Jakarta,REDAKSI17.COM – Sejumlah ekonom menilai target pertumbuhan dunia usaha dalam Anggaran Pendapatan serta Belanja Negara (APBN) 2025 yang mana yang dipatok 5,3-5,6% terlampau tinggi. Perlu perniagaan ekstra keras untuk mampu mewujudkan pertumbuhan sektor kegiatan ekonomi setinggi itu.
Kepala Ekonom Bank BCA David Sumual mengatakan pemerintah tak sanggup belaka cuma mengandalkan konsumsi untuk mengejar target pertumbuhan itu. Menurut dia, apabila semata-mata mengandalkan konsumsi, maka pertumbuhan kegiatan kegiatan ekonomi 2025 belaka akan tumbuh di tempat area sekitar 5% saja.
“Untuk pertumbuhan ini tantangannya cukup besar, oleh sebab itu kita memang butuh sumber pertumbuhan baru, kalau belaka mengandalkan konsumsi sepertinya kita hanya sekali cuma akan tumbuh 5%,” kata David ketika dihubungi, Selasa (5/3/2024).
David menilai target pertumbuhan itu juga harus berhadapan bahwa kegiatan perekonomian mitra dagang terbesar RI, yaitu China sedang melemah. Dia memperkirakan perekonomian China belaka sekali akan tumbuh 4 % pada 2024 kemudian 2025. Sementara, pertumbuhan dunia perniagaan Indonesia selalu berkolerasi positif dengan perekonomian negeri tirai bambu tersebut.
“Jadi kalau China sedang menguat kita biasanya terlibat menguat,” kata dia.
Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas membeberkan asumsi makro yang dimaksud mana sudah pernah lama disepakati pemerintah dalam Kebijakan Ekonomi Makro serta juga Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025. Deputi Bidang Ekonomi di area dalam Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan asumsi inflasi dalam KEM-PPKF 2025, ditetapkan sebesar 2,5% plus minus 1%, kemudian nilai tukar Rp 15.000 – Rp 15.400 per dolar AS. Sementara itu, pertumbuhan perekonomian dipatok 5,3%-5,6%.
Lebih lanjut, nilai minyak mentah atau Indonesia Crude Price (ICP) US$ 75 – US$ 85 per barel, sementara lifting minyak 583 – 603 ribu barel per hari juga gas 1 jt – 1,045 jt barel setara minyak per hari. Amalia mengatakan target pertumbuhan dunia perniagaan ini harus dijalankan bukan cuma oleh pemerintah, tetapi seluruh stakeholder.
David mengatakan untuk mencapai target pertumbuhan kegiatan ekonomi itu, pemerintah harus mencari sumber pertumbuhan sektor perekonomian yang digunakan itu baru. Dia menuturkan sumber pertumbuhan baru yang digunakan paling bisa saja jadi diandalkan adalah investasi.
“Investasi yang digunakan orientasinya ekspor kemudian banyak menyerap tenaga kerja. Itu mungkin dapat didorong untuk meningkatkan daya beli domestik,” ujarnya.
Sementara itu, peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi lalu Masyarakat Fakultas Ekonomi lalu Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Teuku Riefky menilai asumsi makro yang dimaksud itu diusulkan pemerintah masih realistis. Hanya semata dia menyoroti target pertumbuhan sektor sektor ekonomi yang tersebut terlampau tinggi.
“Sejauh ini asumsinya relatif realistis, kecuali pertumbuhan perekonomian yang mana yang sedikit terlalu optimis,” kata dia.
Riefky memproyeksikan pertumbuhan kegiatan perekonomian Indonesia dalam 2025 masih mirip dengan tahun 2023 kemudian 2024, yaitu di tempat dalam kisaran 5,0% sampai 5,1%. Dia belum melihat adanya sumber pertumbuhan ekonomi baru pada area Indonesia.
“Sejauh ini kami belum melihat sumber pertumbuhan dunia usaha baru yang dimaksud hal itu signifikan,” ujar dia.
Senada, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P. Sasmita menilai target pertumbuhan kegiatan dunia usaha 5,3-5,6% terlalu tinggi. Dia memprediksi kegiatan perekonomian RI pada 2025 cuma tumbuh 5,0-5,3%.
“Saya belum melihat adanya kemungkinan penguatan dari beberapa kontributor pertumbuhan kita,” kata dia.
Ronny mengatakan pertumbuhan dunia bidang usaha saat ini sangat bertumpu pada konsumsi rumah tangga dengan andil dalam atas 50%. Sedangkan, pada tahun mendatang dia menduga konsumsi rumah tangga akan dihadapkan pada tekanan daya beli akibat inflasi nilai jual kebutuhan pokok.
“Itu berpotensi menggerus permintaan domestik,” ujar dia.
Di lain sisi, Ronny menilai performa pengerjaan kegiatan ekonomi yang digunakan mampu jadi menjadi motor lainnya pertumbuhan Produk Domestik Bruto juga tak bersinar. Tahun 2023, kata dia, penyelenggaraan sektor ekonomi belum mampu tumbuh dalam area atas 6%. Dia memprediksi pertumbuhan investasi modal juga tak akan berjauhan berbeda pada tahun 2024.
Sementara itu, Ronny melanjutkan kinerja ekspor RI belum akan pulih lantaran perlambatan perekonomian global. Dengan semua kondisi itu, dia mengatakan harapan satu-satunya pertumbuhan kegiatan ekonomi Indonesia cuma sekadar pada belanja pemerintah.
“Itu pun, sebagaimana diketahui, peningkatannya tidaklah terlalu besar,” katanya.