsel. Dia menilai faktor keluarga dan rekam jejak politik Amir Uskara menjadi modal kuat bagi Ilham untuk melanjutkan kepemimpinan di PPP Sulsel.
“Anak Amir Uskara itu punya kans. Apalagi Amir Uskara ini punya peran penting saat terpilihnya kembali Mardiono. Sehingga menurut saya peluang Ilham untuk memimpin itu sangat besar,” ujar Rizal.
Dia juga menyinggung soal capaian PPP Sulsel dalam beberapa tahun terakhir yang dinilai cukup positif. Menurut Rizal, keberhasilan kakak Ilham yang mampu mengantarkan PPP menduduki posisi wakil ketua turut menjadi bukti bahwa tren prestasi partai bisa dijaga.
“PPP di Sulsel ini lumayan bagus. Kakaknya sendiri berhasil mendudukkan PPP sebagai wakil ketua. Jadi menurut saya prestasi itu bisa dijaga trendnya,” imbuh dia.
Meski demikian, Rizal mengingatkan bahwa usia muda Ilham bisa menjadi tantangan tersendiri jika terpilih sebagai ketua. “Ilham ini menurut saya perlu lebih mampu membangun komunikasi politik yang bagus. Dalam artian bahwa PPP ini, kan, ciri khasnya adalah partai kultural. Partai Islam yang kultural sehingga basis-basis itu tetap perlu dijaga. Jadi bukan sekadar jualan milenial,
Gen Z, tapi dia tetap harus melihat nilai-nilai kultural yang ada di PPP,” kata dia.
Menurut Rizal, PPP merupakan partai Islam kultural yang memiliki karakter dan basis pemilih khas. “PPP ini partai kultural. Jadi sehingga memang pemilihnya maupun beberapa pengurus-pengurusnya itu kan adalah kalangan-kalangan misalnya kayak kiai tokoh-tokoh agama sehingga memang butuh pendekatan khusus,” kata Rizal.
Dia menilai Ilham harus mampu membangun komunikasi politik yang baik dengan basis-basis kultural PPP, bukan sekadar mengandalkan pendekatan milenial atau Gen Z.
“Saya pikir memang di satu sisi itu bagus di sisi lain juga saya pikir kematangan politik, umur itu juga penting menjadi pertimbangan secara politik. Karena partai PPP ini bukan brandingnya bukan ideologinya adalah populisme tetapi dia lebih ke kultural,” lanjutnya
Dari sisi rekam jejak, Rizal menyebut pengalaman politik Ilham masih terbatas. Selain pernah maju sebagai calon wakil wali kota, Ilham belum memiliki catatan panjang dalam kepemimpinan partai.
“Kalau kita melihat Ilham saya pikir yang kita tahu dari Ilham ini, kan, adalah benar-benar menjadi calon wakil wali kota. Selebihnya kita belum memiliki trend track record di politik jadi saya pikir itu menjadi pertimbangan tersendiri,” jelas Rizal.
“Seharusnya yang memimpin itu wakil ketua DPR atau mantan ketua PPP kabupaten/kota yang sudah matang. Ilham lebih cocok mendampingi, misalnya sebagai sekretaris, supaya pengalaman politiknya lebih terasah,” lanjut Rizal.
Jika Ilham terpilih, Rizal menekankan pentingnya dukungan penuh dari Amir Uskara dan keluarga untuk menjaga soliditas partai, khususnya di basis-basis kultural.
“Misalnya Ilham yang terpilih saya pikir dia harus mampu belajar lebih optimal dan tentu Amir uskarg maupun kakaknya Itu harus memang membackup dalam artian untuk beberapa basis-basis PPP yang kultural itu memang harus didampingi saya pikir,” ujar dia
Rizal juga mengingatkan PPP agar belajar dari pengalaman sebelumnya, ketika terlalu mengandalkan figur populis namun gagal lolos parliamentary threshold.
“PPP jangan dibawa ke ruang populisme. Kekuatan PPP itu ada pada basis kultural dan soliditas kelompok-kelompok agama. Itu yang harus diperkuat,” ucap Rizal. (sutrisno zulkifli-nabilah ansar/C)




