Jakarta,REDAKSI17.COM – Program perumahan mirip Tapera sebenarnya sudah ada pada China. Negeri Tirai Bambu, miliki tunjangan dana perumahan yang dimaksud mana disebut sebagai Housing Provident Fund (HPF).
Mengutip penelitian dari Chun Chen juga juga Zhi Gang Wu dengan judul China’s Housing Provident Fund: Inequitable and Inefficint di tahun 2006 di dalam tempat laman irbnet.de, HPF didifinisikan sebagai dana perumahan jangka panjang, wajib, bersifat ganti kerugian juga saling membantu. Ini didirikan sebagai bentuk tabungan sukarela untuk membantu pembiayaan rumah.
Program awalnya diperkenalkan tahun 1990. Kota Shanghai menjadi percontohan di dalam dalam 1991 namun program ini sendiri diperluas tahun 1995.
Intinya, baik unit kerja maupun individu akan berkontribusi pada “rekening bersama”. Bank-bank yang mana hal itu ditunjuk selanjutnya akan menambah dana dengan individu pinjaman perumahan melalui sistem hipotek.
“Pemerintah China memulai program ini untuk memacu penghuni perumahan umum membeli rumah mereka. Ini juga berguna untuk membantu mendanai pensiun bagi anggotanya,” tulis laman itu, dikutip Kamis (30/5/2024).
Penelitian lain dimuat laman Federal Reserve Bank of Dallas serta laman science direct. Disebut sebenarnya skala tambahan besar besar HPF dijalankan di area area seluruh China tahun 1999.
“Program ini melibatkan skema tabungan wajib berdasarkan pendapatan tenaga kerja. Deposito masa lalu dikembalikan ketika pekerja membeli rumah atau pensiun,” tulis peneliti bernama Xiaoqing Zhou.
“Selain itu, program ini menyediakan KPR dengan tarif bersubsidi untuk memfasilitasi pembelian rumah tersebut,” tambahnya.
Dikatakan bahwa perumahan dengan fitur-fitur ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepemilikan rumah sebesar 8,7 poin persentase. Termasuk meningkatkan rata-rata ukuran rumah sebesar 20%.
Meskipun kebijakan HPF menghasilkan kinerja dalam membantu beberapa karyawan membeli rumah pribadi, penelitian itu mengungkap namun terdapat permasalahan lalu risikonya masih terlihat jelas. Bahkan ada yang dimaksud digunakan berpendapat bahwa kebijakan HPF merupakan salah satu kegagalan selama ini proses reformasi perumahan dalam China
“Pada akhir tahun 2005, 63,29 jt karyawan memiliki akun HPF. Jumlah HPFnya sekitar 625,95 miliar yuan (sekitar Rp 1400 triliun), tetapi 165,6 miliar yuan (sekitar Rp 378 triliun) disimpan di area tempat bank kemudian juga tak digunakan,” bunyi penelitian Chun Chen serta Zhi Gang Wu.
“Efisiensi yang tersebut yang disebut rendah menyebabkan kebutuhan HPF diragukan,” tambahnya.
Sementara itu, mengutip Global Times pekan ini, sebenarnya nomor perdagangan perumahan China saat ini tengah menurun. Properti over suplly di dalam area negara itu. Di Provinsi Hubei misalnya, untuk menanggapi over suplly pemerintah menurunkan down payment (DP). Dari yang digunakan semula 20% nilai rumah menjadi 15%.
“Kota-kota besar lainnya termasuk Xi’an dalam dalam Provinsi Shaanxi China Barat Laut serta Hefei di tempat area Provinsi Anhui China Timur menerapkan rasio uang muka yang tersebut dimaksud disesuaikan,” tambah laporan media pemerintah itu.
“Guiyang dalam Provinsi Guizhou China Barat Daya kemudian Lhasa pada tempat Daerah Otonomi Xizang China Barat Daya mengumumkan rencana untuk mengikuti kebijakan penurunan suku bunga pinjaman dana simpanan.”
Negara Lain
Sebenarnya sistem mirip Tapera tak hanya saja sekali di tempat tempat China. Tetapi ada juga beberapa negara lain.
Berikut rangkumannya:
Chili
Dalam 30 tahun terakhir, Chili sudah menciptakan kemajuan besar dalam membuktikan akses terhadap perumahan yang mana yang disebut terjangkau. Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi juga Pembangunan (OECD) menunjukkan bahwa proporsi keluarga serta individu yang dimaksud digunakan tiada miliki perumahan, atau perumahan dalam bawah standar, turun dari 23% pada tahun 1992 menjadi 10% pada tahun 2011.
Namun, kualitas perumahan yang digunakan yang buruk kemudian juga kepadatan penduduk masih menjadi hambatan dibandingkan dengan standar internasional. Karena melakukan segregasi perumahan pada wilayah perkotaan.
