Kemenangan Greet Wilders menjadi sinyal buruk bagi Belanda serta juga dunia internasional. alasannya sejauh ini profil PVV yang dimaksud identik dengan partai sayap kanan itu membantu sikap Geert Wilders yang tersebut anti-Islam juga antiimigran, terutama imigran muslim. Padahal, negara-negara Eropa menjadi salah satu tujuan imigran jika Timur Tengah.
Profil Geert Wilders
Wilders, yang mana sekarang berusia 60 tahun, dan juga partainya diketahui pernah mengatakan akan melarang Al-Quran serta melarang masjid kemudian jilbab pada Belanda. Wilders sering dijuluki sebagai “Donald Trump” Belanda. Ia dikenal dengan pidato-pidato yang menyudutkan Islam serta menyalahkan para pendatang sebagai biang kesulitan pada Belanda.
Pada 2016 silam, politikus senior itu dihukum setelah terbukti melakukan diskriminasi sebab memimpin demonstrasi untuk mengusir pendatang selama Maroko dari Belanda. Ia pernah mengatakan bahwa Al-Quran sebanding dengan buku Hitler Mein Kampf, karenanya tak boleh diedarkan. Sementara pada 2008 ia pernah mengatakan bahwa Islam adalah “buah dari kebudayaan terbelakang” dan juga menyebut pendatang dengan syarat Maroko sebagai “sampah.”
Meski demikian dalam pemilu baru-baru ini, Wilders dinilai mulai mengurangi penghinaan serta kritiknya terhadap Islam demi meraih simpati juga agar dapat membentuk pemerintahan dengan partai lain. Namun PVV dengan tegas mengatakan bahwa Islam harus berkurang dari Belanda juga untuk mencapai cita-cita itu, maka para pendatang non-Barat harus dilarang masuk ke Belanda juga kebijakan pemberian suaka harus dihentikan total.
PVV juga mengupayakan gagasan agar Belanda keluar dari Uni Eropa, mengikuti jejak Inggris pada 2020 silam. Selain itu Wilders juga mirip dengan Trump dalam kebijakan luar negeri. Ia menggaungkan semboyan “Netherlands First” kemudian berjanji akan menghentikan bantuan militer ke Ukraina, yang dimaksud sekarang ini diinvasi Rusia, jika menjadi penguasa Belanda.
Butuh Dukungan Partai Lain
Di tengah kontroversi sikap Geert juga PVV, partai sebenarnya masih membutuhkan 39 kursi lagi untuk bisa saja membentuk pemerintahan dengan pendapat mayoritas dalam parlemen. Belanda sendiri miliki parlemen atau DPR berisi 150 kursi.
Berdasarkan hitung cepat, koalisi Partai Buruh/Hijau berhasil meraih kursi terbanyak kedua (25), disusul oleh VVD – partai jika Perdana Menteri Mark Rutte yang mana pada masa kini berkuasa serta beraliran konservatif, dengan 24 kursi. Di urutan keempat ada partai NSC dengan 20 suara.
Sejauh petinggi VVD lalu NSC sudah memberikan isyarat membuka kesempatan untuk berkoalisi membentuk pemerintahan dengan partai Wilders. Sementara koalisi partai Buruh/Hijau dengan tegas menolak bergabung bersama PVV.
Wilders sendiri ingin menjadi perdana menteri, sembari menegaskan bahwa kebijakan anti imigran lalu anti pencari suaka akan menjadi program utamanya. “Yang terutama adalah pembatasan yang tersebut signifikan terhadap suaka juga imigrasi,” tegas Wilders dilansir dari The Guardian.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni