Kotagede,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta kembali meluncurkan program padat karya sebagai salah satu upaya strategis dalam memperkuat daya beli masyarakat serta mempercepat pembangunan infrastruktur di wilayah. Kegiatan ini dilaksanakan di RT 50 RW 08 Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede, dan secara resmi dimulai pada Senin (19/5).

Sekretaris Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta adalah Gunawan Adhi Putra menyampaikan bahwa padat karya merupakan bentuk kerja bersama yang melibatkan langsung masyarakat. Melalui program ini, proyek pembangunan tidak hanya menghasilkan infrastruktur fisik, tetapi juga berdampak pada pemberdayaan ekonomi warga.

“Padat karya ini adalah kerja bareng, ada karya nyata yang dihasilkan, dan hasilnya berkualitas serta membawa manfaat bagi kita semua,” ungkap Gunawan saat membuka kegiatan.

Dalam program kali ini, masyarakat membangun talud sungai sepanjang 19 meter dengan tinggi 3,5 meter. Proyek dikerjakan selama 30 hari kerja, dengan hari Minggu dan tanggal merah sebagai hari libur. Sebanyak 50 warga dilibatkan dalam pelaksanaan proyek, yang dijadwalkan selesai pada 24 Juni mendatang.

 

Penyerahan alat kerja secara simbolis dimulainya padat karya di RT 50 RW 8 Rejowinangun Kotagede

 

Gunawan menekankan bahwa program ini menjadi bukti nyata bagaimana APBD bisa langsung dinikmati oleh masyarakat dan bersentuhan langsung dengan kebutuhan mereka.

Pihaknya juga mengajak seluruh warga untuk menjaga dan merawat hasil pembangunan ini. Menurutnya, sebelum proyek ini disetujui, dibutuhkan perjuangan panjang mulai dari tingkat kelurahan hingga ke kota. Karena itu, hasilnya harus dijaga bersama-sama sebagai bentuk tanggung jawab kolektif.

“Ini karya dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Maka, setelah selesai nanti, mari kita jaga bersama-sama,” katanya.

Gunawan menambahkan bahwa proyek padat karya tidak hanya memberikan pendapatan langsung, tetapi juga menumbuhkan semangat gotong royong dan rasa memiliki terhadap pembangunan lingkungan. Dengan melibatkan masyarakat, program ini diharapkan mampu menekan angka pengangguran dan kemiskinan, khususnya di wilayah Rejowinangun.

“Semoga apa yang kita bangun bersama ini bisa benar-benar dimanfaatkan oleh warga sekitar. Mari kita sengkuyung menyukseskan proyek ini dengan semangat kebersamaan,” pungkasnya.

 

Dukungan atas program ini datang dari masyarakat setempat, salah satunya Edy Subanto. Ia mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan pembangunan talud sungai yang sangat dibutuhkan oleh warga karena kondisi wilayah yang rawan longsor.

“Kami sebagai masyarakat tentunya sangat senang sekali dengan adanya bantuan dari Dinas Sosial dan Transmigrasi. Di wilayah kami ini, bahaya longsor sangat mengintai setiap kali hujan turun. Talud ini benar-benar kami butuhkan,” ujarnya.

Tak hanya itu, Edy juga senang karena proyek ini melibatkan masyarakat sekitar lokasi talud. Menurutnya, selama ini banyak masyarakat yang masih bekerja serabutan, kini mendapat kesempatan untuk ikut serta dalam pembangunan.

“Masyarakat di sini kebanyakan pekerjaannya serabutan, ada yang dagang keliling, kerja bangunan, atau titip jualan kecil-kecilan. Tapi dengan adanya proyek ini, sebagian bisa ikut bekerja dan mendapatkan tambahan penghasilan,” tambahnya.