Penyediaan perumahan yang terjangkau pada tempat Chile mencakup subsidi untuk rumah tangga berpendapatan rendah juga menengah, skema sewa untuk membeli, serta subsidi sewa. Program seperti Subsidios para Acondicionamiento Termico de la Vivienda juga menawarkan subsidi regenerasi perumahan bagi rumah tangga di area area tiga kuintil pertama distribusi pendapatan, termasuk perbaikan atap serta dinding.
Belanda
Di Belanda, perumahan sosial, yang digunakan dikenal sebagai “sociale huurwoningen,” ditawarkan kepada warga dengan tarif bersubsidi. Mereka yang digunakan tinggal dalam area rumah bersubsidi cuma membayar tak lebih banyak besar dari 710,68 euro (Rp12,4 juta) per bulan, lalu juga sisanya ditanggung oleh pemerintah. Pengendalian sewa berarti tarif tidaklah boleh naik lebih banyak lanjut dari 4,3% per tahun.
Perumahan dikelola melalui sistem poin, yang digunakan mana menentukan nilai properti yang mana dimaksud akan ditinggali pemohon, kemudian juga sewanya. Pengawasan terhadap sistem ini diimplementasikan oleh dana perumahan pusat Centraal Fonds Volkshuisvesting.
Filipina
Di Filipina, pekerja kemudian pemberi kerja dari sektor formal maupun informal wajib mengikuti program iuran yang digunakan untuk dana pensiun, kecelakaan kerja, kemudian pembiayaan perumahan pesertanya. Namun bagi sektor informal baru sanggup mengikuti program jika pendapatan lebih besar besar dari 1.000 peso per bulan. Untuk iuran, pekerja akan dikenakan sebesar 3,63% dari gajinya, sementara perusahaan membayar sebesar 7,37%. Untuk iuran dari sektor informal sebesar 11%.
Malaysia
Pemerintah Malaysia telah dilakukan dilaksanakan memberikan beberapa insentif untuk membantu warga berpendapatan rendah juga pembeli rumah pertama mereka. Bantuan ini disebut program insentif pemerintah.
Ada juga beberapa program provinsi yang tersebut membantu pembeli rumah pertama kali, biasanya dengan mengurangi jumlah agregat total pajak pengalihan tanah, seperti yang digunakan mana tercatat dalam data Asosiasi Perumahan Internasional (IHA). Ada juga Malaysian Employee Provident Fund (EPF), program tabungan wajib untuk masa pensiun lalu juga tabungan perumahan, khususnya bagi karyawan dalam tempat sektor swasta.
Lewat EPF, karyawan diwajibkan untuk menyumbangkan sebagian dari pendapatan kotor dia itu (saat ini sebesar 11%) lalu pemberi kerja akan menambah tambahan sebesar 12-13% dari gaji karyawan mereka.
Meksiko
Di Meksiko, perumahan bagi kelompok berpendapatan rendah disediakan melalui perumahan swadaya. Dalam satu puluh tahun terakhir, beberapa program telah lama terjadi diperkenalkan untuk membantu perumahan sosial atau perumahan yang tersebut mana terjangkau. Program “Tu Casa” kemudian “Vivienda Rural” memberikan hibah untuk penyelenggaraan rumah baru, pembelian rumah yang tersebut digunakan sudah ada, kemudian renovasi rumah.
Pada tahun 2007, program “Esta es tu Casa” diperkenalkan untuk membantu rumah tangga yang tersebut dimaksud pendapatannya kurang dari lima kali upah minimum untuk pembelian rumah, konstruksi, atau perbaikan. Dana yang mana disebut dikeluarkan melalui badan eksekutif seperti bank, lembaga perumahan. Produksi perumahan sosial sekarang ini mengintegrasikan prioritas seperti keberlanjutan serta redensifikasi di dalam dalam dalam kota.
Singapura
Pemerintah Singapura mempunyai Central Provident Fund (CPF), skema tabungan jaminan sosial wajib yang digunakan didanai oleh kontribusi pemberi kerja kemudian pekerja. CPF adalah pilar utama sistem jaminan sosial Singapura, serta berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pensiun, perumahan, kemudian perawatan kesehatan.
Pengusaha dan juga juga karyawan masing-masing memberikan kontribusi sebesar 17% juga 20% dari gaji bulanan biasa, hingga batas atas pendapatan sebesar SG$ 6.800 atau sekitar Rp81,3 jt (mulai 1 Januari hingga 31 Desember 2024). Oleh lantaran itu, kontribusi maksimum merekan masing-masing adalah SG$ 1,156 kemudian SG$ 1,360 per bulan.