Mergangsan,REDAKSI17.COM – Lebih dari 50 produk camilan, sambal, dan berbagai kuliner dari pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Yogyakarta dikurasi oleh Waroeng Spesial Sambal (SS). Proses kurasi ini bertujuan memilih produk unggulan yang akan dibeli dan dipasarkan di sejumlah outlet Waroeng SS di wilayah Kota Yogyakarta.

Langkah tersebut menjadi wujud nyata kolaborasi antara pelaku usaha kuliner besar dan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mendukung UMKM lokal agar mampu memperluas pasar sekaligus meningkatkan kualitas produk. Waroeng SS menilai berbagai aspek dalam kurasi ini, mulai dari cita rasa, harga, konsistensi, kemasan, daya tahan, hingga potensi pemasaran.

Business Matching Produk UMKM Kota Yogyakarta.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, menjelaskan bahwa proses kurasi dilakukan dengan konsep business matching. Pemilik Waroeng SS, Yoyok Hery Wahyono, bersama timnya menyeleksi sekaligus memberikan evaluasi terhadap produk-produk UMKM Kota Yogyakarta.

“Hari ini kita melaksanakan business matching bersama Pak Yoyok, pengusaha dengan lebih dari 100 outlet di Indonesia, bahkan hingga Australia dan Malaysia. Beliau memiliki semangat untuk membantu UMKM Yogyakarta agar berkembang. Proses kurasi berlangsung sekitar satu minggu untuk menentukan produk yang akan dibeli dan dipasarkan Waroeng SS,” terang Wawan di Griya UMKM Yogyakarta, Selasa (28/10/2025).

Wawan menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi nyata semangat Gandeng Gendong, di mana pelaku usaha besar membantu mengangkat usaha yang lebih kecil, yang sudah setara saling menggandeng agar tumbuh bersama.

“Sinergi dan kolaborasi seperti ini sangat luar biasa. Melalui semangat Gandeng Gendong, kita dorong produk UMKM Yogyakarta agar naik kelas, lebih laku di pasaran, dan mampu menjaga konsistensi kualitasnya,” ujarnya.

Sementara itu, Pemilik Waroeng SS, Yoyok Hery Wahyono, menjelaskan bahwa kerja sama dilakukan dengan sistem pembelian langsung. Produk yang lolos kurasi akan dibeli dan dijual di outlet Waroeng SS dengan harga yang telah ditentukan.

“Kami akan membeli produk dalam jumlah tertentu untuk dijual di outlet. Begitu stok habis, kami beli lagi. Jadi UMKM tidak perlu khawatir soal modal karena pembayaran dilakukan langsung. Penilaiannya dari segi kualitas rasa, harga yang kompetitif, kemasan, juga konsistensi produk,” jelas Yoyok.

Pemilik Waroeng SS, Yoyok Hery Wahyono.

Ia menambahkan, tim riset Waroeng SS tidak hanya memberikan umpan balik bagi produk yang terpilih saja, namun semua produk akan dikurasi serta diberi evaluasi berupa masukan dan saran untuk pengembangan produk ke depannya.

“Kami harap ketika nanti kerja sama sudah berjalan, Pemkot dapat berperan sebagai fasilitator agar ke depan dapat berjalan lancar dan UMKM tetap konsisten. Ini juga bagian dari dukungan kami untuk produk UMKM Kota Yogyakarta agar semakin dikenal luas, memiliki daya saing tinggi, dan berkontribusi nyata dalam penguatan ekonomi lokal,” tambahnya.

Sementara itu salah satu pelaku UMKM dari Kelurahan Warungboto, Rubini dengan produknya Keripik Pisang, mengaku antusias mengikuti kegiatan tersebut. Ia merasa program kurasi ini menjadi peluang besar bagi pelaku usaha kecil untuk naik kelas.

“Senang sekali bisa ikut dikurasi langsung oleh Waroeng SS. Saya jadi tahu apa saja yang perlu diperbaiki dari produk saya, terutama soal kemasan dan rasa agar bisa diterima lebih luas. Kalau nanti bisa lolos dan dijual di outlet Waroeng SS, itu akan jadi pengalaman berharga sekaligus kesempatan besar untuk memperluas pasar,” ungkap Rubini.